pt. 5

16K 1.8K 39
                                    

20.30 PM KST

"Bagus mana, Cil? Ini atau— ini?"

Sekarang mereka berdua udah ada di salah satu pusat perbelanjaan diseoul. Memasuki sebuah toko boneka merk terkenal disana.

"Bagus semua kak, bingung." ucap Hyeji sengaja membiarkan Yoongi yang memilihnya. Toh, semua yang akan diberikan Yoongi untuknya pasti akan ia terima kok.

Yoongi berdecak sebal. Niatnya membawa Hyeji bersamanya kan untuk disuruh milihin yang terbaik dari yang terbaik, tapi kenapa malah ngikut-ngikut aja?

"Nggak guna. Pulang aja sana!" ketus Yoongi sambil berbalik meletakan boneka besar yang hampir sama tingginya dengan Hyeji itu ketempat asalnya.

Hyeji mendelik. Dia bingung.

Pulang? Kenapa harus pulang? Oh apa karena Yoongi nggak mau kalau kelihatan diam-diam peduli sama Hyeji?

Hmm menarik juga.

"Nggak mau pulang kak! Maunya makan!"

Yoongi menghela napasnya. Lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati bocah kecil itu lagi. Wajahnya nampak semakin datar karena sedang menahan emosi yang berlebih pada Hyeji.

Ternyata firasatnya tadi benar. Sia-sia membawa Hyeji kesini. Merepotkan.

"Ini cukup kan?" Yoongi mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya. Lalu menyerahkannya ke Hyeji yang sedang bingung karena dikasih uang.

Uang juga termasuk kado untuk Hyeji ya, atau gimana nih?

"Ini apa kak?"

"Bodoh!" Yoongi menepuk jidat Hyeji menggunakan sisa uang lembaran yang ada didompetnya, "ini uanglah, apa lagi?!" galaknya.

"Ih kakak mah!" Hyeji mempoutkan bibirnya karena malu plus jengkel dengan sikap Yoongi, "iya tahu itu uang— maksudnya buat apa?"

"Buat dikasih ke kucing kecil gue,"

Alis Hyeji mengerut, "kucing kecil? Siapa?"

Yoongi tersenyum remeh, dia menyentil hidung Hyeji baru kemudian memencetnya kasar— membuat si empunya kesal bukan main.

"Elo lah, siapa lagi."
Kemudian Yoongi pergi dan sibuk lagi memilih boneka dengan dibantu oleh beberapa karyawan toko tersebut.

Sedangkan Hyeji udah pergi melarikan diri buat nyari makanan yang dia suka. Pake uang Yoongi. Uang panas yang dikiranya juga bentuk hadiah untuk ultahnya 2 hari lagi.

Bodoh, Hyeji memang benar-benar polos. Bagaimana dia bisa begitu santai? Padahal jelas-jelas dirinya telah disamakan dengan seekor 'anak kucing'.

***

Setelah berlama-lama memilih boneka yang cocok, akhirnya Yoongi sampai di rumahnya juga. Dia udah nggak sabar buat ngasih itu ke wanita yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya lagi.

Mata Yoongi terpejam. Tapi pikirannya melayang lagi ke seseorang yang barusan membuat dia kerepotan sendiri.

"MAMPUS! SI BOCIL KETINGGALAN!"
Yoongi menjerit frustasi. Dia dengan cepat mencari ponselnya yang dia taruh sembarangan. Tapi sialnya ponselnya mati, dia nggak sadar kalau daritadi baterainya tinggal 20%.

Yoongi hanya bisa mondar-mandir sembari menunggu ponselnya hidup lagi. Dia ingin bersikap biasa aja tapi ternyata nggak bisa. Masalahnya udah satu setengah jam dia ninggalin Hyeji dipusat perbelanjaan itu.

Satu yang Yoongi harapkan. Semoga bocah kecilnya nggak nimbulin masalah atau kenapa-napa karena malam-malam gini sendirian. Yoongi takut jika bocilnya sampai nangis karena nggak nemuin keberadaannya dimana-mana.

Setelah 10 menitan menunggu ponselnya terisi. Yoongi buru-buru menghidupkannya dan mengecek pesan masuknya, siapa tahu aja Hyeji mengiriminya pesan.

— tapi nihil, Yoongi sama sekali nggak nemuin satu pesan yang dikirim oleh Hyeji.

Sial, malam ini Yoongi harus pergi lagi untuk mencari keberadaan Hyeji. Dia merasa bertanggung jawab sepenuhnya dengan keselamatan bocah kecil itu.


***

"Kakak dimana sih? Aku takut pulang malem sendirian... " guman Hyeji berusaha tetap tenang ketika dia udah keluar dari pusat perbelanjaan yang barusan tutup.

Sialnya, uangnya habis untuk jajan. Dompet dan ponselnya tertinggal di flatnya. Tas selempang kecilnya yang dia bawa hanya berisi bedak dan liptint aja. Hyeji memang kelewat ceroboh karena bisa sampai meninggalkan dompet dan ponselnya begitu saja.

Jadi memang benar ya, kalau Hyeji ini nggak terlalu penting buat Yoongi?

Dan tiba-tiba saja, hujan mulai turun dari langit, Hyeji pun mulai terisak dalam diam, dadanya sakit bukan main karena baru pertama kalinya ia merasa seperti dibuang, "Gotchaaa! Hujan turun disaat yang tepat! Makasih ya kak—  hikss hikss—" isakan Hyeji semakin terdengar kencang ditengah guyuran hujan yang semakin membasahi seluruh tubuhnya.

[]

✔️ Tsundere Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang