20.06 PM KST.
"Dek, gini ya, gini. Bukan maksud gue mau gimana-gimana, tapi gini dek—"
"Ribet banget kenapa sih kak, buruan ah, pusing dengernya!"
"Hehe, gini loh dek, aduh gini—"
"KAK CHIM!!!!!"
Jimin langsung ketawa ngakak, "Oke! Oke! Gini, gue cuma heran aja nih, ini udah lewat 3 tahun kan ya? Duh 3 tahun itu lama kan dek? Emang nggak bosen sendirian terus?"
"Bosen lah! Pake nanya lagi!" galak Hyeji nggak bisa santai.
"Ya terus? Lo segitu nggak lakunya apa ya sampai rela nungguin yang nggak pasti?"
Hyeji mempoutkan bibirnya, nggak tahu, sebel aja kalau Jimin mulai bahas-bahas itu lagi.
"Kok ngomong gitu lagi sih, kak? Siapa bilang dia nggak pasti?"
"Gue temennya dari kecil. Dan gue lebih tahu dia daripada elo." ucap Jimin terdengar serius. "Emang ada jaminannya dia bakalan mau sama elo setelah lo berhasil nyamperin dia kesana?"
"Pasti! Jahat kalau sampai kak Yoyon nolak aku lagi padahal aku udah berusaha nabung sampai bajuku cuma itu-itu aja!"
Jimin tersenyum simpul, mengusak poni Hyeji yang sedang duduk di depannya, "tahu juga kan kalau hati manusia itu nggak ada yang tahu gimananya? Semua bakal berubah dari waktu ke waktu? Kalau nggak mau kecewa, jangan berharap lebih."
Hyeji ngangguk, "tahu, tapi aku percaya sama kak Yoyon. Dia udah janji juga mau nungguin sampai tabunganku cukup buat nyusul ke Jerman." padahal bohong, sejak kapan Yoongi pernah menjanjikan sesuatu yang membuat status mereka itu pasti?
Namun untuk sekarang, menyenangkan diri sendiri itu sah-sah aja bukan?
Jimin lalu tertawa kecil, lebih terdengar seperti mengejek, "Percuma lo kesana, disana kan dia lagi seneng-seneng sama istrinya."
Seketika itu pun Hyeji langsung menoyor kepala Jimin sampai membuatnya mengaduh kesakitan. Mau membalas, tapi Jimin bukan cowok yang cuma berani sama cewek lemah karena inget dia juga dilahirin dari rahim seorang wanita yang bernama ibu.
Aduh Jimin jadi rindu kampung halamannya di busan, tapi sayangnya dia nggak boleh pulang kesana kalau Jimin nggak bawa calon istri.
"HAHAHA KAKAK MAH KALAU BERCANDA SUKA LUCU!" Hyeji udah ketawa ngakak dibuat-buat sampai jengkel sendiri rasanya.
"Serius Hye. Nih liat deh, muka gue nggak ada tampang bercandanya sama sekali kan?!" ucap Jimin berusaha menyakinkan Hyeji dengan muka seriusnya.
Pun membuat Hyeji yang sedang duduk di depannya memutar bola matanya malas. Kelewat emosi sampai tenggorokan rasanya kering. Ingat nggak ada minuman seger di kulkasnya, dia pun bangkit dari duduknya sekalian ninggalin Jimin yang masih betah nongkrong di apartnya malem-malem gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Tsundere
Fanfiction[COMPLETED] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Aku suka karena memang suka, jatuh cinta gak harus selalu ada alasannya kan?" ⚠️ Non baku Pub: ©Nandd_ 21/01/2018