"Hyeji, lo dicari nih!" teriakan Junhoe terdengar sangat menggelegar begitu keras di seantero ruangan 104 yang menjadi kelas mereka pagi ini.
Hyeji yang sedang asik memakan coklat pemberian Jungkook kemarin pun harus menghentikannya sementara— berlari menghampiri Junhoe yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Siapa yang nyariin gue?" tanya Hyeji ke Junhoe.
Belum sempet Junhoe ngasih tahu, orang yang nyari Hyeji pun langsung muncul tanpa dosa— berdiri di sebelah Junhoe sambil masang muka datar seperti biasanya.
"Gue yang nyari, kenapa? Seneng kan ada yang nyariin?"
Mata Hyeji langsung melotot, kaget plus nggak terima dikatain kayak gitu sama manusia yang paling dia harapkan ke-enyahannya dimuka bumi ini.
"Tsk! Kak Yoyon ngapain kesi— eh, a-apasih kak, minggirin tangannya nggak!" gerutu Hyeji karena tiba-tiba tangan Yoongi ngusapin sudut bibirnya sampai ke pipi dengan gerakan kasar.
"A-aku teriak nih kalau kakak mau macem-macemin aku!" ancam Hyeji yang langsung bikin perut Yoongi mual.
"Stttttt— lo diem aja mendingan!" itu Junhoe yang nyaut, pasalnya dia masih ada disitu, berdiri disamping Yoongi sambil cengengesan karena tadi wajah Hyeji memang cemong-cemong terkena coklat yang habis dia makan.
"June, lo temen gue dari kita masih maba kan? Kenapa lo malah belain pangsit rebus ini sih daripada gu—"
Belum selesai Hyeji protesnya, Junhoe langsung menyentil jidat Hyeji. Membuatnya meringis kesakitan.
"Diem, bego! Sorry ya kita nggak pernah sedekat itu!" ujar Junhoe sambil menjulurkan lidahnya, berjalan keluar ruangan kelas tanpa menghiraukan mereka berdua lagi.
Pun membuat Hyeji geram bukan main, dia lalu menghentakkan kakinya kesal sambil menatap kepergian Junhoe. Dan setelah dirasa Junhoe udah hilang dari pandangannya, Hyeji tersadar kalau pangsit rebus itu masih berdiri di depannya dengan kedua tangan yang udah dia masukin ke saku celananya— tertawa geli sampai menampilkan deretan gigi-gigi putihnya.
Setelahnya, pandangan mata mereka berdua bertemu. Yoongi masih tertawa sedangkan Hyeji menatapnya tajam penuh dengan kilatan amarah.
"APA LIHAT-LIHAT EMANGNYA AKU PISANG!" galak Hyeji yang langsung membuang mukanya. Takut natap Yoongi lebih lama, iya, takut terjerumus ke dalam cintanya lagi. Padahal memang masih cinta.
"Ikut gue—" ajak Yoongi yang dengan sigap narik pergelangan tangan Hyeji untuk keluar dari ruangan tersebut— banyak pasang mata yang lihat soalnya, bikin Yoongi risih kalau terus berdiri disitu.
Pun membuat Hyeji pasrah lagi, ya seperti ini nasibnya. Di tarik ulur seperti dulu, bikin dia lama-lama jadi terbiasa diperlakuin kayak gitu.
Sungguh Hyeji adalah gadis yang malang.
💫💫💫
"Kenapa chat gue nggak pernah lo bales, Cil?" tanya Yoongi waktu udah sampai di taman fakultas mereka yang lumayan sepi.
Hyeji menghembuskan napasnya ringan, duduk di kursi yang ada disitu baru kemudian komat-kamit baca mantra biar hatinya tenang lagi. Sedari tadi jantungnya memang udah jedag-jedug nggak karuan soalnya.
Ini akibat berbulan-bulan Hyeji nggak pernah lihat Yoongi secara dekat kayak gini lagi. Yoongi tambah tampan. Hyeji sampai nggak kuat. Butuh napas buatan aja rasanya.
Tapi pokoknya dia nggak boleh terkecoh, nggak boleh! Semenjak tahu Yoongi udah putus dari Jennie, Hyeji berusaha mati-matian untuk menghilangkan rasa kembali berharapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Tsundere
Fanfic[COMPLETED] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] "Aku suka karena memang suka, jatuh cinta gak harus selalu ada alasannya kan?" ⚠️ Non baku Pub: ©Nandd_ 21/01/2018