Tanggung Jawab

4.3K 271 18
                                    

Jangan lupa vote dan koment nya ya 😘

***

Di bawah pohon yang rindang, gadis berusurai putih itu duduk di atas kursi taman sambil bersenandung ria. Hingga kepalanya menoleh saat ada yang memanggilnya.

"Putri!"

Ruka melambaikan tangan ke arah gadis yang sangat mirip bahkan ia seperti melihat dirinya sendiri. Benar benar mirip batin Ruka.

"Maaf membuatmu menunggu putri" eve yang sekarang sedang melakukan penyamaran membungkukkan badannya meminta maaf pada gadis yang ia sebut sebagai putri.

"Hah? Ahahahah jangan kaku begitu, bicara saja seperti pada temanmu sendiri eve." Eve merasa tidak enak pada Ruka jika memanggilnya dengan Ruka, bukankah sangat lancang sekali jika aku berbicara tidak sopan pada orang yang kita hormati?

"Huaaa gitarku! akhirnya gitarku kembali." Saking senangnya ia sampai melompat lompat di atas rumput taman tersebut dan memberi eve sebuah pelukan hangat, eve hanya diam dan ia merasa senang jika Ruka tidak marah padanya karena.... Telah merebut semua hal yang Ruka punya.

"A-anu putri, apakah tidak apa apa aku mendapat pelukan darimu? Sepertinya saya tidak pantas."

Ruka membuat kerutan di dahi dan kemudian tertawa terbahak bahak.

"Ahahahah ada apa denganmu? Dan apa maksud dari putri?." Ruka melepas pelukannya dan beralih menatap mata merah yang sangat sama persis dengan miliknya. Apakah mataku juga indah seperti ini? Lupakan lupakan, aku terlalu ke ge'eran. Ruka menghapus pemikiran nya itu.

"Bukankah kalian sudah pacaran?, dan putri tinggal di istana? Bukankah itu semua pantas di sebut sebagai putri?."  Lagi lagi Ruka membuat kerutan di dahi dan otaknya berfikir keras.

"Siapa yang berpacaran dengan siapa dan siapa yang tinggal di istana dan siapa itu siapa?." Dengan tampang bodoh Ruka bertanya tentang orang yang menjadi siapa itu.

"Itu anda putri, yang berpacaran itu putri dan pangeran Alex dan yang tinggal di istana itu bukankan anda putri?" Dengan pernyataan yang sekilas terdengar seperti pertanyaan membuat Ruka terdiam.

"Aku pacaran?" Ruka membeo, otaknya tak bisa berfikir jernih, hingga akhirnya ia dapat mengerti apa yang eve katakan. " Apa!? Tunggu tunggu tunggu, itu semua salah. Pertama aku tidak berpacaran dengan Alex, maksud ku bagaimana mungkin aku dapat berpacaran dengan batu?, Kedua aku sekarang tidak tinggal di istana melainkan di dalam hutan. Dan yang ketiga..  hmmm apa ya? Mungkin sudah dua saja cukup."

Eve mematung, mungkin jika ia yang berkata bahwa pangeran itu batu, pasti kepalaku akan terpisah dari tubuhku... Mukanya memerah, ia merasa malu karena eve merasa dirinya sudah sok tau tentang kehidupan Ruka apa lagi Ruka itu orang yang terhormat.

"Putri maafkan saya!" Eve membungkukkan badannya meminta maaf.

"Sudahlah eve tak perlu samapai begitu. Dan aku harus cepat kembali ke sana. Dah eve." Ruka membalikan tubuhnya dan berjalan pergi meninggalkan eve yang sedang menatap ke arahnya. Setelah perlahan menjauh Ruka kembali menolehkan kepalanya ke arah eve. "Terimakasih untuk semuanya dan jaga dengan baik keluarga ku, dan bila sampai kau menyakiti mereka kau akan tau akibatnya." Ruka memberikan senyuman manis lalu menghilang saat tubuhnya menyentuh pohon.

Senyuman manis yang harusnya  dapat memberikan kehangatan tidak eve peroleh, bahkan eve merasa senyuman itu seperti ancaman apalagi saat kata kau akan tau akibatnya itu keluar.

.

.

Kaki mulus yang berbalut sepatu sneakers putih itu menginjak dedaunan kering, manik merah itu menatap rumah kayunya.

"Ayah... Gitar pemberianmu akan aku rawat dengan baik di sini. Aku janji!" Ruka, gadis itu tersenyum mengingat ia berbicara sendiri di tengah hutan sambil menggunakan nama ayah, seperti sebuah film. perasaan sedih yang terus menghantuinya saat harus berpisah bersama semua orang yang ia sayangi kembali muncul menyelimutinya.

Namun perasaan tersebut hilang saat seseorang memanggil namanya, suara yang dapat menenangkan hati, sama seperti saat bersama orang yang telah berada di atas sana. Alex... yah laki laki yang sering membuat hatinya berdebar saat bersamanya dan mata hitam kelam yang dapat membuatnya tenang eh perasaan apa ini?.

Grepp

Alex memeluk Ruka dengan sangat erat. Matanya terpejam erat menetralisir kan amarahnya. Lalu melepaskan pelukannya, kedua tangannya beralih ke arah pundak Ruka dengan meremasnya dengan keras.

"Apa yang kau lakukan! Apa kau tau aku mencarimu kemana mana! Kenapa kau tidak bilang dulu padaku! Apakah tau akan bahaya jika kau terjebak dalam dunia portal dan tidak bisa kembali!"  Raut muka Alex mengeruh, wajahnya memerah karena marah, mata hitam yang dapat menenangkan berubah menjadi sorotan mata tajam dengan penuh kilatan amarah.

"Memang apa pedulimu? Aku hanya mengambil gitar di duniaku dan apa itu salah!?" Ruka tidak kalah keras suaranya dengan Alex. Alex semakin meremas pundak Ruka membuat pemilik pundak tersebut meringis.

"Peduliku!? Kau membuatku khawatir! Kau membuat hatiku tak karuan saat kau menghilang tadi! Dan tentu saja itu salah. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan pada perasaan ku tadi."

Ruka semakin tak mengerti apa yang Alex katakan. Yang Ruka tau, saat ini ia tengah di salahkan sambil memarahinya.

"K-kau! Hahhh....." Ruka menghembuskan nafasnya mencoba tenang agar tidak terjadi pertengkaran yang berlebihan. Dan kembali melanjutkan kata katanya.

"Pangeran Alex yang baik hati-"
"Tak usah merayuku" Alex memotong perkataan Ruka, membuat gadis itu kembali menghembuskan nafasnya kasar, dan melanjutkan kembali kata katanya.
"tolong dengarkan aku, aku hanya mengambil gitarku dan lihat kembali dengan selamat. Jadi anda tidak perlu memarahiku sampai seperti ini." Ruka menunjukkan telunjuknya ke arah pundak nya yang sedang Alex remas dengan keras. 'pasti pundak indahku akan memerah'. Alex melepaskan tangannya dengan segan namun matanya tetap menyorot tajam ke arah gadis yang terlihat mencoba tenang itu.

"Ck, tapi kau harus bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan pada perasaan ku." Dengan masih setia Alex menatap Ruka, Ruka hanya memutar matanya malas.

"Apa yang aku perbuat? Itu kau sendiri yang membuat perasaan tak karuan itu. Jadi itu bukan salahku karena aku tak melakukan apa apa."

Ruka membalikan tubuhnya hendak masuk rumah kayu nya.

"Lakukan atau kau akan tau akibatnya." Ancam Alex yang membuat Ruka membalikkan kembali badannya menghadap laki laki berwajah tampan membuatnya ingin menghabisi wajah tampan itu sampai babak belur dan mencincang kepalanya kemudian ia masak dan ia lempar ke laut.

"Hahhh... Baiklah baiklah, karena aku gadis baik aku akan bertanggung jawab meski itu bukan salahku." Dengan nada sombong dan sarkasme Ruka berkacak pinggang. Alex merasa gemas melihat tingkah gadis di depannya ini, membuat sudut bibirnya terangkat sedikit namun itu tidak Ruka sadari karena senyuman Alex sangat sangat tidak terlihat.

Di tempat lain....

"Pfft ahahahah seperti nya sekarang aku tau apa kelemahan pangeran negeri lorax itu! Aku dapat menggunakan gadis itu dan membuat batinnya lemah sehingga sebentar lagi aku dapat menguasai lorax dan bagian terpenting, sang raja dapat tunduk di depanku kemudian memohon mohon padaku. Benar benar menyenangkan." Smirk menyeramkan terlihat di ruangan dengan pencahayaan yang minim. Membuat suasana semakin mencekam.

***
Tbc

Sampai sini dulu ya chapter ini.
Maaf kalo author jadwalnya ngga tetap atau bahkan author memublikasikan nya semena mena 🙏

Tolong maafkan author ini ya 😭

Kalian mau nge ship yang mana?

1. Ruka x Alex
2. Ruka x Steve
3. Ruka x Rifan

Kalau author sudah pasti suka Ruka sama Alex, nah kalian yang mana?

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang