1.2

100 67 37
                                    

   Dia berkenalan dengan Youri Kievano sekitar tiga bulan lalu, melalui tulisan, tentunya.
 
   Khayalannya tentang Youri Kievano sudah membentur atap langit, malah terkadang menembusnya, tapi dia memaksa dirinya tetap menjejakkan kaki di bumi.
Reza mencoba menyelami karakter orang ini melalui tulisannya.

   Pertama kali mengenalnya, secara kebetulan, ia membaca tentang teknologi nano yang sedang dikembangkan secara besar-besaran di dunia barat. Teknologi nano sendiri sudah merambah ke berbagai bidang, mulai dari elektronik sampai pengolahan air minum, mulai dari teknologi ruang angkasa sampai bidang farmasi.

   Baginya, Youri membukakan matanya ketika tiga bulan yang lalu dia masih mencari-cari judul untuk penelitian skripsinya. 

   Sekarang, penelitiannya tentang membran nanofiltrasi sedang berjalan. Jika semuanya berjalan lancar, dia akan bisa memurnikan air laut tanpa harus menambahkan zat kimia apa pun. Semuanya berawal dari tulisan Youri tentang potensi krisis air bersih di Asia Tenggara, dalam rentang sepuluh tahun ke depan. Dia mencari-cari artikel Youri, tapi tidak menemukannya.

   Tulisan Youri terakhir yang dibacanya adalah mengenai kesaksian seorang gadis penjaga toko mengenai keracunan massal di mal tengah kota. Dia sangat menikmati tulisan Youri,  tentang apa pun itu. Youri bisa begitu sinis ketika menuliskan politik. bisa menjadi begitu santai ketika membahas seni, bisa menjadi sangat bersemangat saat menulis tentang olahraga, bisa begitu pintar ketika menuangkan sains,  dan juga bisa seperti pendongeng ketika menceritakan fakta sejarah ataupun berbagai kisah sosial bisa menyentuh hati pembacanya.

   kesemuanya itu selalu menyulitkan Reza untuk mengenali sosok Youri sebenarnya.

   Setelah memastikan tidak menemukan tulisan Youri, dia beranjak ke berita tentang pertemuan OPEC yang akan diselenggarakan di Bandung tiga hari lagi. Berita tentang persiapan yang berlebihan memang sudah bukan rahasia lagi. Beberapa unjuk rasa digelar untuk mengkritik persiapan yang menghabiskan dana sampai 50 miliar rupiah itu.

   Persiapan seketat itu memang pantas dilakukan mengingat yang hadir bukan hanya negara-negara anggota 0PEC, tapi juga Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri Australia pada acara pembukaannya.

   Pemerintah seakan ingin pamer dengan pertemuan terakhir sebelum lndonesia keluar dari OPEC. Banyak sekali kesan baik yang coba ditumbuhkan. Jalan-jalan kota dirapikan. Setiap dua puluh meter disediakan tempat sampah berwarna oranye. Para pekerja dikerahkan untuk menutup lubang lubang di jalan, kemudian pembatas trotoar dicat ulang agar terlihat terawat.

   Bagi sebagian masyarakat, persiapan ini dianggap berlebihan, tapi justru menurutnya persiapan yang berlebihan ini memberi dampak positif pada kota ini. Kalau bukan karena pertemuan ini, tidak mungkin dia bisa melihat Bandung seindah akhir-akhir ini. Bahkan, banyak orang dari luar kota menyengaja datang kota ini hanya untuk melihat keindahannya.

   Walaupun sudah cukup lama Bandung jadi kota tujuan belanja, baru kali ini dia melihat begitu banyak orang menjadikan Bandung sebagai objek fotografi.

   "Masuk jam berapa, Za?" seorang pria setengah baya berdiri di samping meja. Orang-orang bisa memanggilnya Pak Agus. Dia adalah kru paling senior, umurnya lebih tua dari manajer  yang bekerja di sini. Reza pernah mendengarnya menendangkan Hit Back-nya John Lennon di tempat cuci. Bapak beranak dua ini sering membantunya pada awal masa kerjanya.

   "Jam setengah dua, Pak," jawabnya. "Bapak masuk jam berapa?" Pertanyaan basa-basi terpaksa dilontarkannya karena dia sedang fokus pada bacaannya. Pertanyaan seperti ini juga ampuh untuk membuka percakapan sesama kru.

   Setelah mengobrol sedikit, Reza ke crew room. Dia berganti seragam dan memulai pekerjaannya.

***

TBCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang