“Mampus, gue terlambat lagi pasti. Hari ini upacara lagi.” Dyandra menggumam lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai ia langsung menggunakan seragamnya dan pergi ke sekolah.
“Tuh kan terlambat, kena hukum gue setiap hari kalau gini terus,” Gumam Dyandra.
Dyandra masuk lewat pintu belakang, kebetulan tidak ada penjaga di sana sehingga dia tidak menghabiskan uang jajannya untuk menyogok penjaga itu.
“What? Ada Bu Lina? Mau ngumpet kemana gue? Astapir, bisa dijemur sampe jadi ikan asin gue,” ringis Dyandra sambil mencari tempat berlindung.
“Ehm,” seseorang mendeham. “Dyandra!” tegur suara itu yang tak lain adalah Bu Lina.
“Eh, hehehe iya bu,” Dyandra terkekeh. “Selamat Pagi Bu,” ucap Dyandra.
“Sudah, jangan banyak basa-basi. Kamu ikut saya!” perintah Bu Lina sambil berjalan dan Dyandra mengekorinya.
“Kamu, hormat di depan tiang bendera sampai jam istirahat!” perintah Bu Lina.
“Yah ibu, tapi ini kan panas bu. Nanti kulit saya jadi terbakar,” ujar Dyandra memohon.
“Tidak ada alasan!” bentak Bu Lina.
Dyandra melakukan apa yang diperintahkan oleh Bu Lina. Setelah Bu Lina pergi jauh hingga tak menampakkan diri, Dyandra langsung berlari menuju kelasnya.
“Terlambat lagi?” tanya seorang lelaki tetapi Dyandra tak melihat wajahnya.
“Eh, i-iya Pak,” ujar Dyandra menunduk dan gugup.
“Hahaha,” lelaki itu tertawa lepas. Dyandra merasa heran dan ia mengangkat wajahnya dan melihat lelaki itu.
“Anjir, gue kira siapa ehh rupanya lo,” gerutu Dyandra.
“Haha, hush hush sana lo pergi kelas,” usir lelaki itu yang tak lain adalah Andra.
“Ngusir gue nih anak,”
Dyandra pergi menuju kelasnya dengan langkah yang cepat. Sesampainya di kelas tidak ada guru di sana. Suatu keberuntungan bagi Dyandra, karena tidak dapat kemarahan guru lagi hari ini.
“Untung belum ada gurunya,” ujar Dyandra setelah duduk disamping Lyra.
“Syukur dah, kalau ada pasti dimarahin lagi lo. Lagian lo sih, terlambat dijadiin hobi,” ucap Lyra sambil tertawa.
“Eh, lo tau gak Ly?” tanya Dyandra.
“Apa emang?” tanya Lyra penasaran.
“Kemaren pas pulang dari club, gue mau pulang ke rumah kan? Eh pas paginya gue bukan di rumah gue, tapi di rumah Andra,” jelas Dyandra panjang lebar.
“Bhakks? Sumpah demi apa Ra? Gue gak percaya dah,”
“Beneran gue, gak bohong,” ucap Dyandra meyakinkan. “Tau gak? Mama Andra baik banget, pengen banget punya Mama kayak gitu. Kan gue mabuk-mabukan tuh? Dia nasehatinnya baik banget, gak kasar,” ujar Dyandra lagi.
“Lalu gim___” ucapan Lyra terpotong.
“Lyra! Dyandra! Apa yang kalian bicarakan? Lebih baik keluar dari kelas daripada kalian bicara tidak jelas seperti itu!” bentak Bu Sherly-guru tercantik di SMA Tunas Bangsa, namun galaknya minta ampun- kepada Lyra dan Dyandra.
“Eh, i-iya bu, maaf,” ucap Dyandra.
Bu Sherly melanjutkan menjelaskan materi kepada siswa.
“Nih guru tiba-tiba nongol aja, gak bilang-bilang dia,” ucap Lyra.
“Tau ah, bagus lo dengerin tuh guru jelasin, nanti dimarahin lagi lo,” ucap Dyandra.
***
Bel istirahat berbunyi dan siswa-siswi SMA Tunas Bangsa mulai menuju kantin.
“Eh, Ly. Kantin yuk,” ajak Dyandra. “Gue laper nih.”
“Ya udah ayo, gue juga laper,” ucap Lyra.
Mereka berdua berjalan keluar kelas menuju kantin sekolah yang sudah dipenuhi oleh banyak orang. Disaat perjalanan menuju kantin mereka berpapasan dengan Andra.
“Hai Dra,” sapa Lyra.
“Sok kenal lo Ly,” ucap Dyandra.
Sedangkan Andra, hanya memasang senyumnya yang menawan, senyum yang dapat baperin anak orang.
“Gak apa-apa kalik Ra, gue duluan ya,” ucap Andra kembali memasang senyum. Sedangkan Lyra hanya melongo melihatnya.
“Ra, dia itu ganteng banget tau gak? Pake banget,” puji Lyra berlebihan.
“Dih, najis,” tukas Dyandra.
“Gak usah gitu loh Ra, entar lo jadi suka gimana? Ayo?” ucap Lyra.
“Gak bakal gue mah Ly,” tukas Dyandra.
“Kita liat aja nanti,”
Mereka duduk di kursi yang telah disiapkan kantin sekolah, lalu memesan makanan yang akan mereka makan.
Dyandra menyuapi siomay yang ia pesan, “siomai Mbak Tini emang nomor satu, enak banget sumpah,”
“Kalau lagi makan itu jangan sambil ngomong,” ujar Lyra sambil melahap baksonya.
“Dih, lu aja ngomong,” tukas Dyandra.
“Iyain aja dah,” ucap Lyra.
Mereka berdua menyantap makanan mereka dengan lahapnya dan tak terasa waktu istirahat sudah habis dan bel pun berbunyi.
***
Gue update lagi guys, maaf ya kalau jarang post soalnya lagi Ujian Praktek, abis itu Try Out, abis Try Out Ujian Sekolah, mepet banget tuh jadwal:) Sabar aja gue mah. Jangan bosen nunggu ceritanya ya. Okey To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
DYANDRA
Teen FictionAndra Guetta Pratama. Seorang lelaki yang dingin terhadap perempuan dan tidak banyak bicara. Ia di pertemukan dengan seorang gadis yang sangat buruk. Bisa di bilang badgirl. Tidak, bukan badgirl. Tetapi gadis yang bawel, nakal, dan tidak bisa dibil...