Chap 14

11.5K 1.2K 47
                                    

Hospital Center De Luxembourg

Terlihat salah satu pria menggunakan long coat hitam hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong, satu lagi berwarna cokelat nampak berbincang dengan seorang dokter yang terlihat akrab dengannya.

D1
"Fais de mon mieux pour mon ami, Luke. Je crois que tu es le meilleur docteur ici." Ujarnya pada sang dokter ahli yang sudah ia kenal, lebih tepatnya senior.

"Définitivement, ne t'inquiète pas Ton. Je suis sûr que votre ami peut récupérer." Balas sang dokter yang rambutnya mulai memutih.

Luke Maximillian adalah dokter kanker terbaik dibenua Eropa, sebenarnya pengobatan Aiden bisa dilakukan di Indonesia, namun Aiden keukeuh untuk berobat jauh agar tidak ada yang curiga. Hal hasil Anton merekomendasikan profesornya pada Aiden.

"Merci."

"également." Balas Luke.

Mereka berdua meninggalkan ruang periksa, kemudian menanti panggilan untuk kamar inap Aiden selama menjalani pengobatan disini.

"Anton." Panggil Aiden.

"Hmm?"

"Bisakan dalam waktu 4 hari semuanya selesai?"

Anton nampak berpikir, ia ragu dengan 4 hari pengobatan Aiden akan selesai.

"Minimal 7 hari, Den. Setelah pengobatan inti, lo harus di rawat beberapa hari, takutnya ada obat yang gak cocok sama lo dan bisa langsung ditanganin."

"Terus Megan gimana?"

"Kita liat nanti, kalau emang gak bisa baru lo hubungin dia."

Anton adalah orang pertama yang mengetahui semuanya, waktu Aiden pingsan ditengah evaluasi, Anton yang datang ke sana untuk memeriksa Aiden. Ditengah Aiden tertidur, ia mengambil sampel darah dan memeriksakannya dirumah sakit. Anton berharap Aiden terserang penyakit biasa, namun dugaannya salah.

<<<<<

"Apa kabar Den?" Tanya Anton setelah Aiden duduk didepan mejanya.

"Baik, ada apa lo minta gue kesini?"

Anton mengeluarkan hasil lab. Lalu menjelaskannya pada Aiden secara teliti dan respon Aiden hampir lepas kendali. Anton berusaha membuatnya tenang, untuk meyakinkannya lagi, ia membawa Aiden untuk melakukan CT scan dibagian kepala.

"Ini penyebab lo pusing keterlaluan." Tunjuk Anton pada gumpalan di otak Aiden.

"Gue cuma fertigo, lo gak usah ngada-ngada!" Ucap Aiden penuh penekanan.

"Den ini udah dua penelitian, buat apa gue ngada-ngada?! Dan dua-duanya menyatakan, lo kena kanker otak stadium berkelanjutan."

Aiden tertawa renyah namun matanya memerah. Entah apa yang ia rasakan sekarang, yang jelas ini menyakitkan hatinya.

"Ini masih stadium awal, kita bisa menghambatnya. Pengobatan sekarang banyak jalannya, tinggal lo mau pilih yang mana dan lo serius mau sembuh."

Aiden mengusap wajahnya dengan kasar, terjawab sudah sakit yang ia rasakan belakangan ini.

"Gue butuh waktu." Gumam Aiden.

"Gue tunggu."

"Dan jaga rahasia ini."

"Den—-"

"Gue cuma minta dari lo itu, apa susahnya?!" Bentak Aiden.

"Oke.. oke.." Anton pasrah, ia tidak bisa menentang Aiden yang keras kepala.

Forever, I'm Yours (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang