Cahaya Musim Semi ✅

1.1K 99 2
                                    

Dress klasik santai berwarna merah tua yang panjangnya sebatas mata kaki terlihat anggun ketika dipakai oleh sang pemilik. Rambutnya dibiarkan tergerai panjang, sesekali dimainkan oleh hembusan angin musim semi. San duduk sendirian menikmati gemercik air di kolam belakang, tempat dimana ia pertama kali pingsan.

Dia tidak takut berada disana karena sejujurnya gadis itu tidak mengingatnya lagi.

Salju telah menghilang, berganti dengan mekaran bunga-bunga disepanjang taman, jalan, pepohonan, semua tempat seakan ditumbuhi oleh benda warna-warni berbau harum itu. Semerbak wanginya menyemangatkan orang-orang yang berlalu lalang untuk menyambut festival bunga di musim semi.

"Kau sendirian." San menoleh mendapati Alex berjalan ke arahnya.

"Seperti yang kamu lihat." balasnya, dia masih memainkan air kolam yang dijatuhi oleh kelopak-kelopak bunga.

Alex duduk di dekat gadis itu, ikut memainkan air. Dia masih mengingat tentang apa yang dikatakan oleh dua ekor kunang-kunang di atap menara, tentang pertemuan yang terjadi diantara San dan ras beruang yang katanya sudah saling bertemu. Yang menjadi pertanyaan sampai saat ini, dimana dan bagaimana mereka bertemu?

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

San mengalihkan pandangannya dari air kolam, "Soal?"

Lelaki itu terlihat berpikir, lama kemudian, "Tidak jadi." katanya yang berhasil membuat San menyentakkan kepala.

"Bilang saja jika memang ada yang ingin kamu katakan. Aku akan mendengarkan."

Alex terdiam cukup lama. Taman belakang lenggang sampai lelaki itu berhasil meyakinkan dirinya untuk bertanya kepastian pertemuan keduanya. Ya, Alex diam karena dia bingung apakah perkataan kunang-kunang itu dapat dipercaya atau tidak, dia takut jika mereka ternyata mempermainkan dirinya dengan berpura-pura mengatakan hal yang misterius dan penuh teka-teki terkait sakit serta kejadian magis yang dialami oleh San selama ini.

"Kau sering pingsan. Tidak bangun berhari-hari. Apa ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahua--"

"Kenapa sih semua orang bilang kalau aku pingsan." selanya sebelum perkataan Alex selesai, gadis itu cemberut.

Alex tercenung.

"Aku tidak pingsan. Aku hanya tidur tapi setiap kali terbangun entah kenapa semuanya ada disana." lagi ia berkata seakan-akan tidak ada yang terjadi kepadanya.

"Kau tidak ingat?"

"Ingat apa?"

"Api magis yang hampir membakarmu, membakar tembok istana dan Lucas juga, kau tidak mengingatnya?"

"Kamu serius?," San bangkit, dia terkejut, "Bagaimana keadaannya sekarang. Apa dia baik-baik saja?"

Ini tidak beres!

Lelaki itu terdiam lagi. Tidak ada kalimat yang bisa ia ucapkan saat tau jika semua yang telah terjadi selama ini berhasil hilang dari ingatan gadis itu.

"Aku perlu melihat Lucas, kamu mau ikut?"

"Tidak. Aku masih ingin disini." katanya. Alex memiliki banyak pikiran sekarang.

"Yasudah aku pergi dulu." katanya yang dibalas anggukan.

Sadarlah San! kau berada dibawah pengaruh kekuatan yang tidak biasa. Batin Alex ketika gadis itu pergi meninggalkannya sendiri.

○○○

Lucas tidak ada di kamarnya. Beberapa pelayan juga mengatakan hal yang sama ketika dia bertanya.

San Hugward ✔ [Tersedia di Google Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang