The One and Only

432 66 9
                                    

[Disarankan untuk sembari memutar lagu saat membaca chap ini]

***
Ishikawa Kaito
Presents
**
Between, You, Me,
And Him
***

Jemari lentik jenjang miliknya membuka kap penutup tuts piano dengan lembut. Alunan sebuah irama mengalir memenuhi setiap lekuk isi ruangan berarsitektur victorian dalam mansion yang ia tempati kini.

Memainkan tiap bait chord piano yang ia ingat urutan demi urutannya, mengembalikan ingatannya pada masa SMA dulu.

Senyumnya mengembang, mengingat betapa dingin dan pahitnya kisah cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan. Mengingat betapa polos dirinya dulu karena mendapatkan cinta pertama yang amat sangat tak pantas untuk dirinya.

“Toki” to iu teki wa boku ni wa totemo

Tak terasa setetes buliran bening mengalir melaju lelan dari mata bulat seindah mutiara ungu itu melewati pipinya menuju dagu.

Tak berhenti memainkan lagu itu, ia melanjutkan nyanyian lirik lagu dari band V-kei ternama jepang itu.

Tsuyosugite kokoro no sukima nozoki kondekita
**
Wasurerarenai [ano hito] [ano toki]
**
Boku no omoi dake de [subete] wo nuritsubusenai no?

Suara lembut itu terdengar mulai terisak disela nyanyian yang ia dengungkan.

"S-senpai!! D-daisuki desu!!".

"Maaf. Kau bukan tipe ku, dan lagi aku sudah punya pacar. Jadi maaf ya!".

Senyuman yang ia berikan seiring langkah kakinya yang berjalan menjauh meninggalkan Hinata yang masih diam ditempatnya semula kini mulai menunduk.

Amplop surat berwarna ungu muda itu diremasnya pelan. Dihujami rintikan tetesan air yang semula sedikit hingga menjadi deras.

Hujan membantunya mengusap air matanya yang jatuh menetes keatas secarik kertas yang ia genggam erat.

Kembali

Lantunan lagu yang ia mainkan kembali mengalun merdu.

Aishiteru.. aishiteru.. tte omoi dake karamawari
**
Boku wa kimi no ichiban ni narenakatta keredo
**
"hito wo suki ni naru" tte koto
**
"koi wo suru" tte koto wo

Hingga sebuah usapan halus menggamit lengan dengan jemari putih diantara tuts piano itu terhenti. Isaknya tak kunjung reda kala telapak tangan berjemari kecokelatan itu mengusap buliran bening diwajahnya dengan lemah lembut.

Telapak tangan yang pernah menyakitinya teramat dalam.

Melukai fisik dan hatinya.

"Aku disini, tenanglah."

Rengkuhan bahu tegap berlapis kemeja berwarna hitam itu mendekapnya tanpa ekspresi.

"Hiks.... hhhhuuu... g-gomenasai~!! Hwaaaa.... hiks...",

Lengan putih yang masih dibalut plester luka itu dengan serakah menangkup keseluruhan bahu tegap lebar dihadapannya namun tak mampu.

Between you, me and HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang