14.50 PM KST"Kak Chim!"
Mendengar ada yang memanggilnya, Jimin langsung menoleh ke belakang. Dia mengembangkan senyuman manisnya sampai matanya menyipit- ah, lucu sekali.
"Nyariin Yoongi? Dia bolos. Mending nyariin yang ada aja- gue misalnya." Jimin lalu menaik turunkan alisnya, mempromosikan dirinya sendiri agar sekali-sekali dicari oleh bocah kecil itu.
Dengan gemasnya Hyeji spontan menepuk lengan Jimin, "ish! Kak Chim mah! Siapa juga yang mau nyariin kakak jahat itu!"
Jimin lalu mengaduh kesakitan- nggak sakit sebenarnya, ya hanya Jimin itu sedikit lebay memang.
"Terus? Oh- nyariin gue nih pasti!" ucap Jimin dengan tingkat kepercayaan diri yang berlebih.
"Iya, cuma mau minta tolong sih sebenernya." Hyeji terkikik geli tanpa beban seperti biasanya.
"Untuk?"
"Ini kak- tolong kasihin ke kak Yoongi dong, hehe."
Kemudian Hyeji menyerahkan sebuah paper bag yang berisi 2 hoodie warna hitam dan abu-abu milik Min Yoongi yang udah dia cuci sampai harum banget- sengaja memang, biar wangi khas Hyeji bisa bikin Yoongi jadi tambah merasa bersalah.Jimin mengintip ke dalam paper bag tersebut, dia mengeryit setelah mengetahui isi di dalamnya.
"Kenapa nggak lo kasih sendiri aja sih? Lagi berantem? Apa udah musuhan?" tanya Jimin polos polos bego, pura-pura nggak tahu aja lah dia sekarang.
Hyeji buru-buru menggeleng, "nggak berantem, ish sok tahu! Pokoknya kak Chim aja yang balikin, soalnya kalau aku yang balikin, urusannya jadi panjang banget!"
Iya panjang, nanti cintanya tambah nggak kelar-kelar takutnya.
Jimin masih pura-pura polos, "halah! Bilang aja karena gengsi!" dia mencubit hidung Hyeji dengan gemas sampai gadis itu menjerit kesakitan- membuat hidung Hyeji sampai memerah.
Dimata Jimin, gadis yang sedang duduk di depannya itu lebih dia anggap sebagai adiknya- sama seperti anggapan Min Yoongi, sahabatnya.
Hyeji ini bisa lucu, polos dan juga menyebalkan dalam waktu yang sama. Membuat Jimin terkadang ingin sekali memeluknya karena ikut prihatin ketika gadis yang baru menginjak semester 2 itu terkadang merengek padanya- menceritakan tentang segala pengabaian Min Yoongi.
Jimin juga tahu, sahabatnya itu hanya sedang menyiksa dirinya sendiri untuk berusaha tidak membuka hatinya untuk gadis itu. Yoongi pernah bercerita padanya tentang bagaimana repotnya jika semisal Hyeji menjadi pacarnya- pasangan unik yang aneh katanya. Yang satu diam seribu bahasa, yang satu lagi cerewet luar biasa.
Padahal hal itu sudah Jimin ingatkan juga. Lebih baik saling melengkapi daripada hidup Yoongi akan selalu abu-abu nggak ada warnanya. Tapi Yoongi tetap bersikeras untuk tidak peduli- berusaha sekuat hati selalu mengabaikan bocah kecil itu. Dan sampai akhirnya, pertahanan Yoongi runtuh juga setelah merasakan pelukan hangat disertai tawa haru malam itu- sikap dingin Yoongi dibalas dengan perlakuan super manis dari Hyeji.
Dingin dibalas hangat. Ya siapa yang tidak luluh lama-lama. Meskipun perasaan itu juga harus Yoongi buang jauh-jauh sebelum mengganggu hubungannya dengan Jennie yang baru seumur jagung itu. Namun, sebelum dibuang, setidaknya Yoongi udah jujur ke Hyeji tentang semua perasaan aneh yang mulai tumbuh di hatinya.
Dan tentang Yoongi dan Jennie. Sekarang hubungan mereka berdua kembali membaik setelah Yoongi berjanji tidak akan membuat gadis cantik itu kesal karena sikap dinginnya- mencoba berubah untuk lebih memahami wanita. Jennie pun mau-mau aja menerimanya kembali karena alasan yang sama- dia masih ada rasa pada Yoongi dan karena suatu hal yang bisa membuatnya untung.
Jimin turut senang karena sahabatnya itu sedang bahagia setengah mati karena cinta belum kelarnya akhirnya kembali lagi dihidupnya.
Tapi, Jimin juga sedih karena mengetahui hidup Min Yoongi tetap akan abu-abu nggak ada warnanya.
Jennie Kim- dia wanita manja yang akan membuat Yoongi kerepotan setiap hari karena rengekannya yang ingin selalu dituruti. Bak putri raja disebuah istana di film dongeng yang selalu Jimin tonton bersama ibunya tiap minggu pagi.
Min Yoongi itu sedang dibutakan oleh cintanya pada Jennie, dia masih penasaran pada gadis manja yang memang cantiknya nggak bisa dibantah oleh Jimin sendiri- cantiknya nggak sopan! katanya setiap melihat Jennie dari dekat.
Sedangkan Hyeji, dari segi fisik sudah pasti kalah telak kalau dibandingin Jennie. Tapi kalau dari segi sifat- Jimin akui kalau Hyeji ini meskipun sedikit childish tapi moodmaker banget. Hyeji hanya punya hati yang tulus untuk dibanggakan.
Tapi sayangnya nasi telah menjadi bubur. Yang terjadi biarlah terjadi. Biarin Yoongi merasakan cinta lama yang belum kelar itu bersama gadis yang selama ini dia puja-puja sampai nggak mau membuka hatinya untuk yang lain.
Dan Jimin sangat yakin, hubungan mereka pasti tidak akan bertahan lama.
Jimin lalu menghela napasnya lelah, pusing kalau terus-terusan mikirin tentang sahabatnya yang kelewat bodoh itu. Ada yang mencintainya begitu dalam sampai rela menyakiti hatinya sendiri demi Yoongi, tapi lelaki itu malah lebih memilih yang lama karena masih penasaran.
Ya, Jimin tahu Yoongi sebanyak itu.
"Yaudah nanti biar gue yang balikin," ucap Jimin akhirnya.
"Makasih kakak!" Hyeji tersenyum lebar, tapi Jimin tahu, senyum itu palsu.
"Iya. Btw gue mau pulang nih. Mau nebeng nggak?" tawar Jimin yang kemudian beranjak dari kursinya.
Hyeji geleng kepala, "aku masih ada satu matkul lagi kak. Kakak duluan aja." lagi-lagi Hyeji bersikap biasa aja seperti nggak ada yang terjadi. Padahal sebenarnya hatinya masih begitu sakit.
Jimin ngangguk, tangannya menjulur untuk mengusap puncak kepala Hyeji dengan lembut.
"Jangan dipendem sendirian ya dek, nanti takutnya jadi penyakit!"
Hyeji lalu mendongak, menatap kedua manik mata Jimin yang teduh dengan senyum yang senantiasa menghiasi bibirnya.
Disaat itu juga hati Hyeji sukses menghangat lagi, "Siap pak bos!"
"Yaudah, gue pulang dulu ya. Inget kalau ada apa-apa nomor gue masih sama kok!" setelah mengerlingkan sebelah matanya, Jimin lalu pergi meninggalkan Hyeji sendirian di sudut taman kampus yang mulai sepi.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Tsundere
Fanfiction[COMPLETED] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Aku suka karena memang suka, jatuh cinta gak harus selalu ada alasannya kan?" ⚠️ Non baku Pub: ©Nandd_ 21/01/2018