Gama dan Megan memilih untuk mengantar Aiden ke bandara, kepergian Aiden kali ini terasa berat bagi Megan. Terlihat dari perilakunya yang enggan melepaskan lingkaran tangannya dipinggang Aiden dan ia tidak memedulikan tatapan orang lain.
Gama yang berada di sisi mereka sempat menegur, tapi di abaikan oleh keduanya yang seperti pasangan baru kasmaran.
"Meg, gak malu apa kayak gitu? Lo kayak anak monyet nemplok sama induknya." Gama sudah tak kuasa lagi. Aiden yang mendengar langsunh menatap tajam.
"Secara langsung lo ngehina gue sama istri gue, tapir!"
"Tuh lo liat, lo berdua jadi public attention." Gama menunjuk semua orang yang sedang melihat kearah mereka.
"Yaudah biarin kek, mereka punya mata buat liat."
Gama telak, Megan tertawa melihat Gama yang dimarahi oleh Aiden.
Tidak lama Aiden disampar oleh petugas bandara yang mengatakan pesawatnya segera take off, melihat jam yang melingkar tangan, Aiden mengangguk dan petugas itu membawa koper Aiden.
"Karyawan lo mana?" Tanya Gama yang tidak melihat satupun bawahan Aiden, ia ingat Aiden mengatakan ke Jepang bersama orang kantor.
"Hmmm ada, mereka berangkat tadi subuh."
Gama mengangguk paham.
Perhatian Aiden kini pada istrinya yang sedari tadi mengusel di dadanya yang dibalut kemeja.
"Jangan lupa kasih aku kabar cek up kamu nanti." Ucap Aiden menyingkirkan anak rambut Megan yang menghalangi matanya.
Megan mengangkat ibu jarinya dan mengarahkannya pada Aiden, "baik-baik disana, jangan sampai sakit."
Aiden terdiam sejenak kemudian ia tersenyum manis, tangannya mengusap puncak kepala Megan lalu membawanya kepelukan yang menyalurkan perasaan nyaman.
Tanpa sadar Gama tersenyum melihat kedua sahabatnya seperti itu, dari jaman SMA sampai sekarang tidak ada yang berubah, hanya saja usia mereka yang sudah tidak lagi remaja. Ia bangga menjadi saksi cinta anak seorang konglomerat.
Setelah memeluk Megan, tatapan Aiden beralih kepada Gama lalu memeluk sahabatnya itu.
"Jaga Megan buat gue." Bisik Aiden penuh permohonan.
"Pasti, lo baik-baik disana."
Gama menepuk pelan punggung Aiden, setelah itu Aiden masuk ke pintu keberangkatan. Ia melambaikan tangan ke arah Megan dan Gama, sampai akhirnya ia menghilang dari pandangan.
"Gue denger tadi, lo mau cek up?" Tanya Gama sembari jalan menuju mobil.
"Iya biasalah Aiden."
"Lo emangnya kenapa?"
"Cuma gara-gara telat dateng bulan."
Langkah Gama berhenti, kemudian menatap Megan. Tangannya menarik tas Megan.
"GUE IKUT KE RUMAH SAKIT!"
Untung ia meninggalkan mobilnya dirumah Aiden, ia bisa menemani Megan ke rumah sakit bersama Max.
****
"La, ini benaran?" Tanya Megan yang masih belum percaya dengan kehamilannya.
"Iya, kamu positif hamil." Ujar Mala memberikan foto USG yang menampilkan janin dirahim Megan.
Ceklek!
Pintu ruangan seketika terbuka, Mala melihat siapa yang datang.
Gama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever, I'm Yours (TAMAT)
RomanceKehidupan maliga rumah tangga sudah dicapai oleh Megan dan Aiden, kebahagiaan selalu menyelimuti hari keduanya. Hal sederhana apapun dari Aiden untuk Megan, akan menimbulkan kebahagiaan yang tiada tara. Begitupun sebaliknya. Seperti pasangan yang l...