Mimpi Berulang ✅

3.4K 190 4
                                    

".... sebentar lagi kita akan bersatu." senyumnya melebar, gadis itu tersenyum bahagia diiringi jingkrak kecil.

○○○

San terbangun. Napasnya terengah, dadanya naik-turun tidak beraturan. Ia menatap sekeliling kamarnya dengan gerakan bola mata yang cepat berpindah seperti seseorang tengah waspada akan sesuatu hal tapi dalam sorot matanya tidak ada cahaya, hanya kekosongan. Dirinya seperti gadis linglung. San memang terbangun dari tidurnya namun pikirannya masih berkelana jauh, mencoba menerka setiap adegan di dalam mimpinya yang akhir-akhir ini selalu datang setiap waktu.

Ini sudah ke-delapan kalinya San bermimpi seperti itu. Selalu sama, selalu menampilkan gadis kecil dengan sepasang mata biru cerah. Anehnya sebelum dia bermimpi tentangnya, Robinson dengan usianya yang masih muda muncul paling awal bersama seorang wanita yang dia panggil 'Ratuku' ketika disekeliling tempatnya sedang terjadi kekacauan. Wanita itu ironisnya selalu dalam kondisi sekarat, terluka parah dibagian perut. Mungkin sebelumnya dia telah ditikam oleh benda tajam.

Benar-benar aneh.

Pertanyaan terus bermunculan tanpa henti ketika pintu kamar dibuka lebar. Seseorang menyapanya, "Selamat pagi, putriku." gadis yang disapa tidak menyahut, membuatnya tersenyum kecil lalu mendekat, mengusap puncak kepalanya. Disaat itulah San tersadar.

"Ada apa?." tanya Elfansya dengan nada menenangkan, memberikan rasa hangat yang nyaman. San menggeleng, "Kamu bermimpi buruk lagi?."

Ya, harus bagaimana jika memang ia memimpikan mimpi yang sama setiap kali terbangun di pagi hari. San sebenarnya tidak mau lagi memberitahu Elfan tapi ibunya itu sudah lebih dulu tau. Ia hanya tidak ingin membuatnya cemas karena hal sama setiap kali bertanya. Elfan menggeleng pelan kemudian menarik tubuh putrinya ke dalam pelukan, "Tidak akan ada hal buruk kedua kalinya yang akan menimpa putriku. Semua itu hanyalah bunga tidur sayang jadi jangan takut." bisiknya. San mengangguk lemah.

Detik berganti menit. Elfan pergi meninggalkannya sendirian saat dilihatnya semua kembali normal. Sebelum benar-benar pergi, dia meminta San untuk segera menuntaskan rutinitas paginya sebelum kegiatan mempersiapkan sarapan selesai di meja makan serta mengingatkan agar tidak sampai terlambat karena hari ini mereka sedang kedatangan tamu penting.

"Astaga!," pekik gadis yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi. Untung saja San tidak dalam kondisi tanpa busana. Gadis itu berlari menghampiri, meniti tampilannya lalu berdecak. "Lihat dirimu--" Pey menunjuk bajunya, "Apa ini? ya Tuhan, ini mau kamu pakai untuk acara sarapan bersama dengan para pangeran. Kamu bercanda ya?."

Gadis itu berkedip dua kali. Memang ada yang salah dengan bajunya?

"Memang tidak boleh kalau aku pakai baju ini?."

Pey menepuk dahinya. "Boleh saja asal tidak bertemu dengan tamu penting ayahmu. Kamu pikir ini lelucon?." karena tidak tahan, Pey akhirnya mengambil alih. Membuka lemari lebar-lebar lalu memilihkan baju yang cocok. Masak iya gadis yang selalu dia panggil Owy itu memakai baju sederhana yang cocok digunakan untuk pergi ke pasar? kan repot, mau ditaruh mana muka ayahnya nanti. San memang putri raja tapi ke-putrian-nya belum seratus persen tumbuh di dalam diri gadis itu karena memang sejak kecil dirinya tinggal dilingkungan rakyat jelata jadi wajar saja.

"Kamu serius aku harus pakai baju ini?." San mengerutkan keningnya, "Bukankah ini terlalu mewah?."

"Sudah pakai saja."

"Tapi--"

"Jangan protes tuan putri, lakukan saja apa yang penasehat katakan." Pey memberi senyuman ala pelayan profesional kerajaan, dia juga sempat membungkuk sebentar.

San Hugward ✔ [Tersedia di Google Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang