Cahaya Musim Semi II ✅

1K 100 17
                                    

Semilir angin menerpa wajah, menyejukkan hati penikmat musim semi. Dedaunan dan bunga-bunga saling bergesekan seirama dengan laju angin yang membawanya menari.

Ladang bunga ada dimana-mana, termasuk di hati para manusia yang sedang jatuh cinta sampai semerbak harumnya menyengat hidung dan menggetarkan jiwa.

Hatinya tengah berbunga.
Merekah.
Tak terbendung karena harum bunga cinta terlalu kuat hingga tercium.

Arrgh!

Melo sekali Lucas hari ini. Dia menarik rambutnya frustasi. Wajahnya memerah, tangannya menempel di dada, merasakan detak tak beraturan. Rasanya Lucas ingin menghilang dari bumi jika debaran itu tak kunjung pergi.

Angin lagi-lagi menggodanya.

"Warna kristalnya sangat cocok jika anda memberikannya pada kekasih anda tuan. Aku jamin dia pasti senang."

Lucas kemudian merogoh benda apik di dalam sakunya. Mengeluarkan sebuah kalung indah yang ia beli dari penjual bazar musim semi. Perkataan penjual kalung masih terngiang jelas.

Kekasih katanya.
Kekasih apa, Lucas tidak punya kekasih. Menyebalkan!

Kalung itu ia masukkan kembali ke dalam saku. Belum apa-apa nyalinya sudah menciut, padahal hanya akan memberikan benda tersebut dan bukan untuk melamar gadis itu sebagai istrinya. Dia menghela napas panjang sembari memandang hamparan bunga warna-warni yang tak henti memanjakan mata. Ah andai saja San ada disini bersamanya pasti rasanya akan menyenangkan. Tuhan, tolong hadirkan gadis itu sekarang juga. Dan...

"Lucas," suara itu, dia terbelalak, "Benar Lucaskan?" ulangnya meyakinkan. Dahi orang yang dipanggil barusan mengerut seketika.

Tuhan secepat inikah?

Benar, memang benar. Gadis itu datang kesini sesuai apa yang ia harapkan.

"Aku sudah mencarimu kemana-mana. Ternyata kamu ada disini. Syukurlah, akhirnya aku bisa menemukanmu juga." dia tertawa riang. Bahkan suara tawanya lebih indah dari bunga-bunga.

"Kamu mencariku?" Lucas mengerjap. Apa benar, selama inikan gadis itu selalu berusaha menghindar karena malu saat bertemu dengannya, dan ini dia sendiri yang ingin bertemu langsung. Mencarinya lagi, sungguh sejarah baru yang patut diapresiasikan. Tapi apa iya sih?

"Aku khawatir." kata San yang sontak membuat jantung Lucas kembali berdetak abnormal. Dia mengatakannya dengan tersipu malu.

"Khawatir?"

"Alex bilang jika kamu terluka. Apa itu benar?"

Jadi dia sudah tau?

Reflek Lucas menarik lengan bajunya ke bawah. Menutupi goresan luka yang masih belum kering sempurna. Ia tidak ingin membuat gadis itu cemas karena melihatnya terluka seperti ini. Tapi apa benar dia sudah tau tentang kejadian beberapa hari yang lalu?, "Oh itu, hanya tergores sedikit kok. Kamu tidak perlu khawatir." Lucas meringis. Sejujurnya ketika dipandang semacam itu, ia tidak sampai hati berbohong. Rasa cemasnya memang tulus, tapi Lucas juga tidak ingin jika San akan sedih setelah melihat seberapa parah luka bekas percikan api yang menjalar di kulit.

San tidak bicara. Dia hanya menatap kosong tanah yang dipijakinya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Ngomong-ngomong bagaimana kamu tau kalau saya ada disini?"

"Entahlah... seorang petani.. yang memberi tahuku." lagi dia diam.

Lucas menghela napas, tidak tau harus bagaimana untuk mengembalikan suasana hatinya, "Saya punya sedikit komentar untuk musim semi." jujur ia tidak tau harus membahas apa agar suasana tak lagi runyam.

Gadis itu melirik dari sudut ekor matanya. Diam memperhatikan, secara diam-diam.

"Wahai musim semi saya pusing."

"Pusing? kenapa pusing, komentarmu aneh." nah benar, belum apa-apa ini sudah berhasil.

Lelaki itu tertawa, "Begitukah? Tapi saya belum selesai tuh."

"Aku kira sudah selesai."

"Tadi sayakan belum bilang selesai."

Mendengar itu San garuk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, "Iya memang sih. Oke lanjutkan."

"Sehabis saya berkomentar, musim semi bilang begini 'kenapa?' katanya, terus saya balas 'saya tidak bisa lihat banyak keindahan yang kamu suguhkan', lagi dia bilang 'kenapa?' dia penasaran, tapi setelahnya saya tidak berani bilang kepadanya lagi. Malu."

Gadis itu menautkan alisnya, "Kok malu?" dia kemudian bertopang dagu menghadap Lucas.

Lihatlah! siapa yang tidak jatuh hati melihat gadis semanis ini.

Aduh Lucas jadi gerogi.

"Memangnya tidak boleh kalau saya malu?"

"Kamukan laki-laki jadi seharusnya sih tidak atau mungkin jangan."

"Jadi saya harus bilang ke musim semi?"

"Iya dong! biar saya tidak bilang kalau komentarmu aneh."

"Begitu ya.... oke." Lucas memandangnya, ingin tertawa ketika ekspresi keingintahuan gadis itu terlihat menggemaskan.

San manggut-manggut, "Lanjutkan."

Lucas mengulangi, "Saya tidak bisa lihat banyak keindahan yang kamu suguhkan karena hanya satu, satu keindahan yang terus membuat saya buta dari keindahan lain..."

"Apa yang lebih indah dari musim semi?" gadis itu tidak bisa berhenti bertanya.

".......Kamu."

Bersamaan dengan itu terpaan angin membelai apa saja termasuk ranting-ranting diatas pohon, otomatis pergerakaannya membelah celah meloloskan sinar mentari hingga menyorot wajah laki-laki yang kini menatap gadis di sampingnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Cahaya musim semi mengilhami perkataan Lucas, alam mendukung seakan merestui jika rasa itu harusnya segera diutarakan.

"H-hah a-apa." San gagap tiba-tiba. Wajahnya merona. Dia mengerjap berkali-kali.

"Anehkan."

"T-tidak kok."

"Menurut saya itu agak a-neh." entah suasana menjadi sangat canggung dan panas.

"T-idak, tidak aneh kok. A-aku pergi dulu." San tidak sanggup lagi berlama-lamaan dengannya. Dia harus pergi jika tidak ingin pingsan dipelukan lelaki itu, ah rasanya gila. Beginikah cinta?

Tanpa sepatah jawaban San pergi meninggalkan Lucas dengan berjalan cepat menuju istana. Mereka sama-sama dilanda debaran gila sampai tidak tau harus melakukan apa yang benar.

Dewi Afrodit tolong selamatkan kedua anak muda itu dari kekakuan cinta pertama.

Semoga dia mendengarnya.

_________________________________________

A/N

Dewi Afrodit adalah dewi cinta dari mitologi yunani kuno

Habis part ini update bakal lebih lama lagi karena author mau KKN di daerah susah sinyal selama satu bulan, jadi lebih bersabarlah menunggu daku update yak 😁😁

Udah itu aja ANnya, see ya
Much love and dont forget to subscribe eh like deng
💖💖💖

San Hugward ✔ [Tersedia di Google Playstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang