Memalukan

13K 681 17
                                    

Hai minna!! Ayo lanjutkan ke chapter 2.. jangan lupa untuk beri saya komentar, karena saya memerlukannya untuk menambah stamina saya dalam pembuatan cerita ini. Love you :*

'Bagilah bebanmu padaku, karena itulah gunanya aku disini'

~f.y

***

"Nanti pada saat istirahat siang datanglah ke kantor, jangan ada alasan telat sedetikpun!". iapun mengangguk lemah karena nanti ia tidak dapat mendapat makan siang.

***

Saat di kantin...

"kenapa rifan di panggil sama bu mia?" tanyaku khawatir. Bukannya malah menjawab, lily malah menciptakan garis di dahinya lalu dengan tiba-tiba tersenyu penuh arti yang membuatku bergidik ngeri, pakah sahabatnya suda gila?

"kenapa kau tanya padaku? Kau kan bisa menanyakannya sendiri" sucapnya sambil tersenyum.

"kenapa kau tersenyum?" akupun menyentuh dahinya yang tidak panas. Namun aku mulai mendrama."aduuhhh.. dahi kamu panas banget li, kamu mau aku antar ke kutu utara biar dingin?"

"cih.. dasar bodoh, mana ada orang sakit di bawa ke sana, yang ada orang sakit itu malah nambah parah.

Kalau mau ke sana, berdua aja gih sama si rifan di sana.. siapa tau lu punya anak jadi penguin di sana" ucapnya sambil tertawa terbahak bahak yang sukses membuat wajahku merah padam, anatara kesal dan malu.

Tap...

Tiba tiba ada yang memegang pundak ku.. akupun menoleh ke samping, betapa terkejutnya aku saat wajah yang kulihat adalah rifan , dia duduk di samping kursiku yang tadinya kosong. Lily pun semakin tertawa terbahak dan aku menundukkan kepalaku karena aku malu.

"hei kenapa kalian tertawa tanpa aku? Seharusnya kalau tertawa itu bareng bareng" ucapnya dengan muka sok sedih yang di buat buat.

"h..h..harusnya kau lihat sendiri di sini siapa yg sedang tertawa.." ucapku dengan terbata bata. Tangan nya pun beralih ke kepalaku dan mengacak acak rambutku.

"iya aku tau, aku tau.." kaanya sambil mencubit pipiku dengan gemas. Mukaku semakin merah di buatnya.

"hei kalian berdua jangan diamkan aku dong, jika ingin bermesraan jangan di sini" kata lily dengan nada jahil.

"A..a aku mau ke toilet dulu sebentar". Ucapku lalu pergi berlari ke luar kantin.

Di toilet...

"huaa jantungku serasa mau copot.. tenang tenang tarik nafas lalu keluarkan" ucapku menenangkan diriku. "dasar lily .. kenapa dia menggodaku huffth".

"Arrrggh" erangku saat lambang aneh muncul di leherku. "ada apa ini? Apakah aku berhalusinasi bahwa aku meliat cahaya putih di leherku tadi?.. " aku berfikir keras setelah kejadian saat munculnya lambang aneh bersamaan dengan cahaya tadi.

Disisi lain...

Tanpa di sadari oleh ruka seorang pria bertopeng sedang mengawasi dirinya.

"Sepertinya gadis itu belum menyadarinya.."

***

"Hei ruka kenapa tadi kau tidak kembali ke kantin?" ucap rifan saat dia kembali kekelas.. "hei apakah kau punya telinga? Bisakah kau jawab aku? Aku tak suka bila didiamkan." Masih belum ada jawaban dari ruka.

"apa arti lambang tadi?" gumamku

"hah? Apa maksudmu lambang?, hei aku sedang bertanya" ucapnya sedikit keras di samping telingaku.

"huaaaaa" teriakku.. "hei tak bisakah kau bicara secara normal karena aku masih punya telinga..!" ucapku dengan frustasi

"aku sedikit berteriak karena sudah berapa kali aku memanggilmu.. kau tak meresponku" ucapnya tak mau kalah.

"oh ya? Apaka kau sedang mencari alasan? Dan ka-"

ucapanku terpotong saat menyadari jika suasana kelas tiba tiba hening. Akupun mengedarkan pandanganku ke sekeliling dan berhenti pada satu tatapan tajam mengarah padaku, tidak tapi tepatnya pada kami berdua.

"Kalian berdua!! Cepat berdiri di lorng sana. Apa kalian lupa ini suda masuk jam peajaran hah?!".

Akupun melangkahkan kakiku dengan gontai ke luar kelas. "kenapa mereka tak memberitau kami jika sudaha ada guru yang masuk?" ucapku dalam hati.

Di luar kelas...

Aku sendiri diam dalam pikiranku sendiri, masih mengingat ngingat apa yng terjadi saat dikamar manid.

"hei sebenarnya apa yang kamu pikirkan dari tadi?" ucapnya memcah keheningan.

"cih diamlah dasar pengganggu.. apa kau tau? Kau telah membuat hariku buruk!" ucapku sambil melotot padanya

"hei bukankah ini akan menjadi hal yang baik?." Ucap rifan

"apanya yang baik? Kau bahkan telah membuat diriku malu di kelas tadi". Sanggahku

"tentu saja ini akan menjadi hal yang baik, Karena saat kau memiliki anak, kau dapat menceritakan hal konyol ini ke anak anak mu."

"ya ya ya. Kau memang sangat jenius mr rifan!." Ucapku meledek

"terimakasih mrs ruka.. " ucapnya sambil mengetuk dahiku. " hmm mungkin hari ini terakhir kalinya aku bisa begini denganmu." Gumamnya namun masih dapat di dengar olehku.

"hah kau biang apa?" tanyaku pura pura tak tau

"t-tidak, tidak ada apa apa" ucapnya sambil tertawa garing.

Kira kira apa yang terjadi pada rifan ya?.. :V. apakah ada hubungannya dengan bu mia? . selanjutnya pada chapter 3..

IG : fikkyitsbatul

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang