27. pertemuan tidak sengaja

98 3 0
                                    

Setelah kangen-kangenan sama sahabatnya Sofie, Zulfana berpamitan untuk kembali ke kantor lagi. Dirinya sudah terlalu lama meninggal kantor, takut keyrin kelabakan menangani kasus tiba-tiba datang.

Zulfana sadar betul, pekerjaan dirinya membantu polisi untuk memecahkan kasus dan mengetahui mana tersangka sebenarnya atau bukan itu tidak lah mudah dan ditebak kapan datangnya.

Zulfana keluar dari ruangan Sofie, yang disini sebagai guru BK. berjalan menelusuri lorong tidak memperdulikan bisik-bisik dari para siswa atau siswi. apalagi ketika melewati ruangan kelas Annisa, bisikan di kelas tersebut lah yang paling kencang terdengar olehnya.

Lagi dan lagi, Zulfana tidak memperdulikan bisik-bisik dari siswa atau siswi.

Zulfana berjalan melewati aula sekolah namun dirinya merasa ada panggilan alam. Zulfana pun, memutuskan ke toilet yang berada diantara aula sekolah dengan parkiran sekolah.

👑

Setelah menyelesaikan urusan dikamar mandi, Zulfana langsung keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju parkiran sekolah yang memang tidak jauh dari tempat Zulfana berada.

Namun ketika sudah berada diparkiran Zulfana, melihat sosok yang selama ini dia rindukan dan dia hindari. 'mungkin sudah waktunya kita bertemu' batin Zulfana.

Zulfana berjalan mendekati Hidayat yang didepannya sedang lagi celingak-celinguk meratiin sedang mencari sesuatu.

"Cidak..." Panggil Hidayat sambil berlari dan memeluk Zulfana, tidak perduli dengan kondisi mereka ada dimana sekarang.

"Akhirnya Lo kembali..." Kata Hidayat yang masih memeluk Zulfana.

"Bang... Udah ya, kita pindah tempat dulu ya. Malu ini masih lingkungan sekolah" jawab Zulfan, yang membuat Hidayat menyadari keberadaan mereka yang masih di parkiran sekolah.

👑👑

"Dari mana aja lo, menghilang tanpa jejak... Gak tau apa gw udah nyariin lo kemana-mana kayak orang gila..." Kata Hidayat panjang lebar tanpa memberikan kesempatan Zulfana menjawab.

Zulfana yang mendapat kebawelan Hidayat hanya tersenyum, 'inilah abang gw yang sebenarnya, BAWEL' batin Zulfana.

"Kok Lo senyum aja,  bukannya dijawab pertanyaan gw barusan?" Omel Hidayat lagi dan lagi.

"Lahhh, dari tadi mau jawab... Abangnya aja ngomel terus tanpa berhenti" gerutu Zulfana yang masih dapat didengar sama Hidayat.

Emosi Hidayat sedikit demi sedikit mulai reda setelah mendengar gerutu sang adik yang dia cintai ehhh...

"Ya udah jawab" jawab Hidayat sambil memanyunkan bibirnya.

Lagi dan lagi sikap Hidayat membuat Zulfana geleng-geleng kepala 'kok bisa ya nih orang didepan gw bawel dan manjanya minta ampun sedangkan kalau didepan orang dingin dan sedatar kayak  es balok' batin Zulfana sambil geleng-geleng kepala saking terheran-heran dengan sikapnya Hidayat.

"Udah ngomelnya???" Tanya Zulfana sambil menatap wajah Hidayat walaupun sebenarnya tidak tahan untuk tertawa didepan sahabat yang udah dianggap sebagai Abang walaupun dari dulu dia cintai sampai sekarang.

Hidayat yang mendengar pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Zulfana barusan.

"Gw selama ini menyelesaikan cita-cita gw yang sejak dulu gw ingin bang..." Jawab Zulfana sambil menatap buku menu restoran yang tidak jauh dari sekolah.

"Belanda? Jadi guru BK? S2? Psikologi forensik?  S3?" Jawab Hidayat bertubi-tubi menyebutkan semua tujuan masa depan yang harus di capai seorang Zulfana Latifah saira

Zulfana yang mendengar pun hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, karena jawaban Hidayat barusan sudah hampir semua dia lakukan.

"Tapi selama ini gw cari Lo ke Belanda atau dimana pun gw gak pernah ketemu Lo....." Kata Hidayat terhenti ketika dirinya mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

"Kecuali bulan lalu, disekolah gw melihat sosok seperti lo tapi orang tersebut melarikan diri dari gw" kata Hidayat lagi melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti.

"Ya gw ada di Belanda, bukan lo yang gak bisa nemuin gw namun beberapa kali gw lah yang selalu melarikan diri ketika hampir ketemu lo termasuk sosok yang mirip gw yang lo cerita, itu memang gw..." Jawab Zulfana tenang tanpa keraguan sama sekali.

"Alasan lo menghindari gw sampai segitunya apa dak??" Tanya Hidayat sudah tidak bisa menahan amarahnya saking rindu dengan sosok didepannya saat ini.

"Apa gara-gara dia... Lo pergi???" Tuduh Hidayat yang membuat Zulfana bunkam seketika.

"Beberkan kata gw, gara-gara dia Lo menghilang seperti tengelam kedalam bumi... Dan gara-gara dia juga Lo terus menerus menghindari gw...." Kata Hidayat lagi dengan nada tinggi membuat Zulfana lama kelamaan menjadi takut.  .

Lagi dan lagi tidak ada jawaban dari Zulfana namun hanya ketakutan lah yang terlihat di wajah Zulfana ketakutan.

Cool love (Serial My Love Story 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang