Awal Segalanya ✅

1.9K 166 21
                                    

"MINGGIR!" pekik Lucas ketika beberapa pelayan memblock jalannya, dia memecah jalan sekaligus membuat orang-orang yang melihatnya langsung panik saat mengenali siapa gadis yang kini bersamanya.

"TOLONG MINGGIR, SAYA BUTUH JALAN MENUJU ISTANA." katanya memecah keheningan.

San masih berada di dekapan tanpa sadarkan diri. Gadis itu kehilangan kesadaran sesaat Lucas menemukannya di taman belakang.

Sebelum mereka bertanya-tanya kenapa lelaki itu bisa berada disana, Lucas akan menjelaskan sedikit. Beberapa hari lalu sekitar tiga harian, dia berbicara pada Jordan, menyampaikan niatnya untuk meninggalkan Winston seminggu kedepan. Awalnya Jordan menolak, memintanya untuk berhenti melakukan hobi mengelilingi tempat-tempat asing. Dia sudah menanggung tanggung jawab besar di kerajaan mengingat usianya telah lebih dari cukup, duapuluh dua tahun, bukan lagi seperti usia remaja yang masih labil dan suka mencari jati diri dengan cara berkelana sampai berhari-hari. Jordan sudah tua, memimpin kerajaan seorang diri membuatnya merasa tidak sanggup. Tetapi Lucas tidak menyerah, memohon dan meyakinkan ayahnya sampai pria itu menyerah. Hanya satu syarat sebelum mengiyakan, jangan lama-lama, katanya. Jelas ini diterima dengan senang hati.

Lucas menunggang kuda selama dua hari setengah, siangnya baru sampai di desa kerajaan Alltar. Sebelum tiba disana, dia sempat mampir di desa Agor untuk menemui sahabat lamanya. Desanya terletak di kerajaan Drafted, tepat di sebelah kerajaan Winston, agak menyerong sedikit jika dilihat dari peta lalu sebelahnya persis adalah wilayah perbatasan Alltar. Dalam setengah hari ketika tiba, Lucas habiskan untuk berisirahat, baru pagi esoknya dia mulai mengunjungi beberapa tempat seperti pasar dan pinggiran hutan Darkford hingga tanpa sengaja melihat gumpalan awan misterius. Sebenarnya tujuan Lucas menyambangi pinggiran hutan Darkford adalah untuk mengingat bagaimana mereka bertemu pertama kali, bertemu dengan San. Siapa lagi kalau bukan gadis itu.

Begitulah sedikit ceritanya.

Dari kejauhan Pey melihat sosok yang ia cari-cari sejak tadi. Matanya membulat, tidak percaya saat melihat apa yang ada di dekapan laki-laki itu. Ekspresi keterkejutannya tidak jauh berbeda dengan para pelayan yang hilir mudik. Pey menghampiri sambil berseru panik, "Kenapa dengannya?" gadis itu sampai mencincing roknya yang panjang hanya agar bisa berlari menyusul tubuh Lucas.

"Nanti biar saya jelaskan! sekarang tolong beritahu dimana saya bisa membawanya dan panggil tabib sesegera mungkin."

Pey mengangguk samar, paham dengan situasi penting diantara mereka. Dia menghampiri salah satu pelayan, memintanya untuk memanggilkan tabib kerajaan. Selesai dengan tabib, gadis itu menuntun terus Lucas menuju kamar San.

"Tubuhnya semakin dingin." ujar lelaki itu saat sudah menidurkan tubuh San diatas kasur.

Pintu kamar dikuak lebar, Elfan bersama tabib dan beberapa pelayan masuk bersamaan. Wajah wanita itu pucat pasi menatap tubuh putrinya tapi ia tidak banyak bicara karena mungkin saja sebelum tiba disana Elfan sudah mendapat penjelasan sedikit dari pelayan. Dia juga sempat menatap Lucas, tatapan yang menyiratkan banyak pertanyaan seputar kejadian yang menimpa putrinya dan berterima kasih sudah menemukan putrinya sekaligus juga bertanya-tanya kenapa dia bisa sampai di kerajaannya. Tapi semua itu tidak lebih penting sekarang.

Tabib kerajaan maju ke depan, menyentuh kening San yang dingin lalu bergerak turun pada nadinya yang berdetak lemah. Dia kemudian menggeleng, "Sejak kapan kamu menemukannya seperti ini?" suara tabib tua itu bergetar, berbicara dengan Lucas yang tanpa sengaja menemukannya di taman belakang. Kedua wanita di samping ranjang menatap risau.

"Sekitar setengah jam yang lalu," jelas Lucas seadanya, "......tanpa sengaja." imbuhnya kemudian.

"Aneh," satu kata yang membuat ketiga orang menatap tabib secara berbarengan, "Gejalanya seperti hypotermia tapi aku belum pernah menemukan yang sampai seperti ini. Tubuhnya sedingin es meski kulitnya tidak berubah membiru. Jika seperti ini seharusnya aliran darah tidak berjalan normal tapi setelah dicek, semuanya baik. Hanya napasnya yang terganggu, tidak teratur. Bukankah ini aneh? Apa kemungkinan dia mempunyai riwayat penyakit keturunan?"

Hati Elfan mencelos usai mendengarkan penjelasan, untuk kedua kalinya putrinya hampir direnggut dari semesta. Tetapi pertanyaan terakhir dari tabib ditolak mentah, Elfan yakin jika San tidak mempunyai penyakit keturan karena selama ini ia belum menemukan masalah serius atau tanda-tanda penyakit turun-temurun ada di dalam diri putrinya tadi, dia menggeleng mantap, menentang, lagian akhir-akhir ini kondisinya juga sehat-sehat, "Tidak, putriku tidak mempunyai penyakit keturunan. Saya yakin sekali."

Tabib itu mengangguk, mencatat sesuatu di buku usang yang ia bawa bersama, "Baiklah, aku pastikan dia baik-baik saja. Jangan khawatir, sebentar lagi putri San akan sadar tapi pastikan jika dia meminum ramuan yang akan aku buatkan setelah tiba di ruang kerjaku. Ambillah satu jam setelah aku kembali dan berikan kepadanya."

"Maaf jika boleh saya bertanya," Lucas bertanya, tabib menoleh, "Sebelum putri tak sadarkan diri, saya melihat dia seperti kesulitan bernapas. Apa itu salah satu gejalanya?"

"Kemungkinan besar iya tapi aku tidak bisa menjelaskan secara pasti. Anggap saja putri syok sampai membuatnya kesulitan bernapas. Setidaknya sekarang dia baik-baik saja."

Lucas mendengus tanpa sadar, Penjelasan macam apa itu? menyebalkan, gerutunya dalam hati saat menerima penjelasan yang tidak memuaskan. Dia pikir tabib ini sangat cerdas ternyata sama saja, mengecewakan.

Ketegangan mengendor, tabib pergi ditemani oleh pelayan yang ikut tiba bersamanya. Lima menit berlalu kemudian Hugward bersama Azle tiba di kamar putrinya. Wajah pria itu jelas terlihat cemas sampai tidak menyadari kehadiran seseorang yang kini berada di tengah-tengah mereka.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" katanya panik saat menemukan tubuh San berbaring tak bergerak diatas kasur, "Bukankah kejadian ini tidak akan terulang lagi untuk kedua kalinya? Robinson menyakinkanku jika dia tidak akan datang, dia telah dipenjarakan di dasar lembah kematian seumur hidup. Dia tidak akan bisa menyakiti putri kita lagi." Hugward lepas kendali, emosinya membuat pikirannya kalut.

"Tenanglah aku mohon," Elfan berkata lirih menenangkan, ia menyentuh lengan suaminya yang kini menjambak rambutnya sendiri. "Dia baik-baik saja." Mendengar itu Hugward mulai terkendali. Berangsur pasti kembali tenang, tidak meletup-letup emosinya.

"Kedua kalinya?" suara Lucas membuat Hugward menoleh. Selama itu dia tidak menyadari keberadaannya.

"Lucas," Hugward mengerjap, menyeka air mata yang keluar dari kelopak mata, "Kapan kamu tiba disini?"

Lelaki itu terlihat berpikir, mengingat kapan dirinya tiba, "Sejak beberapa jam sebelum putri pingsan."

"Dia yang membawanya kemari." Hugward menoleh, Elfan menjelaskan sedikit kenapa Lucas berada bersama mereka di kamar San.

"Saya tidak mengerti maksud tentang kedua kalinya, Robinson... dan dia yang dipenjarakan dalam dasar lembah kematian. Apa yang sebenarnya terjadi selama ini?"

Hugward dan Elfan saling berpandangan. Di belakang mereka, Pey dan Azle diam mendengarkan tanpa mengusik. Kedua orang tua itu bergelut dalam batin, berdebat harus bagaimana. Haruskan mereka menceritakan garis besar dari kejadian yang tidak seharusnya ditarik kepermukaan? tapi Lucas terlihat peduli dengan putri mereka. Akhirnya melalui isyarat mata, Elfan mengangguk, menyetujui keputusan suaminya.

Barulah Hugward berbicara
"Ini semua tentang masa lalu pahit keluarga kami." Saat itulah Hugward mulai bercerita panjang menjelaskan segalanya kepada lelaki yang entah sejak kapan diberikan kepercayaan besar darinya. Ini adalah pertama kalinya pria itu menceritakan masa lalu kepada orang lain di luar keluarga kerajaan. Naluri di dalam dirinya merasa yakin jika dia tidak salah memilih orang yang tepat.

Semua berawal dari situ, awal yang sesungguhnya. Awal dimana hubungan mereka terjalin satu sama lain.

San Hugward ✔ [Tersedia di Google Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang