Beberapa bulan lalu Aiden dan Megan resmi menjadi suami istri, kini kamar yang biasanya sepi dan berantakan, seketika berubah. Sosok wanita cantik menghuni kamarnya, menyapa saat bangun tidur, mempersiapkan pakaian, membereskan kamar, dan melayani urusan batin.
Walaupun ia seorang dokter, percayalah perannya sebagai istri selalu ia jalankan. Aiden bangga terhadap istrinya, Megan dapat membagi waktu kerja dan suami.
Begitu juga dengan Aiden, ia sudah tidak bisa nongkrong jika pulang kantor lebih cepat, ia menolak segala ajakan dengan wanita jika didalamnya tidak ada seorang pria. Semua ia lakukan karena mengingat sosok istrinya yang sedang menunggu dirumah.
"Mahal, yuk berangkat." Ajak Aiden setelah ia memakai jas dengan asal.
Megan yang baru saja merapihkan diri untuk ke rumah sakit, menggeleng melihat Aiden yang kurang rapih.
"Sini dulu, jangan buru-buru." Megan menahan tangan Aiden agar ia diam ditempat.
Dengan telaten Megan merapihkan dasi dan kerah kemeja Aiden. "Kalau kamu acak-acakan gini, nanti dikiranya istri kamu gak becus rawat suami." Ucap Megan mengacingkan jas Aiden.
"Enggak kok, istriku ngerawat aku dengan amat sangat baik. Buktinya, berat badan aku naik terus." Aiden menggantungkan tangannya dipinggang ramping Megan.
Megan tertawa mendengar ucapan Aiden, sebagai penyemangat kerja. Megan mengecup beberapa bagian wajah Aiden.
"Semangat kerjanya, aku mencintai mu." Kata Megan.
"Semangat kerjanya juga dokter ku, aku lebih mencintaimu." Aiden mengecup bibir Megan.
Megan merenggangkan jarak mereka, ia harus ke rumah sakit. Sebab pagi ini ada jadwal operasi besar yang harus ia jalani.
"Yuk." Ajak Aiden menyerahkan tangannya pada Megan. Megan menerimanya, kemudian ia menggenggam tangan istrinya keluar dari area kamar.
Rumah yang sudah dibangun oleh Aiden memang tidak semewah rumah Piter, Megan sendiri yang meminta agar rumahnya tidak terlalu mewah. Akhirnya Aiden mendesain rumah minimalist namun kesan modernnya terlihat kental. Bahkan ada beberapa sisi rumahnya berupa kaca yang memperlihatkan halaman belakang dan depannya terdapat garasi dengan taman kecil.
Megan ke rumah sakit tidak sendiri, Aiden selalu mengantarnya atau Max (sopir). Aiden sangat melarang Megan untuk nyetir karena kejadian beberapa tahun lalu membuat Megan kecelakaan hebat.
Setelah tiba dirumah sakit, Megan tidak langsung turun. Ia akan selalu memberi pesan seperti ini.
"Jam 12 kamu harus udah makan, kalau sampai telat aku marah. Minum air putih jangan lupa, oh ya buah juga. Makan lauknya harus ada sayur dan kurangi junk food." Oceh Megan.
Aiden selalu diam jika Megan selalu bawel tentang makanannya.
"Istriku sayang, amanat kamu selalu aku dengerin... bahkan kamu telpon sebagai alarm aku makan siang."
"Iya dong, kamu kalo gak diingetin lupa waktu!"
"Kamu juga jangan lupa kasih aku kabar kalau pulang malem, biar aku jemput."
"Oke!" Megan mengcungkan jempolnya dihadapan Aiden. Aiden mengambil tangan Megan kemudian ia kecup.
"Yaudah aku masuk dulu ya." Pamit Megan.
"Iya."
Cup!
Megan mengecup pipi Aiden, baru ia keluar. Aiden tersenyum melihat tingkah Megan yang lebih menggemaskan dan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever, I'm Yours (TAMAT)
RomanceKehidupan maliga rumah tangga sudah dicapai oleh Megan dan Aiden, kebahagiaan selalu menyelimuti hari keduanya. Hal sederhana apapun dari Aiden untuk Megan, akan menimbulkan kebahagiaan yang tiada tara. Begitupun sebaliknya. Seperti pasangan yang l...