Kakinya menapaki karpet tebal menuju sebuah ruangan. Aroma citrus menguar disegala penjuru menuju ruangan tersebut.
Mendorong sebuah troli berisi menu sarapan lengkap beserta tea set yang berjajar rapi, ia mengetuk pintu ruangan tersebut dengan lembut dan sopan.Between you, me and HIM
***
Ishikawa_Yuuri
PresentsSebuah suara terdengar saat pintu berukir bunga lotus berbahan jati itu terbuka perlahan. Lengan putih seputih salju itu terulur dengan sebuah senyum terukir tipis pada raut wajahnya yang terkesan kaku dan datar.
"Masuklah, terima kasih Hinata", ujar suara baritone itu dengan lembut seraya menggaruk tengkuknya dan berjalan mendahuluinya.
Hinata berjalan memasuki ruangan tersebut yang ternyata adalah kamar pribadi milik pria blonde kasar bersama kekasihnya yang sedingin es ini.
Pemandangan yang dihiasi beberapa barang yang berserakan dan bau aneh menyeruak masuk memasuki lubang hindungnya."Silahkan dinikmati, Sasuke-sama. Akan saya siapkan air hangatnya, dan membereskan kamar ini segera." Beberapa bulan tinggal di mansion ini membuatnya mulai terbiasa dengan logat pelayan dan kebiasaanya.
Mengingat pernikahannya dengan pria blonde itu hanyalah sandiwara, ia sudah cukup bersyukur diberikan peran seperti ini dan tunjangan untuk beasiswa perguruan tingginya kelak.
Sekalipun hanya menjadi pelayan, namun ia tak kehilangan kehormatannya dan keanggunannya sebagai wanita baik-baik.
"Biar aku mandi lebih dulu, akan ada rapat pagi ini. Dan biar ku siapkan sendiri. Kau bangunkan saja Naruto," ujar Sasuke sembari berjalan menuju kamar mandi.
Sedikit tercekat, ia berusaha menguatkan dirinya untuk bersiap menerima konsekuensi yang akan ia dapatkan jika berurusan dengan rubah sial yang masih mendengkur ini.
'Sial... kenapa harus aku?', inner Hinata.
Perlahan namun pasti, Hinata bergerak menghampiri ranjang berukuran king size dimana Naruto masih tertelungkup mendengkur halus dengan tenangnya.
"Ano.. Sumimasen.. Naruto-sama? B-bangunlah, ini sudah pagi..", suara lembutnya ia setarakan dengan sentuhan lembut pada bahu kekar telanjang milik pria blonde tersebut.
Melengguh.
Merasa risih dengan perlakuan selembut itu, kembali memejamkan matanya menyembunyikan safir biru lautnya kealam mimpi.
'Sialan! Bangun sih!? Nyebelin banget ih!!', inner Hinata makin kesal.
"Anoo, Naruto-sama? B-bangunlah~!", sedikit kuat, Hinata kembali mencoba membangunkan Naruto yang malah meringis nampak kesal.
Dengan sekali gerakan, lengan tan besar itu melayang menarik lengan Hinata yang menyentuh bahunya barusan.
"Kyaah!!", sangat terkejut bukan main, sekarang wajah mereka berhadapan sangat dekat.
Terjatuh diatas ranjang empuk itu membuatnya tertegun menatap wajah tampan milik pria blonde tersebut yang masih saja menyembunyikan netra sebiru lautnya itu.
"Urusai... berisik sekali lagi akan ku patahkan kaki mu..", desis Naruto sembari membuka satu matanya menatap datar wajah dihadapannya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between you, me and HIM
FanfictionMenyenangkan ya rasanya? kalau kebeneran kalian dijodohin sama ortu kalian dan pas dengan selera kalian sebagai wanita. Tampan, Kaya, Sixpack dan proporsional di segi fisik. Tapi pernah gak terpikirkan oleh kalian atau seenggaknya terlintas gitu dip...