Youri memacu motornya melewati grafiti yang terbentang sepanjang jalan Siliwangi. Sejenak itulah perutnya berbunyi, dia ingat telah melupakan makan siangnya.
Kemudian, tanpa pikir panjang, dia masuk ke pelataran parkir McDonald. Dia nyaris tak pernah makan di restoran cepat saji, tapi restoran ini adalah tempat makan pertama yang ditemuinya, jadi dia merasa tak punya pilihan lain. Lagi pula, dia ingin segera menyelesaikan tulisan nuklirya. Entah kenapa, surat elektroniknya pagi tadi membuatnya begitu penasaran.
Sepagian tadi dia mencari data tentang nuklir dan bomnya, tapi tak ada satu pun yang dimengerti olehnya.
Youri menyimpan tasnya di kursi dekat televisi yang digantung. Kemudian, dia masuk untuk memesan.
Suasananya ramai sekali. Semua meja penuh. Pertemuan 0PEC benar- benar membuat Bandung menjadi pusat perhatian. Apalagi, pertemuan ini adalah penanda bergabungnya.
Banyak orang dari luar kota datang hanya untuk menikmati keindahan kota Bandung. Setiap digelar pertemuan internasional, Bandung selalu disulap menjadi kota terindah.
Hal yang sama pernah terjadi ketika peringatan ke-50 tahun Konferensi Asia-Afrika. Kala itu Youri ikut meliput momen bersejarah itu. Alun alun kota dirapikan sedemikian rupa, dihiasi ribuan bunga sepanjang jalannya.
Di dalam, dia harus menghindari lantai licin yang baru dipel. Rupanya, seseorang baru saja menjatuhkan minumannya. Dia ragu saat memesan.
Kemudian, dia menurut saja ketika gadis bernama Resty menawarkan paket burgernya. Gadis itu kurus tapi sangat menggoda. Itulah sebabnya dia langsung setuju lagi ketika gadis itu menawarkan es krimnya.
Setelah membayar, dia beranjak dari sana. Di mejanya, dia melihat satu paket makanan telah terhidang. Dia menatap heran, tapi karena tidak melihat adanya meja kosong, dia tak memedulikannya.
Dia duduk menghadap televisi. Ketika menyalakan laptop, seorang gadis menyapanya. Gadis itu bilang kalau yang dia pakai adalah miliknya. Sesaat dia terpana oleh gadis itu. Kalau Resty sangat menggoda maka yang satu ini lebih lagi, memesona. Memang senyummannya tidak semanis gadis di dalam, tapi parasnya yang bersih menyiratkan kemilau yang tak mungkin tertahankan oleh pria manapun.
"An angel? batinnya.
Kemudian, gadis itu bersedia berbagi meja dan duduk di sebelahnya. Youri melanjutan pekerjaannya, mengecek semua data yang dia peroleh dari internet.
Sembari menikmat burgernya, dia sedikit mencuri pandang kepada gadis di sampingnya. Otak nakalnya mulai bekerja untuk memikirkan cara berkenalan dengan gadis ini. Tapi, sebelum ide itu muncul, gadis itu memulainya.
"Reaksi inti nuklir?"
Ini sungguh mencengangkan baginya. Seorang gadis cantik, bertemu di tempat tak terduga, dan mengaku tahu tentang nuklir. Gadis ini juga menjelaskan bahwa penggunaan rumus relativitas bukan untuk membuat bom atom.
Kemudian, Youri memperlihatkan beberapa halaman yang dia tidak mengerti. Gadis itu menjelaskannya dengan fasih.
"Reaksi, dalam kimia, dibagi jadi dua," kata gadis itu yakin. "Pertama, reaksi asam-basa* [*Kemudian, Reaksi asam-basa terbagi menjadi banyak bagian, mulai dari reaksi pembakaran, reduksioksidasi, pembentukan, dan lain-lain.] Reaksi ini melibatkan perpindahan elektron di sekeliling inti. Awalnya konsep asam-basa cuma dipakai buat larutan yang kaya spesi H+ dan OH- , tapi konsep ini meluas sampai mencakup semua reaksi kimia."
"Nah, yang kedua adalah reaksi inti. Reaksi ini melibatkan komposisi inti. Massa atom terpusat pada intinya, sementara massa elektron sangat kecil bahkan cukup untuk diabaikan. Perbedaan komposisi ini yang bikin reaksi terjadi, walaupun sebenarnya banyak sekali faktor yang bia menyebabkan reaksi terjadi. Komposisi inti terdiri atas proton dan neutron. Meskipun masih ada banyak lagi partikel subatomik, kedua jenis tadi yang paling umum dan bersifat permanen. Malah ada partikel yang namanya exotic meson yang waktu hidupnya cuma sepersemiliar detik."
Youri mencatat dibuku kecilnya. Kemudian, dia menggeser mouse dan membuka halaman lain.
"Terus, proses ini?" di halaman web terlihat sebentuk bulat bertuliskan uranium yang dipecahkan menjadi serpihan-serpihan yang lebih kecil.
"Uranium-235, bahan paling umum buat bikin bom nuklir," kata gadis ini setelah kunyahannya selesai, "Neutron lambat menabrak inti uranium-235 dan bikin dia jadi ngga stabil. Uranium-235 pecah menjadi beberapa partikel lain seperti Ba, Kr, Zr, Te, Sr, Cs, I, La, dan Xe. Nah, massa akhir dan massa awal, kan, ada selisihnya. Harusnya setiap reaksi kimia mematuhi hukum Lavoisier, yang mengatakan bahwa massa sebelum dan sesudah reaksi akan selalu sama. Selisih massa itulah yang dikonversi jadi energi."
"Jadi itu gunanya rumus E = m.c²?" Youri memindahkan lagi halaman web-nya, terlihat beberapa persaman reaksi dilengkapi angka-angka dan rumus yang disebutkannya tadi.
"Ya," gadis ini mendekatkan wajahnya ke layar. Semerbak wangi memenuhi penciuman Youri. Youri masih memandangnya dengan kagum, sejenak itulah dia tahu kalau gadis itu bekerja di sini, dari seragamnya. Bahkan dia tahu gadis itu bernama Chelsea, itu nama yang tertulis di tag nama merahnya.
"Kayak persamaan ini," lanjut gadis itu setelah mengisap sedikit minuman Cola-nya, Reaksi fusi lithium-6 dengan deutrium menghasilkan dua atom helium-4. Dari reaksi ini, massa yang hilang sekitar 0,3%, dengan persamaan relativitas tadi, 0,3% itu jadi 64 kiloton TNT per kilogram-nya."
"Apa itu hebat?" tanya Youri kemudian menghirup minuman Cola-nya juga.
"Belum. Boleh mencoba?"
Youri mempersilakannya.
Gadis itu mendekatkan diri pada laptopnya, membuka aplikasi kalkulator dan memasukkan angka-angka. Matanya berbinar, kemudian berkata dengan bangga. "Dari setiap neutron yang menabrak inti atom uranium-235, dihasilkan 200 juta kali energi. Bayangkan kalau itu terjadi di sini. Cekungan kota Bandung bakal lebih dalam lagi, dan terus terang. Itu bakal bikin Bandung kayak telaga purba lagi, kayak dulu...," lanjut gadis cantik itu sambil tersenyum puas.
"Kurang ajar! Aku mencoba memahaminya berjam-jam, dia menjelaskannya dalam waktu sepuluh menit. Dengan perasaan bangga pula!" seru Youri dalam hati tanpa tahu harus merasa seperti apa. Dia teringat suratnya pagi tadi, kalau semua ini berhubungan dengan pertemuan Senin besok maka dia memang harus segera menjawab tantangan itu.
"Malah, ada teknik tertentu buat bikin plutonium dari silikon. Dan, silikon gampang didapat dari mana pun,termasuk pasir pantai," lanjut gadis itu.
"Jadi, kamu bilang, Indonesia bisa saja menjadi negara produsen nuklir?"
"Yaaa, gitu. deh. Sayang banget Singapura bisa gampang mengeruk pasir Indonesia."
"Kamu kecewa jadi orang Indonesia?" tanya Youri tanpa berpikir.
Gadis itu tersenyum sebelum menjawab, "Mungkin selama ini Indonesia masih jadi kuburan massal buat para ilmuwan. Mungkin itu sebabnya banyak orang jenius Indonesia yang tak kembali dari studinya di luar negeri atau memutuskan untuk memanfaatkan gagasannya di negeri orang, dari pada membiarkan ide besar itu membusuk di dalam otaknya."
Youri memandang mata gadis ini. Dia masih terpukau kepadanya.
Kepala gadis ini sempurna luar-dalam...
Kemudian, gadis itu menyatakan kalau dia harus pergi. Youri memanggil gadis itu dengan nama di dalamnya. Chelsea. Dan, benar saja, dia terpancing. Gadis itu menyebutkan nama lengkapnya dan meminta dipanggil Reza.
Reza...
Setelah memperkenalkan diri dan Reza masuk, ponsel Youri berdering. Mena, nama yang tertera di layar ponsel. Youri menerimanya.
"Kamu bisa ke Media Center? Sekarang!" kata Mena tiba-tiba.
"Kenapa?"
"Ada yang mesti kamu lihat!"
Youri merasa tak punya pilihan. Mena tak mungkin memintanya cepat datang kalau tidak benar-benar serius.
Apa lagi ini...?
Youri mengemasi barang-barangnya sembari menghabiskan minumannya.
Saat melesat melewati tempatnya, tadi dia melihat Reza keluar. Youri melambai kepadanya.
Gadis itu membalasnya.
Tadi itu bukan yang terakhir, Reza...
***