Bab 7

205 27 10
                                    

Foto di mulmed itu Artha masi kecil, unyu yah?😂

Rindu itu berat, berat karena aku tidak mampu mengungkapkan bahwa aku merindukan kamu- Artha P

Aku tidak mengerti arti perasaan ini, tapi aku seperti pernah merasakannya- Prita M

Kamu adalah alasan aku bertahan di balik kemunafikan ini- Mahendra R

Sampai kapanpun aku akan mempertahankan kamu, kamu yang memang ditakdirkan untukku- Cindy P

***Artha dan Prita***

Sudah sekitar 2 jam, Papa Artha- Satrio menunggu Artha di rumah. Karena banyak sekali hal yang ingin ia bicarakan. Tetapi Anak semata wayangnya itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Jujur saja 2 jam waktu yang sangat berguna jika ia di kantor.

Oh ya, dimana mama Artha?
Mama Artha tengah di luar kota untuk membuat perjanjian dengan perusahaan lain.

123 missed call, 78 messages

Artha membuka notifikasi di handphone nya. Berusaha untuk tidak peduli dengan pesan dari papanya. Artha sedang malas berurusan dengan papa nya. Atau lebih tepatnya muak.

Pandangan Artha masih tertuju pada mobil Volvo Hitam di depannya. Artha tidak boleh kehilangan mobil itu sedetikpun.

Artha bukan dispatch, tenang saja, Artha hanya ingin mengetahui dimana prita tinggal sekarang, hanya itu.

Begitu lampu menunjukkan warna hijau, Artha sedikit menaikkan laju mobilnya. Berada di belakang mobil volvo hitam itu dengan jarak ada mobil di antara mobilnya dan mobil yang dia ikuti.

Supaya tidak ketahuan.

"Bang, abang ga kerja?"

Vano menoleh, lalu menggelengkan kepalanya.

"Kok cuman geleng kepala sih abang, Ita ga ngerti bahasa isyarat gitu"

Vano tersenyum lalu mengacak rambut Prita.

"Bawel kamu ya, abang itu mau fokus nyetir, nanti kalau kita ga fokus terus kita kaya a..."

Vano terdiam. Merutuki kebodohannya, mengapa membahas masa lalu di saat begini.

"Maksud abang kaya Ayah? Gapapa kok bang, gausah ngerasa ga enak gitu, lagian kata mamah itu masa lalu, ayah pasti bahagia kok di atas sana punya anak kaya Abang sama ita"

Prita tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di bahu Vano.

Sungguh vano tidak tahu kapan adiknya tumbuh dewasa seperti ini.

Di belakang mobil Vano dan Prita, Artha mengamati mobil volvo mereka berhenti lalu masuk ke salah satu rumah di kompleks sederhana itu dari jarak dua meter.

Bagi Artha, untuk tau rumah Prita saja sudah cukup. Artha tidak akan memperkenalkan diri siapa dirinya sebenarnya.

papa's calling

Dengan hembusan nafas kasar, Artha akhirnya mengangkat panggilan itu.

"Artha kamu dimana sekarang?"

Artha dan PritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang