Cahaya Musim Semi III (Menghilang) ✅

1K 97 4
                                    

Riuh rendah gema suara para masyarakat yang berada di area bazar festival musim semi terdengar dari kejauhan, suara bisingnya tidak menghilangkan ngiang di kepala San tentang apa yang dikatakan oleh Lucas beberapa menit lalu.

"Kamu lebih indah dari keindahan musim semi."

Kamu

Kamu

Lebih indah

Gadis itu menutup telinganya sambil terus berjalan menyusuri jalanan desa, menggelengkan kepala berapa kali. Lima anak kecil yang kebetulan berada di jalan tempatnya melintas hanya memandangnya aneh.

Sebelum ia bertemu dengan Lucas di tempat itu, San masih berbincang bersama penjual gelang, beramah-tamah sambil membicarakan acara nanti malam, lampion warna-warni. Mereka asik mengobrol lalu datang seorang pria berusia sekitar enampuluh tahunan memakai peci bundar yang terbuat dari anyaman, San menebak jika pria itu adalah seorang petani, dilihat dari bentuk khas topinya.

"Selamat datang, silahkan lihat-lihat barang kali ada yang cocok." kata penjual gelang yang tadi mengobrol dengannya.

"Apa anda punya gelang berwarna kuning? apa saja asalkan warnanya kuning." balasnya.

"Ada, seperti ini?" sebuah gelang berwarna kuning disodorkan, ada beberapa buah tetapi hanya satu yang dipilih oleh petani tadi, "Untuk putri anda?"

"Iya, putriku sedang berulang tahun hari ini dan menyukai warna kuning."

"Wah benarkah, selamat ulang tahun untuk putri anda."

"Terima kasih."

"Salam untuk putri anda, selamat ulang tahun" San ikut memberi selamat.

Pria itu membulatkan matanya sebentar, terkejut karena gadis di hadapannya adalah putri Alltar lantas tersenyum hangat dan memberikan salam, "Terima kasih banyak." Ia menerima bungkusan kecil isi gelang yang tadi dibelinya, lalu hendak pergi tetapi tidak jadi karena San menahannya.

"Tolong bungkuskan gelang yang ini juga."

Kedua orang tadi memandangnya bersamaan, hanya sebentar tetapi kompak. Selang seper menit bungkusan diterima oleh San kemudian disodorkan kepada petani yang masih terdiam sesuai perintahnya, "Ini untuk putri anda, hadiah ulang tahun dari saya."

Petani itu diam sesaat, berkaca-kaca. Terharu.

"I-ini untuk putriku?"

San mengganguk diiringi senyuman.

"Terima kasih banyak."

"Sama-sama."

Air mata haru menetes di pipinya, "Putriku pasti sangat senang menerimanya."

"Saya harap begitu. Saya harus pergi." kata San sebelum dirinya berganti ditahan oleh pertanyaan dari Petani.

"Anda mau kemana putri?"

"Ah saya mau mencari seseorang."

"Laki-laki?"

San mengangkat alisnya, sedikit terkejut, "Iya saya sedang mencari seorang laki-laki muda, bagaimana anda tau?"

"Hanya menebak," dia meringis, "Karena tadi saya lihat ada anak muda yang duduk sendirian di pinggiran ladang. Saya belum pernah bertemu, apalagi melihatnya di daerah sini."

"Benarkah? ada disebelah mana?"

"Disana." Petani itu menunjuk jalan menuju ladang. Disebelah kiri luar area bazar musim semi.

"Terima kasih banyak sudah memberitahu saya. Saya harus cepat-cepat, sampai jumpa dilain waktu." San pergi dengan gembira meninggalkan penjual gelang dan petani tua menuju tempat yang telah diberitahukan. Begitulah singkat cerita bagaimana ia bisa bertemu dengan Lucas hingga berakhir seperti ini.

"Darimana sayang?" Elfan bertanya saat dia baru saja tiba di istana.

"Dari bazar." balas San cepat sambil terus berjalan menuju kamarnya. Ini membuat Elfan bertanya-tanya karena dia terlihat agak aneh. Namun wanita itu tidak ambil pusing dan memilih untuk menjalankan tugasnya lagi yang masih menumpuk.

Beberapa menit melintasi ruang-ruang istana, San sampai di kamarnya. Sesampainya disana, detak jantung gadis itu masih belum kunjung mereda. Suhu ruangan semakin panas ketika ingatan-ingatan bersama Lucas di ladang tiba-tiba memutar otomatis tanpa diminta.

San menggeleng, mencoba menepis. Mengelak semampunya agar kata yang masih bersemayam dan gambaran Lucas tersenyum segera menghilang. Tapi naas, bukannya menghilang malah semakin jelas.

Gadis itu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Berguling-guling kesana-kemari. Lalu ia meraih bantalnya yang kemudian seluruh mukanya ditutupi dengan bantal itu.

"Ini gilaaa!" San berteriak diantara bantal yang masih menempel di wajah, lalu bangun, "Apa aku harus tanya pada Pey?" gadis itu tiba-tiba menggeleng cepat, "Ah tidak-tidak! bukannya memberi solusi, yang ada dia malah mengejekku."

Menghempaskan lagi tubuhnya diatas kasur.

"Lucas sebenarnya apa yang sudah kamu perbuat kepadaku?"

Permainan hati memang membingungkan. Terkadang sampai membuat seseorang lupa dengan keadaan sekitar. Seperti saat ini, San masih bergelut dengan perasaan yang bergejolak di dalam hatinya akibat laki-laki itu tanpa dia sadari matanya perlahan berubah warna semakin cerah dan kentara.

Beberapa waktu lalu, kristal bening itu sempat disinggung oleh sahabatnya, katanya berganti warna meski dia tidak yakin. Namun sekarang, pergantian warna hijau ke biru cerah dan hampir keabuan mulai mengkilatkan cahayanya pertanda bahwa warna itu telah dominan. Gadis itu tidak tau sama sekali jika warna matanya telah berganti karena memang tidak menimbulkan reaksi apa-apa saat proses tersebut. Hingga suasana kamarnya tiba-tiba berubah sedikit aneh.

San merasa tidak nyaman. Udara yang menyelubungi kamar terasa pengap. Seakan yang mengisi ruangan itu hanyalah karbondioksida. Sinar matahari dari luar meredup, meninggalkan gelap keabuan yang aneh di dalam kamar. Ia bangkit dari posisinya, menatap sekitar ruangan kamar dengan seksama. Perlahan insting gadis itu mulai mengatakan jika dia harus pergi dari tempat itu sesegera mungkin.

Dan benar akhirnya San memilih pergi dari kamarnya dengan bola mata yang berbeda warna.

Ya memang seharusnya begitu.

_________________________________________

Hi
Balik lagi aku
Sori baru update, baru kelar masalah kkn soalnya
.
.
.
.

Hmm sejujurnya aku baru update karena lagi kena writers block aka males sih wkwk abis sebulan gak nulis jadi kebawa gitu

Oiya ceritanya yg diatas cmn dikit dan kayaknya rada gak nyambung, iya gak sih? Komen yak kalau menurut kalian juga gitu, aku pengen tau, apa cmn perasaanku aja atau emang bener gak nyambung hadeeh

Udah ah
Eh nggak deng

Satu lagi deh, aku kemarin kan bilang kalau selama sebulan pas kkn bakal susah sinyal dan gak bisa update cerita, eh ternyata dongssss di tempat aku sebelah rumah yg tak tinggali ada tower telkomselnya wkwk masa sinyal 4G selaluw kalah sama di rumah aku, kan jadi salah besar aku ngomong gaada sinyal 🤣🤣
Tapi tapi akhirnya ttp gak bisa update dan bikin cerita karena sibuk ngurusin ini itu (pas pagi) malemnya evaluasi, pulang" dari baledesa sekitar jm 11 terus capek yaudah tidur gak nulis lagi, gitu terus. Mana adem pisan, adem banget disana ciyus

Yah begitulah singkat cerita yg pada akhirnya aku baru bisa up cerita sekarang 😁😁

Ini beneran udah

Yah selamat malam kalau gitu dan jangan lupa kasih bintang kejora 😁
Seeyaa

San Hugward ✔ [Tersedia di Google Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang