Megan sudah mendapatkan jawaban dari Aiden persoalan makan siangnya bersama Aurel dan Anton, kebetulan Anton ingin menemuinya.
"Duduk Ton." Ujar Megan meminta Anton duduk dihadapannya.
"Sunny tadi ngasih ini ke aku, terus dia minta tolong kasihin ke kamu. Besok dia kemo, Sunny mau kamu datang." Anton menyerahkan sebuah kertas lipatan pada Megan.
"Bilang padanya terimakasih dan besok kalau ada waktu luang aku akan menemaninya."
Sunny adalah pasien Anton yang mengidap leukimia stadium 4, ia kenal Megan kala Anton memperkenalkan teman kecilnya yang sangat menggemaskan dan ceria walaupun rambutnya sudah tiada, pada saat itu Megan sedang melakukan visit bersama.
"Oke."
Megan menyimpan kertas kedalam tasnya.
"Ton kayaknya aku gak bisa ikut makan siang deh, soalnya Aiden bilang mau ke sini." Ujar Megan sungkan. Ini sudah ke tiga kalinya Anton mengajak siang bersama tapi selalu ia tolak.
"Gak papa, lagian juga kita gak jadi keluar. Aku mau ketemu sama profesor." Dusta Anton, ia melakukan ini agar menjaga image didepan Megan. Rasanya malu sekali berkali-kali mengajak tapi selalu ditolak.
"Oh gitu."
Tidak lama pintu ruangan Megan terbuka dan menampakan sosok suaminya dengan lengan kemeja tergulung, tanpa dasi dan jas.
Megan langsung menyambutnya, begitu juga dengan Anton.
"Apa kabar Ton?" Tanya Aiden merangkul pinggang Megan posesif.
"Baik Den, makin keren aja lo." Jawab Anton dengan ramah.
"So pasti, lo juga muka makin kinclong aja, pake citrun ya cuci mukanya?" Canda Aiden membuat mereka tertawa.
"Kamu udah siap?" Tanya Aiden pada Megan yang sedang memeluk pinggangnya.
"Udah kok, ini tinggal lepas jas aja."
Megan melepas jas putihnya dan meletakan stetoskop di atas meja. Kemudian mengambil tas berwarna pink soft miliknya.
"Ton duluan ya." Pamit Aiden.
"Yoi Den. Hati-hati."
****
Megan menceritakan sosok Sunny pada Aiden yang sekarang duduk dihadapannya dengan makanan lezat yang akan mereka santap.
"Aku udah ceritain kamu ke dia dan dia mau banget ketemu sama kamu, katanya penasaran." Ucap Megan sambil menikmati santapannya.
"Oh ya? Kamu bohong kali."
"Ngapain aku bohong? Aku udah nunjukin foto kamu ke dia dan dia nunggu kamu buat ngejenguk, mau?"
"Mau, nanti aku atur ya waktunya."
Megan mengangguk.
Aiden menyuapi Megan dengan makanan yang ia miliki, begitu juga dengan Megan. Mereka juga berbincang berbagi cerita, Megan terkejut mendengar ucapan Aiden yang berkerja sama dengan Dex untuk membangun restoran.
"Kapan Gama sama Elina balik dari Jepang?" Tanya Aiden membersihkan sela bibir Megan yang blepotan.
"Tiga hari lagi, Gama masih belum mau pulang katanya."
"Emang ya manusia itu, nyusahin terus."
"Maklum Aiden, kan pangantin baru. Kayak kamu enggak aja."
Aiden langsung terdiam, ia ingat waktu honeymoon ke Milan dan Aiden enggan pulang dari sana, itu membuat tiket pesawat yang sudah dibooking harus hangus.
"Oh ya tadi Anton ngasih kertas dari Sunny, kamu mau liat?" Tanya Megan, kebetulan ia belum melihatnya.
"Boleh."
Megan mengeluarkan kertas dari tasnya, lalu ia menjambarkan kertas itu. Mata Megan berbinar melihatnya. Ia dapat melihat gambar dirinya bersama Sunny yang dibentuk dengan dengan garis kaku dan warna yang masih banyak keluar garis.
"Lucu." Ucap Megan terharu.
"Ini gambarnya buat anak umur se-Sunny udah bagus lho."
Megan mengangguk setuju, walaupun Sunny sakit ia masih menyempatkan waktu untuk menggambar. Walaupun tidak sebagus seorang ahli gambar, tapi Megan tersentuh dengan kalimat.
'Kanker menyerah padaku, semangat!'
"Sunny mengidap kanker apa?" Tanya Aiden.
"Kanker darah."
"Stadium?"
"4."
Aiden terdiam mendengar stadium kanker yang diderita oleh Sunny. Jika seseorang sudah mengalami kanker darah stadium lanjut maka tak jarang dokter pun memvonis harapan hidupnya tidak akan lama lagi
"Berapa persen dia bisa sembuh?" Tanya Aiden kembali.
"Kecil, tapi Anton terus berusaha agar Sunny bisa melawan kankernya."
"Sampai rambutnya rontok?"
"Bahkan sudah botak dan aku sempat masangin dia wig. Biar Sunny gak minder, dia kalau liat anak sepantarannya punya rambut panjang, langsung down."
Aiden sedih mendengar cerita Sunny yang melawan kanker di usianya yang masih belia, seharusnya ia bermain dan sekolah, bukan dirumah sakit dan mengalami kesakitan terus-terusan.
Megan dan Aiden meghabiskan makan mereka, setelah selesai Aiden mengantar Megan ke rumah sakit yang tak jauh dari lokasi restoran.
"Nanti Max jemput kamu ya, aku pulangnya agak sore." Ucap Aiden sebelum Megan turun.
"Iya, ada meeting?"
Aiden mengangguk.
"Yaudah kamu hati-hati."
"Salam buat Sunny."
"Siap."
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever, I'm Yours (TAMAT)
RomantikKehidupan maliga rumah tangga sudah dicapai oleh Megan dan Aiden, kebahagiaan selalu menyelimuti hari keduanya. Hal sederhana apapun dari Aiden untuk Megan, akan menimbulkan kebahagiaan yang tiada tara. Begitupun sebaliknya. Seperti pasangan yang l...