Bab 13

75 12 2
                                    

Follow me on ig : pujaa.p
(Mention for follback)

Bukan hanya bahagia, tapi juga ada kecewa, sedih, dan rasa sesal saat melihatmu. - Artha Pradana

Ibaratkan puzzle yang kehilangan satu bagiannya. Itulah diriku sekarang - Prita Mahestika Ananta

Masih percaya kan kalo jodoh gaakan kemana?

🙃🙃Artha dan Prita🙃🙃

Hal yang pertama kali dilihat Artha saat membuka mata adalah pemandangan kamar yang asing baginya. Nuansa biru laut dengan hitam yang kontras tanpa apapun di dinding sangat menandakan bahwa ini kamar lelaki.

"Udah bangun lo?"

Seorang laki-laki yang Artha terka lebih tua darinya sekitar 3-4 tahun ini pastilah abang Prita- Vano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang laki-laki yang Artha terka lebih tua darinya sekitar 3-4 tahun ini pastilah abang Prita- Vano. Artha tentu saja mengingatnya, meski tidak terlalu akrab dengan Vano tapi Artha mengingat jelas Vano, lelaki yang suka menjahili dia dan Prita.

Sempat tertegun beberapa saat, Artha tersenyum kepada Vano menandakan dirinya sudah sadar betul.

"Sebenarnya banyak yang mau gue tanya sama lo, berhubung lo masih sakit jadi gue biarin dulu. Inget ya, pingsan gaakan ngebuat lo dengan mudah dapetin adek gue"

Artha melongo beberapa saat. Baru saja dia ingin menanyakan satu kalimat terakhir Vano namun Vano sudah berjalan terlebih dahulu menuju pintu keluar. Tak lupa sebelumnya menampilkan mata tajamnya ke Arah Artha.

Cah gendeng.

Vano buru-buru turun ke bawah untuk memberitahukan pengumuman kepada mamahnya dan Prita.

"Taa, temen kamu udah bangun itu. Eh itu temen? Apa pacar kamu? Atau cowok yang ngejar-ngejar kamu? Gila ya baru beberapa minggu aja udah laku keras adik aku ini, bangga nih abang bang.. Aduhh sakit ta"

Ucapan Vano terhenti begitu Prita menendang tulang kering kaki nya. Mamah mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya maklum.

"Yaudah kalo udah bangun mamah mau ke atas dulu bawain sup hangat sama susu ini, kasian dia"

Baru saja Mamahnya hendak menaiki tangga, Vano menahan pergerakan Mamahnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Jangan mah, mamah kaya ga pernah muda aja. Dia pasti cuman mau ngomong sama Ita mah. Gila aja di depan rumah kita terus mendadak pingsan pas ketemu ita. Pasti ada apa-apa mah"   Ucap Vano layaknya detektif dalam serial detektif conan.

Prita hendak melayangkan Protes. Apa apaan Abangnya ini. Selain menyebalkan abangnya ini juga sok tahu. Prita sudah bilang belum? Kalau kalian jangan sampai suka dengan abangnya manusia setengah demit ini.

Artha dan PritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang