2

82 59 26
                                    

   "Silakan, Bu, selamat sore!" sapa Reza pada seorang ibu bersama anaknya yang berkaus Spiderman.

   Reza menawarkan produk yang terpampang pada papan iklan. Si bocah memesan dengan antusias.

   Setelah pesanan selesai, dengan cekatan Reza mengambil produk-produk yang dipesan. Dia menempatkan semua produk di atas nampan, Setelah itu uang dibayarkan, dan dia memasukkannya ke dalam laci.

   "Silakan selamat menikmati!" sahutnya setelah memberikan uang kembalian.

   Si ibu mengambil nampan dengan kedua tangannya. Si bocah berusaha mengambil gelas minuman yang berada di atas nampan. Si ibu berteriak marah agar anaknya tidak mencoba meraihnya, tapi si anak justru semakin ingin menyambarnya.

   Reza hanya tersenyum melihat kelakuan si bocah. Si anak berjingkat, tangannya hanya menyenggol gelas karena ibunya mencoba menjauhkannya. Tapi, itu justru membuat gelas minuman itu bergoyang dan akhirnya jatuh.

   Reza merasakan tohokan horor yang mencekat tenggorokannya, tubuhnya bergetar hebat. Otaknya masih bekerja, dia mundur agar tidak melihat gelas itu jatuh dan menumpahkan semua isinya. Tapi, dia tidak menemukan pegangan untuk menahan tubuhnya. Dia menabrak drawer minuman dan melorot.

   "Reza, kamu...!" teriak Phia sambil menahannya walaupun gagal.

   Reza terengah-engah hebat seperti habis berlari jauh, matanya menatap kosong sementara jemarinya mencengkeram tangan Phia dengan sangat kuat.

   Semua orang di counter dibuat panik karenanya. Bahkan, kru yang sedang bekerja di kitchen berebutan untuk melihatnya.

   Reza mencoba sadar dari horor yang menyerangnya. Dia memejamkan mata dan mencoba mengatur napasnya. Tohokan di tenggorokannya melemah, cengkeraman tangannya mulai mengendur.

   Akhirnya, dia bisa mengucapkan kata-kata,
"Reza nggak apa-apa, kok.... " Reza selalu menyebut dirinya. "Reza".

   "Bener kamu nggak apa-apa?" tanya Bang Kumis. Sebenarnya manajer yang satu ini tidak berkumis.  Tapi, pada saat kumis lebatnya masih menggantung, dia sendiri yang mengklaim dirinya sebagai Bang Kumis sehingga nama itu terus melekat padanya.

   "Break dulu, deh!" perintah Bang Kumis

   "Bener, kok, Reza nggak apa-apa.... "

   "Break dulu aja, kamu masuk jam setengah dua, kan?"

   Reza hanya mengangguk.  Tadinya dia tidak lapar,  tapi horor itu memang menyedot tenaganya. Inilah pertama kalinya horor ini menyerangnya di store. Biasanya tidak seperti ini.  Dia menuruti Bang Kumis dan kembali ke crew room.

***

TBCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang