Bab 5

184 17 0
                                    

Andra tertegun, ia masih memikirkan seseorang yang ada dibenaknya. Yang baru ia kenal, yang baru-baru dekat dengan dirinya. Tetapi itu tidak masalah baginya, ia memikirkan perasaannya saat ini. Apakah ia mencintai gadis itu? Apakah ia menyimpan perasaan pada gadis itu? Ia bingung saat ini.

Tetapi mengapa tidak? Cinta itu bagaikan virus yang datang secara tiba-tiba. Dan cinta tidak dapat dicegah begitu saja.

“Arghh.” Andra menggeram.

“Woi, lo kenapa?” tanya Derry kebingungan.

“Hah? Gue? Kenapa? Gak, gue gak kenapa-kenapa,” jawab Andra terkejut.

“Lagi jatuh cinta ya bang?” terka Derry yang saat ini sedang ada di rumahnya.

“Sok tau lo Der,” tukas Andra.

***

“Ly, yang ini caranya gimana?” tanya Dyandra pada Lyra. Dyandra sedang ada di rumah Lyra saat ini.

“Kerjain sendiri lah Ra, masa gue terus,” ucap Lyra sambil menyeruput jus jeruk yang ia buat tadi.

“Gue kan bukan nanya jawabannya, gimana sih lo,” gerutu Dyandra.

Memang terbilang aneh jika seorang Dyandra ingin mengerjakan suatu tugas yang diberikan oleh guru, tetapi mau bagaimana lagi? Itu adalah hukuman untuknya karena tak mengerjakan 5 soal PR yang diberikan oleh Bu Sherly tempo lalu.

“Makanya, lain kali tuh PR dikerjain jangan ke club, tuhkan jadi disuruh ngerjain lebih banyak,” ujar Lyra sok menggurui.

“Padahal lo juga ke club kemaren,” celetuk Dyandra, “yeay! Udah selesai,” ucap Dyandra kegirangan.

“Bocah dasar bocah,” ejek Lyra, spontan Dyandra langsung melempari Lyra dengan kamus tebal Matematika.

“Sakit Ra,” ringis Lyra.

“Rasain tuh,” ucap Dyandra menertawai Lyra.

Lyra menggerutu kesal pada Dyandra. Sedangkan Dyandra hanya cekikikan melihat tingkah temannya itu.

“Eh, BTW lo punya nomer WA tuh si cowok ganteng?” tanya Lyra.

“Cowok ganteng? Cowok ganteng yang mana?” Dyandra kebingungan karena tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Lyra.

“Aelah, sok gak tau nih anak. Itu si Andra,” ucap Lyra.

“Dih, cowok gitu dibilang ganteng,” remeh Dyandra.

“Emang ganteng kok,” ucap Lyra.

“Iyain,”

“Ada gak?” tanya Lyra lagi.

“Nggak ada, minta aja sono sama orangnya,” celetuk Dyandra yang sedang mengikat rambutnya. “Ly, gue nginep rumah lo yak?”

“Terserah lo aja sih,”

“Males gue diem di rumah, dimarahin terus tuh sama nenek lampir,” ucap Dyandra.

“Durhaka lo Ra,” ucap Lyra.

“Abis gue dimarahin terus sih, coba aja mama masih ada di sini, pasti gak gini jadinya,” ujar Dyandra sedih.

“Lo sabar aja Ra, semua pasti ada hikmahnya. Udah takdir lo, jadi, sabar aja,” nasehat Lyra.

“Makasih atas nasehatnya umi,” ucap Dyandra terkekeh.

“Dih, gue dipanggil umi, gak cocok,”

“Abis nasehatnya udah kayak ustadzah,” Dyandra kembali terkekeh. “Ya emang bener sih, takdir gak ada yang tau,” ucap Dyandra.

“Iya,”

***

Heyyo guys, gue kembali. Pada kangen yak sama Dyandra and Andra? Hhi. Baru sempat post soalnya gue lagi Ujian Praktek and baru selesai Try Out, jadi baru bisa post sekarang.

Okay, jangan lupa vote and comment ya guys (:

DYANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang