Bab 4

223 34 14
                                    

Mimpi buruk ku hanya satu,yaitu kehilangan dirimu-A

Kita hidup dengan dinding pembatas yang memisahkan kita-P

Kamu menarik,membuat aku ingin lebih tau kamu-M

***Artha dan Prita***

"Ita gapapa kan?"

Seorang anak laki-laki tampak menunjukkan ekspresi khawatir di wajah mungilnya.

Ia berjongkok, menatap anak perempuan seusianya yang sedang menahan tangis memegangi lututnya yang tergores.

Anak laki-laki itu mengulurkan tangannya, mencoba membangunkan anak perempuan yang sudah terisak meski pelan.

"Udah jangan nangis ita, atha beliin es krim vanila deh ya"

Anak perempuan yang semula menunduk itu kini menatap ke anak laki-laki di hadapannya lalu membalas uluran tangan anak laki-laki itu sambil menghapus air mata di pipi nya.

"Luka di lutut aku gimana?hiks..hiks"

Anak laki-laki itu menghembuskan nafas pelan lalu berjongkok membelakangi sang anak perempuan.

"Atha gendong deh sampe rumah, luka ita harus diobatin, dan atha ga ngerti, jadi pulang aja deh ya?abis diobatin baru atha beliin Es krim"

Anak perempuan yang dipanggil ita itu tersenyum.kalau saja tadi artha tidak melihat dia jatuh tersandung mungkin ita akan menangis di sini sampai sore.

Ita mengulurkan kedua tangannya, lalu mengalungkannya di leher artha.Meski tertatih-tatih namun mereka sampai juga di komplek rumah mereka.

Artha pun menurunkan ita tepat di rumahnya dengan hati-hati.

Begitu Artha menekan bel pintu rumah ita, Artha langsung di sambut oleh tante Anna-Mama Ita

"Kenapa Artha?ita nya lagi...loh ita kenapa????"

Tante Anna ternyata langsung menyadari bahwa artha bersama ita yang mencoba tersenyum.Takut dimarahi mamanya.

"Ita nya jatuh tan di taman tadi, untung atha lihat pas kebetulan main sepeda,, trus sepeda nya atha tinggal deh trus ngegendong ita sampai sini, ita nya mau nangis tan, kayaknya luka nya sakit deh"

Tante Anna mengelus puncak kepala Artha, mengabaikan ocehan lucu nya lalu membawa ita ke dalam untuk diobati.

Artha mengekor ikut masuk ke dalam untuk melihat sahabatnya diobati-bagaimanapun artha kan berjanji membelikan ita es krim vanila kesukaannya setelah diobati.

"Woi"

Lamunan Artha terhenti begitu suara daffa dan fiko di telinganya mengagetkannya.

Artha segera tersadar dari kenangannya 8 tahun silam.Bukan pertama kali dia mengingat masa kecil nya.Artha memang suka mengingat masa kecil nya dengan Prita dulu.Hampir semua ia ingat.

Apalagi jika Artha sedang merindukan Ita-nya.

Daffa dan Fiko saling menatap lalu mengangguk bersamaan.Seperti saling mengkode satu sama lain.

Artha dan PritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang