Rencana

4.4K 275 1
                                    

Malam pun telah tiba, bulan purnama tiba dan bintang ikut menghiasi langit malam. Iris mata merah itu menatap langit  dengan sendu. Rambutnya yang tergerai panjang tertiup bebas oleh angin.
Dengan melihat bintang, Mengingatkannya akan sosok kakaknya yang selalu menemaninya melihat bintang, kini rasa bersalah memenuhi pikiran gadis itu.

"Andai aku tak pernah berbuat kasar pada keluarga ku, mungkin sekarang aku tak akan merasa bersalah. Aku merasa.. aku bukan anak yang di inginkan." Gumaman yang sangat pelan hingga mungkin hanya angin yang dapat mendengarnya.

"Anak apa?." Suara laki laki itu memecah lamunan Ruka. Ruka menatap penuh arti pada Alex yang tengah berdiri di samping ruka, karena posisi ruka yang sedang duduk sehingga membuat ruka harus menengadahkan kepalanya ke atas.

"Hei Alex, kau belum tidur?" Ruka bertanya pada Alex namun tatapannya ia alihkan ke arah langit.

"Kenapa bertanya? Kau kan tau aku sedang tidak tidur." Ketus, jawaban yang keluar dari mulut laki laki itu benar benar ketus.

"Hei aku taulah. Aku hanya ingin membuka percakapan agar tidak terasa hening nantinya." Ruka merasa bodoh, ia lupa dengan sikap Alex yang irit dalam berbicara, ia lupa jika ia membuka bicara tak akan menghapus keheningan. Mungkin Alex hanya akan menjawab nya dengan bahasa tubuh.

Seperti yang ia duga Alex hanya mengendikkan bahunya acuh. "Aku lupa jika dia seorang batu." Ucapan yang terdengar seperti ejekan terdengar jelas di telinga Alex. Namun Alex tak peduli, seolah itu bukan urusannya dan kembali menatap bintang.

.

.

.

Seorang gadis kembali membungkuk hormat dengan membawa seseorang.
"Bagus Megumi.." larck mengusap puncak kepala magumi, membuat pemilik kepala tanpa ekspresi si itu diam diam tersenyum samar.

"Steve, kau di beri tugas untuk membawa gadis yang sering kau temui di hutan itu ke sini." Mata pemimpin Black Shadow itu  menyiratkan semangat membara.

"Baik tuan, tapi jika boleh saya tau... Ada apa gerangan gadis itu hingga harus di bawa kemari?" Steve masih membungkuk hormat dengan rasa penasaran yang menjalar di pikirannya.

"Baru saja tadi aku melihat hal yang mengejutkan terjadi, kau tau apa itu?" Larck bertanya kepada pemuda yang sedang membungkuk hormat itu dengan senyuman evil nya.

Steve yang tidak tahu apa apa segera menjawab "saya tidak tau tuan."

Larck kemudian tertawa di atas kursi kebesaran nya itu. "Kau akan tau jika kau segera melaksanakan perintahku."

"Baiklah tuan."

"Aku menugaskanmu dengan hormat langsung dariku. Lakukanlah dengan baik tepat pada esok pagi."

"Baik tuan.. mm.. tuan tidak akan melakukan hal yang buruk padanya kan?" Steve berbicara ragu pada pemimpin nya itu.

Lorack yang mendengar itu tersenyum penuh arti. "Tentu tidak, aku hanya membutuhkannya." 'membutuhkan kekuatanya untuk menghancurkan kepemimpinan lorax' tambahnya dalam hati.

.

.

.

"Huaaa!!!" Ruka bangkit dari tidurnya dengan keringat dingin di tubuhnya. Bajunya basah oleh keringat nya sendiri dan pikirannya kembali pada mimpi yang ia alami.

"Ruka!?" Suara serak khas Alex memecah pikiran Ruka. Tangan Alex mengetuk pintu kamar ruka dengan lumayan keras.

Tok tok tok.

Dengan langkah sempoyong ia membuka pintu tersebut, tangannya bergetar hebat, namun ia menyembunyikan nya di belakang tubuhnya agar tidak Alex ketahui.

Alex memandang ruka dengan raut khawatir namun ia menyembunyikan nya kembali dengan wajah datar. "Kenapa kau berteriak?" Dengan nada dingin Alex bertanya, matanya melihat pelipis ruka yang di penuhi dengan keringat dan muka yang... Berantakan.

Dengan ragu ia mengangkat suara "Ah em itu tadi aku melihat kecoa terbang jadi aku berteriak hehe" Alex yang tidak tau apa itu kecoa membuat nya bertanya kembali.

"Kecoa? Apa itu?" Tiga kata itu membuat ruka tersadar, gadis itu lupa jika di dunia ini tidak ada hewan yang bernama kecoa.

"Kecoa itu em.. itu..." Ruka berfikir keras untuk meyakinkan kan Alex, karena ia tak terfikir apapun lagi maka ia mulai berakting.

Pertama, Ruka memulai dengan gerakan tangannya yang mulai menggosok gosok mata. kedua, ruka membuat matanya seolah mengantuk dan ketiga, ruka mulai menguap. "Huammmm aku mengantuk sekali. Alex rasa kantuk ku tidak dapat di tahan lagi jadi aku harus tidur. Dah Alex." Ruka melambaikan tangannya dan menutup kembali pintu kamarnya.

"..."

Alex yang merasa percaya tidak percaya kembali ke ruang tengah dan tidur di sofa lebih tepatnya kayu yang di tumpukki oleh dedaunan pohon membuat kursi tersebut sangat empuk dan nyaman, tak lupa ia memakai magic mushroom untuk bantalnya.

***

Tbc

Bagaimana part bagian ini ?

Ayo ngabuburit bersama Ruka dan Alex 😂

Menurut kalian apa rencana yang akan di lakukan oleh larck? Btw ini pertama kalinya Megumi tersenyum loh meski senyumnya samar samar tapi yah itu juga dia udah berusaha buat senyum.

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang