salam perpisahan darimu

9.3K 546 27
                                    


'Merahasiakan sesuatu dariku merupakan hal terbodoh yang pernah kau lakukan'

~f.y

****

"terimakasih mrs ruka.. " ucapnya sambil mengetuk dahiku. " hmm mungkin hari ini terakhir kalinya aku bisa begini denganmu." Gumamnya namun masih dapat di dengar olehku.

"hah kau biang apa?" tanyaku pura pura tak tau

"t-tidak, tidak ada apa apa" ucapnya sambil tertawa garing.

***

Sebelum pulang kerumah, seperti biasa aku memasang headphone di kepalaku

Dan mulai memutar musik yang ku sukai.

Hal itu aku lakukan untuk meredakan suara riuh piuk di sepanjang jalan yang membuat telingaku merasa tak enak. Seperti biasa aku pulang dengan berjalan kaki, aku sungguh menyukai hal ini karena banyak anak anak yang tertawa bersama kedua orang tuanya, aku selalu membayangkan bahwa anak kecil itu adalah aku, maka aku membuat diriku merasa senang.

Duk.

Karena aku dari tadi melihat ke samping, aku jadi tidak memerhatikan sekitarku.

"maaf ucapku" dengan membungkukkan badanku.

"cih sudah kuduga gadis sepertimu tidak pantas menjadi seseorang yang di ramalkan." Ucap laki laki bertopeng tersebut dengan dingin. Lalu meninggalkan diriku yang masih diam untuk mencerna apa yang baru saja terjadi.

"ramalan?" gumamku. " ah mungkin laki laki tadi hanya salah orang.."

***

"Aku pulang!" ucapku dengan keras.

"oh nona, anda sudah pulang ternyata.. mari saya bawakan tas anda" ucap pelayanku sambil menundukkan badannya dengan sopan. Yah dia pelayanku yang sangat terpercaya. Umurnya sudah lumayan tua itu aku anggap dia sebagai pamanku.

"sudah kubilang jangan panggil aku nona.. haruskah aku mengingatkanmu seribu kali?" ucapku ta suka.

"oh maaf no- ruka. Saya belum terbiasa." Ucapnya masih terbungkuk
"sudahlah tak apa.. sekarang kau masih aku maapkan namun bila paman masih mengatakan aku nona. Aku, tidak mau bertemu paman lagi. Dan sudahlah paman jangan terlalu membungkukkan badanmu paman, apakah paman ingin bungkuk selamanya?" kataku sambil tertawa

"baik ruka.. maafkan saya." Ucapnya sambil kembali berdiri tegak dari bungkukkannya.

"paman jika ayah dan ibuku pulang, bilang pada mereka aku sedang tidur."

"baik non- maksud saya ruka."

"kalau begitu aku mau ke kamar dulu, dan aku sedang tidak ingin makan, jadi jangan ganggu aku saat aku sedang berada dikamar."

***

Drrrrt...drrrtttt...

Baru saja aku ingin merebahkan tubuhku di kasur tiba tiba suara handphone ku berbunyi.

Kulihat ada sebuah pesan dari rifan.. tapi aku tak membukanya karena aku harus menjawab panggilan dari lily dulu, karena jika aku mengabaikannya, maka bersiaplah telingaku untuk membengkak. Dan akupun mulai memainkan handphone ku untuk menjawab panggilan tersebut.

"hm? Lily? Ada apa dia meneponku?". Akupun mulai menekan tombol hijau yang ada di layar handphone ku untuk menyambungkan telepon darinya.

" rukaaa!! Cepat ke sini.. ini darurat."

"apa? Apa yang darurat? Kesini kemana maksudmu?"

"kesini cepatlah kerumah rifan." Ucapnya dengan nada bergetar menahan tangisan.

Tanpa pikir panjang aku langsung pergi ke tempat yang di tuju tanpa memperdulikan penampilanku yang acak acakan.

Saat berlari aku tak habis pikir, apa yang terjadi di tempat rifan. Bayangan buruk mulai menghantui kepalaku. Jujur saja aku sangat khawatir.

Sebelumnya, sepulang sekolah di kediaman rifan

Bruk!!

Betapa kagetnya aku saat tiba tiba pintu rumahku di dobrak dengan keras.

"tak bisakah kau masuk dengan sopan? Dan lagipula pintu rumah ini tidak di kunci!"

"jangan basa basi!" ucap kedua pris tersebut secara bersamaa.

"kami harus membalaskan dendam pada apa yang telah orang tuamu lakukan pada keluarga mrs mia!"

"jadi kalian mau apa hah? Membunuhku? Silahkan saja karena para warga tau bahawa itu hanyalah kecelakaan yang tak terduga! Dan asal kalian tau! Bukan hanya anak anak bu mia sialan itu yang mati!! Ayah ibuku juga meninggal pada tragedy tersebut!!" ucapnya dengan lantang.

"Bukankah itu karena kesalahan ayahmu yang mengemudi dengan lalai hah?" ucap seorang wanita di belakan dua pria tersebut.

"dasar bajingan! Anak anakmulah yang menyebabkan kemudi ayahku hilang kendali karena anak anak mu mengganggu ayaku yang sedang menyetir!"

"diam kau!! Kau tak tau apa apa!" jeritnya " kalian berdua! Jangan hanya diam cepat bunuh bajingan ini.. agar dia tau bagaimana rasanya mati!." Ucap bu mia..

"silahkan bunuh aku jalang!.. karena aku sudah tak punya alasan untuk hidup lagi!" ucapnya dengan mata mata yang memerah menahan tangis. Tapi biarkan aku mengucapkan perpisahan pada gadis yang ku sayangi."

"lima menit." Ucap bu mia dengan tajam

Rifanpun segera mengambil handphone yang ia pegang.. jari jarinya bergerak lincah di layar tersebut, mengetikkan sebuah pesan untuk di kirim pada gadis yang ia sayangi.

'untuk ruka.... Hai ruka sudah lama kita tak saling bertukar pesan.. kau tau, aku ingin meminta maaf padamu atas segala perbuatan yang membuatmu kesal. Dan juga aku ingin berterimakasih padamu karena kau telah menjadi orang yang memasuki hati yang kosong ini... sebenarnya aku ingin mengatakkan ini padamu dari dulu, namun aku tak punya nyali untuk mengatakkannya.. yah bisa di biang aku memang "pengecut" hal yang ingin ku katakkan adalah , aku ingin kau selalu mengingat diriku dimanapun kau berada.. jangan kau hapus diriku dalam memorimu.. kau bisa berjanji kan?

Ruka,... "aku menyukaimu".

"hei bukankah ini sudah lebih dari lima menit?" ucap bu mia protes. Dengan segera ia mengirim pesan kepada gadis yang ia tuju, gadis itu yang telah membuat hari harinya bersinar setelah kepergian orangtuanya. Sebelum mematikan layar handphonenya, rifan menatap dulu wallpaper dirinya dengan ruka yang sedang bersama.. sedih, itulah yang ia rasakan saat ini.. mengetahui kenyataan bahwa ia tak bisa bersama bersama orang yang ia cintai. Air matapun turun dari matanya yang dan berajhir pada layar handphonenya

"cih dasar lama." Dengan tak memberi rifan kesempatan.. para pria tersebut langsung menyodorkan sebuah pisau yang membuat rifan berdarah.

"arrgggggh" erangan rifan menggemma di ruangan tersebut

"apa yang kalian tunggu? Cepat bunuh dia dan segera pergi dari tempat ini." Ucap bu mia sambil pergi melenggang .

Dengan kasar salah satu pria dari mereka menjambak rambut rifan.

"kau akan segera mati" bisik pria tersebut

Dor...

Sebuah pistol dia tembakkannya tepat di dada rufan. Seketika darah segar pun keluar dari mulutnya.. dan iapun ambruk ke lantai.

Para pria tersebut segera pergi dari ruangan tersebut.

Sambil merasakan rasa sakit yang menjalar di dadanya, ia terus menggumamkan nama 'ruka' dan tak lama menggelaplah pandangannya. Nafas terakhirpun ia hembuskan

***

Bagaimana menurut kalian? Apakah ada yang ingin kalian komentari di chapter ini? Krik krik.. ok jika tak ada maka saya akan melanjutkannya di chapter berikutnya :V. mohon dukungannya minna!!

IG : fikkyitsbatul

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang