Rencana ✅

1.1K 97 3
                                    

Derap suara kaki yang begitu banyak dari arah luar kamar membuat semua orang yang tadinya damai menikmati kehangatan kebersamaan di kamar itu menoleh ke arah pintu dengan bertanya-tanya siapakah yang datang kali ini. Suara kaki dari luar terkesan seperti segerombolan musuh yang ingin melakukan keroyokan pada mangsanya. Namun tak selang lama, sosok Hugward diikuti orang-orang yang San kenali muncul dari balik pintu, menguak pintunya kasar, lalu memasuki kamar dengan perasaan bermacam hal. Dari sekian banyak, ada satu yang tidak ia ketahui, laki-laki asing dengan wajah familiar.

"Sayangku," Hugward menghambur, meraih pundak gadis itu, memeluknya erat sekali, "Maafkan ayah karena tidak tau jika kamu seperti ini."

San bergerak kecil di dalam pelukannya, "Ayah, tidak apa-apa." katanya.

"Sayang putrimu kehabisan napas jika pelukanmu terlalu kencang." Elfan yang ada di sampingnya menyela memberi tau.

Hugward langsung melepaskan pelukannya. Dia tidak sadar jika pelukan itu terlalu erat, rasa khawatirnya yang menjadikannya seperti ini.

"Maaf," Dia mengelus surainya lembut. "Setelah melihatmu baik-baik saja, ayah lega sekali. Semoga ini yang terakhir." entah sudah berapa kali dia mengatakan itu, Hugward menyelipkan sejumput rambut panjangnya ke belakang telinga dengan penuh sayang. "Oh iya, kita kedatangan tamu dari kerajaan Winston, perkenalkan raja Jordan, teman baik ayah sekaligus ayah dari pangeran Lucas."

Pantas kenapa wajah pria paruh baya itu terlihat familiar karena dia adalah ayah Lucas. Elfan berdiri dari ranjang putrinya untuk berjabat tangan memberikan sambutan resmi yang sebenarnya tidak begitu resmi juga. Setelah ibunya, San hendak berdiri namun Jordan lebih dulu melarang. Laki-laki itu menghampiri, memandang San, mencermatinya dengan seulas senyum hangat.

Cantik dan lemah lembut, tidak heran jika putranya sampai jatuh cinta.

"Selamat datang di istana Alltar raja Jordan. Senang bertemu denganmu." sambut San.

"Jangan panggil saya raja Jordan anakku, panggil ayah saja seperti kamu memanggil ayahmu. Saya akan lebih senang jika kamu memanggilnya begitu. Dan senang bertemu denganmu juga. Kamu sangat cantik seperti apa yang putraku katakan." Lucas langsung tersedak, terbatuk mendengar penjelasan ayahnya. Hugward tertawa kecil sedang semua orang bingung. Ada sinyal-sinyal tersembunyi yang tidak diketahui oleh banyak orang.

"I-iya."

Suasana entah menjadi canggung. Semua orang terdiam beberapa saat.

San mengedarkan pandangannya, menyapu orang-orang dan mencari dua sosok saudara kembar apakah sudah ada ataukah masih harus dicari lagi keberadaan mereka. Namun dari apa yang dilihat, Alex serta Alexa sudah berdiri di samping Pey sambil menatapnya lurus seperti meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Ayah," kedua sosok yang ingin dipanggil ayah menoleh, San meringis canggung lagi mengetahui jika Jordan memang benar-benar ingin dipanggil ayah olehnya tetapi kali ini ia memanggil ayahnya sendiri, Hugward. "Bisakah aku sendirian disini bertiga bersama Alex dan Alexa? aku ingin membicarakan sesuatu bersamanya."

Hugward tidak langsung menjawab, dia menatap mereka bertiga secara bergantian.

"Apa ayah dan bundamu tidak boleh tau?"

"Maaf ayah, nanti akan aku ceritakan. Tapi untuk sekarang biarkan kami bertiga saja."

"Baiklah." Hugward mengangguk kecil. Mungkin putrinya berpikir jika itu yang terbaik. "Pelayan, siapkan jamuan!" katanya memerintah, "Mari kita ke ruang makan." tuntasnya mengajak semua orang.

San Hugward ✔ [Tersedia di Google Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang