Aiden memeluk seseorang yang ia cintai dengan tulus, sungguh mencintai gadis ini adalah sebuah keajaiban. Tanpa dirinya, ia tidak akan menjadi Aiden seperti ini. Mungkin ia akan menjadi Aiden yang lebih selfish atau egois dengan mementingkan kebahagiaan sendiri. Banyak momen berharga yang sudah ia lewatkan, serta meninggalkannya dalam waktu lama. Membuatnya merasa bersalah.
Pelukan mereka merenggang, kini wajah Megan tepat di depannya dengan jarak tipis. Setiap inci wajahnya membuat ia jatuh cinta, tangannya mengusap pipi halus Megan. Senyumnya Megan membuat darahnya kembali berdesir dan jantungnya berdetak tak normal.
Jarak semakin dekat, sehingga bibir mereka saling bertemu. Aiden mencium bibir Megan dengan penuh cinta dan kerinduan, ciuman itu menjadi sangat dalam dan intim. Pugutan yang sangat memabukkan menciptakan kebahagiaan yang tak terbatas, terasa nikmat. Tidak ada yang terlewatakan, bibirnya terlalu manis dan sangat menggairahkan.
Ketika aktivitas itu berakhir, Aiden mengecupnya sebentar kemudian menghapus jejaknya di bibir Megan.
"I love you so much Mahal." Bisiknya disertai senyuman terbaik.
"I love you too Mahal." Balas Megan tersipu.
Megan meminta Aiden merendah, kini gilirannya mengecup setiap bagian wajah Aiden, kemudian meneluk Aiden dengan erat. Keduanya terlihat seperti pasangan baru, begitu sederhana namun sangat indah.
Setelah itu mereka memilih ke tempat duduk, lalu menggenggam tangan untuk melihat bulan sabit bersinar. Mengingat kondisi Aiden tidak baik, dengan inisiatif ia mengambil selimut.
"Sebentar, aku ambil selimut buat kamu." Megan beranjak. Tak butuh waktu lama, ia sudah kembali dan menyelimuti Aiden. Kemudian kembali duduk, Aiden meminta tangannya digenggam kembali.
"Cuacanya lagi bagus." Ujar Megan mengelus tangan Aiden dengan jarinya.
"Langit tau, kalau kita lagi pacaran. Mangkannya gak jadi ujan deh." Jawab Aiden dengan pede, mengingat tadi sore langit terlihat mendung, tetapi awan hitam memilih menjatuhkan air ditempat lain.
"Apasih kamu maksa banget." Ledek Megan membuat Aiden gemas, ia mengapit pipi Megan sehingga bibir Megan terlihat seperti ikan.
"Ngeselin banget sumpah." Aiden melepaskan pipi Megan.
"Bercanda Sayangku."
Mereka tertawa lepas, dengan candaan sederhana membuat mereka sangat bahagia. Seketika kepala Aiden terasa berat dan pandangan mulai ngeblur, tanpa pikir panjang ia memilih menyadarkan kepalanya dibahu Megan. Ia menahan sakit dikepalanya dengan memejamkan mata.
Namun beberapa saat Megan tidak mendengar suara Aiden. Megan yang heran memastikan apakah suaminya masih tersadar atau tidak.
"Sayang kamu tidur?" Tanya Megan.
Megan beberapa detik menunggu jawaban.
"Aku capek. Boleh aku tidur?" Kata Aiden dengan suara serak.
"Ya, kamu terlalu capek hari ini. Jangan mengkhawatirkan apapun. Aku, Daddy, dan Mommy disini untuk kamu."
Megan merasakan atmosfer sekitar mereka berubah drastis. Lebih menjadi tenang dan ia hanya mendengar suara angin yang bertiup menggoyangkan ranting pohon.
"Jadi istirhatlah. Aku gak akan ganggu kamu."
Megan tidak mendengar sahutan dari Aiden, ia menikmati malam hari sendiri. Air matanya mengalir, ia menarik tangan Aiden dan melihat cincin pernikahan. Saat menyentuh tangan Aiden, air matanya menjadi lebih deras.
***
Megan sudah kembali menjalankan aktivitasnya sebagai dokter. Ia memeriksa kondisi pasien yang berada dalam pengawasaannya. Seorang suster mengikuti langkahnya dan menjalankan perintah yang ia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever, I'm Yours (TAMAT)
RomanceKehidupan maliga rumah tangga sudah dicapai oleh Megan dan Aiden, kebahagiaan selalu menyelimuti hari keduanya. Hal sederhana apapun dari Aiden untuk Megan, akan menimbulkan kebahagiaan yang tiada tara. Begitupun sebaliknya. Seperti pasangan yang l...