Luna sudah siap dengan misinya untuk pergi ke korea. Ia menjalankan misinya sesuai perintah dari dari Papanya.
Ia sudah tau apa yang harus ia lakukan hari ini, Winda sudah memberi tau apa saja yang harus Luna kerjakan.
Pagi ini Luna sudah berada di sekolahnya dengan sandwich ditangan, ia menyuapkan sandwich itu dari rumah, untuk melancarkan misinya hari ini.
Ia berada di depan kelas dengan sandwich ditangan dan senyumannya yang mengembang, ia menungu kedatangan seseorang.
Sepuluh menit berlalu belum ada tanda-tanda pria yang ia tunggu datang. Sesekali ia melihat ke arah kotak bekal yang berisikan sandwich, perjuangan sekali ia membuat sandwich itu, ia harus bangun lebih awal untuk membuatnya.
Senyuman Luna mengembang melihat pria yang ia tunggu- tunggu akhirnya datang juga.
Pria itu hanya lewat begitu saja dari Luna, dengan cepat Luna menghentikan langkahnya, pria itu berhenti dari langkahnya dan menatap Luna datar.
"Pagi Benzi.."sapa Luna
Tidak ada jawaban dari Benzi, Luna sudah tidak asing lagi dengan sikap Benzi yang dingin, tapi di balik sikap dingin Benzi sebenarnya dia pria yang baik, dengan sikap dinginnya ia menutupi kebaikannya.
Luna memberikan sandwich buatanya sendiri "nih buat kamu"
Ben melihat kotak bekal yang berwarna pink itu "tumben kamu ngasih aku bekal"
"Ya ampun Ben.. Jangan dingin-dingin begitu apa sama aku, aku ini teman dari kecil loh"
Benzi masih terdiam.
"Emang salah yah kalau aku ngasih kamu bekal?"
"To the point aja"ucap Ben cepat
"Hehe Benzi.. Benzi baik deh.. Tolongin aku yah"ucap Luna memohon
"Kenapa?"
"Hehe itu loh.. Ajarin aku belajar yah, biar nilai aku meningkat"ucap Luna sambil memainkai jari-jari tangan ya.
Ben mengerit "nilai? Biasanya kamu gak mikirin masalah nilai"
"Ini beda. Papa minta aku harus dapat nilai tinggi kalau aku mau ke rumah nenek yang di korea"
"Kamu mau ketemu nenek apa mau ketemu bias kamu?"tanya Ben datar
"Ihh aku mau ke rumah nenek.."
"Tapi ketemu bias juga"lanjut Luna kecil
"Percuma kamu kesana buat ketemu bias kamu doang, gak akan ketemu"
"Lagian kapan si otak bebas dari khayalan"
Luna terdiam.
"Kamu harus mikir. Ekspektasi gak sesuai sama realita"
"Jangan pernah sogok aku dengan makanan kamu"
"Tapi Ben.."
"Kaga ada tapi-tapi. Aku gak akan bantu kamu, kalau niat kamu kesana buat ketemu bias kamu doang"ucap Ben dan langsung pergi dari hadapan Luna.
Luna masih mematung di depan pintu kelas, ia memikirkan apa yang barusan Ben katakan.
"Tidak-tidak"ucap Luna menggelengkan kepalanya
"Aku harus berusaha, jangan menyerah dulu, kalau mau ketemu bias harus ada perjuangannya"
"Semangat.."ucap Luna menyemangati dirinya sendiri
***
Semangat Luna makin menggebu, ia tidak menyerah dengan ucapan pedas yang keluar dari mulut Ben.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is My Idol (DO Kyungsoo) > END
Fanfiction[Revisi] "Walaupun negara kita berbeda tapi ingat langit kita sama, ketika aku merindukan mu aku akan melihat langit itu seperti sedang menatap mata kamu"~Luna "Aku mencintai mu, aku harap kita tidak akan berpisah"~Kyungsoo [MURNI PEMIKIRAN GUE SEND...