Manda Pov
Aku baru saja selesai bekerja, tapi kenapa Marriott belum datang menjemputku?tunggu! bukannya aku berharap.hanya saja pria itu selalu datang cepat sebelum aku selesai bekerja?
"Eh,Manda kok masih disini?si bos mana?"tanya Pak Yeno dengan alis tertaut.
Aku menggaruk hidungku yang tak gatal sama sekali."Entah pak."jawabku asal sambil tersenyum. Pak Yeno mengangguk.
"Kalau gitu saya duluan yah!"
Gak ditawari?
Aku menggeleng, bagaimana mungkin aku berpikir seperti itu?
"Atau kamu mau saya antar?"mungkin karna aku diam Pak Yeno menawariku.
Aku menggeleng lagi, sambil tersenyum.
"Gak usah deh pak, saya bisa naik sattle Bis."tolakku halus.
"Kalau begitu saya duluan, bye."
"Bye."
Kakiku melangkah ke arah tempat Sattle Bis berada, lalu mulai masuk kedalam lalu duduk di kursi nomor dua dari depan.
Membaca Novel, mendengarkan musik hingga Bis yang kutumpangi berhenti didepan Rumahku.
Saat mataku mulai menyapu Rumah, kenapa agak.. ramai?
"Eh Manda sudah datang!"teriak salah satu tetanggaku. aku mulai bingung, sebenarnya ada apa ini? kenapa orang-orang disini memakai pakaian batik?
Lalu saat aku sampai didepan pintu Rumah, kulihat Bunda dan Ayah tersenyum sambil bercengkrama dengan dua paruh baya yang tak kukenali sama sekali.
"Bunda, Ayah? ini ada apa?"tanyaku masih diliputi perasaan yang tidak...baik.mereka semua melihatku,lalu Bunda menarikku kesebelahnya.
"Jadi ini Manda Bu,pak."
Aku?
memangnya aku kenapa?
"Oh kamu cantik sekali nak, Marriott gak salah meminang kamu."
Tungu..tunggu.. dia berkata apa?
Meminang?
"Bunda ini maksudnya apa?"tanyaku dingin.
"Marriott melamarmu dan malam ini pesta pertunangan kalian?"
Bolehkah aku berteriak sekarang?
oo0oo
Setelah ucapan Bunda tadi, aku langsung menanyakan dimana Marriott dan mereka mengatakan di taman belakang rumah kami, sedang membantu pendekoran untuk pesta pertunangan kami.
Kami?
Persetan dengan itu! intinya aku ingin meminta penjelasan pada pria gila itu.
"Marriott!"panggilku keras hingga beberapa pasang mata melihatku, termasuk pria bodoh itu! dia menghampiriku.
"Sayang?"tanya nya dengan tampang tak berdosa.
cih.
"Aku mau bicara sama kamu!"ucapku dengan raut wajah marah. Marriott menatapku sebentar, sebelum menarikku dan membawaku ke balkon kamar.
"Kamu marah?"
Menurutnya gadis mana yang tidak marah,jika diposisiku?
"Apa maksudmu dengan semua ini?"tanyaku keras.dia memasang wajah sedih, oh ayolah dia tampak idiot jika seperti itu.walaupun tampan.
lupakan!
"Memangnya kenapa?kamu kan pacar aku?"tanyanya dengan bibir mencebik.
"Tapi hubungan kita baru beberapa bulan!"balasku kesal.
"Makanya kalau mau bertahun-tahun ya nikah!"balasnya sewot.
God Help me!
Aku menatap matanya dalam.
"Kenapa kamu egois sekali?kamu pikir pernikahan ini main-main? kalau iya, tolong jangan aku! bagiku menjalin suatu hubungan itu sangat penting! apalagi harus berada di altar! "ucapku marah.
Kulihat dia menunduk, lalu dia mendongak saat mata kami beradu. dia mengelus pipiku.
" Jadi kamu pikir ini semua main-main? cintaku padamu main-main? apa aku serendah itu Man?"
Sial, aku diam!
Dia menarik tanganku lalu mengecup punggungnya lembut.
"Aku mencintaimu, sangat. apakah aku salah mengikat orang yang aku cintai? "
Kenapa gantian aku yang diam dibuat kata-katanya?
"Dan umur hubungan, apakah itu patokan untuk mencari kebahagiaan?"
Dia menghelah nafas lelah.
"Apakah kau mencintaiku?"
Cinta?
"Tidak."balasku sambil menunduk.
Dia menarik daguku, agar menatapnya.
"Tatap mataku, lalu katakan tidak!"serunya.
Apakah aku sanggup?
Aku menatapnya, kenapa lidahku keluh untuk mengatakan tidak?
"Katakan Manda!" desaknya sambil memegang kedua bahuku.
Mataku berkaca-kaca.
"Aku tidak bisa."balasku bergetar sambil menatap ke samping.
"Katakan tidak Manda, maka ini semua berakhir!"ucapnya dingin.
Air mataku jatuh.
"Aku mencintaimu."Marriott menarik aku kedalaman pelukannya. dia menghapus air mataku lembut.
"Aku juga mencintaimu sayang."ucapnya lalu mengecup pucuk kepalaku.
Aku mendongak, mendapati dirinya yang senyum.
"Kamu kenapa?belum puas memaksaku?"sinisku. dia tersenyum.
"Sebenarnya aku mengerjaimu Man."
"Mengerjaiku?"
"Iya,kamu sangat gengsian, makanya aku berucap begitu, walaupun kamu jawab tidak untuk kesekian kalinya, mana mau aku mengakhiri segalanya.aku udah kepincut sama kamu kok, hehehe. tapi aku seneng ternyata kamu ngakuin perasaan kamu juga."balasnya santai.
"Uh dasar sialan kamu! kalau gitu aku tarik ucapan aku."balasku geram.
Marriott mengecup bibirku lalu menggigitnya pelan.
"Mana bisa, ucapan kamu udah pindah kebibir aku."
"Marriot!!!"
#Tbc
Mohon krisan yang membangun 😃😂😁
Tengkyuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Attendent (End)
RomanceKatanya cinta pertama lebih berwarna ketika bersemi di tempat kerja, juga bersama orang yang kita benci awalnya. Ini tentang seorang gadis, Room Attendent di sebuah hotel besar. Mempertemukannya dengan pria sombong dan galak. - 16+