~Happy reading~
🍃🌸🍃
Aku memang belum mencintaimu seutuhnya
tetapi
Seperti kata pepatah
sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
Jadi tunggu aja
🍃🌸🍃Setelah menghabiskan teh buatanku, Rafa pamit untuk pulang.
"Tan-,eh Ma, Rafa pamit pulang dulu, soalnya ada perlu sama Mama.Mama minta ditemenin shopping" kata Rafa berpamitan.
"Oh begitu, ya udah kalo gitu kamu hati-hati pulangnya" kata Mama sambil tersenyum.
"Iya Ma, aku pamit pulang dulu" ucap Rafa berdiri sambil mencium tangan Mama.
"Aku pulang dulu ya Fis!" ucap Rafa.
"Huum" balasku.
"Fis!, anterin Rafa sampe depan gih!" suruh Mama.
Rafa cengengesan gaje.
"Huft... iya deh" balasku.
Aku pun mengekori Rafa.
Setelah nyampe pintu depan, Rafa balik badan. Dan kini tepat berhadapan denganku.
"Maaf aku buru-buru pulang. Niatnya sih mau lama-lama disini. Nginep tiga hari pun aku mau" kata Rafa mulai ngegombal.
"Apaan sih Raf!,puitis lagi" ucapku sambil menggebungkan pipi.
"Ya udah aku pamit dulu cimol" balas Rafa sambil mengacak-ngacak rambutku.
"Jangan panggil aku cimol!" kataku gak terima.
"Emang kenapa?" tanya Rafa kepo.
"Aku jadi laper" ucapku sambil nyengir.
Rafa tertawa mendengar jawabanku.
"Aku pamit ya!"kata Rafa lagi.
"Iya" jawabku singkat.
"Aku pamit ya!" kata Rafa untuk yang kelima kalinya.
"Fa!, udah lima kali kamu ngomong pamit dari tadi" aku mendengus pelan.
"Hehe, yaudah aku pulang detik ini juga!" ucap Rafa sambil senyum.
"Bye, pacar" kata Rafa.
"Bye" balasku.
Rafa pun masuk ke mobilnya.
Tiba-tiba dia memanggilku lagi ketika aku hendak berbalik badan.
"Fis!" panggil Rafa.
"Apa lagi?" tanyaku tersenyum simpul.
"Cuma mau bilang. Jangan kangen aku.Berat.Kamu gak akan kuat. Biar aku aja" kata Rafa yang membuatku antara risih dan malu.
Kubalas ucapan Rafa dengan tersenyum simpul.
Rafa pun melajukan mobilnya.
Lima menit berlalu setelah Rafa pamit untuk pulang.
Aku masuk ke rumah setelah mengantar Rafa sampai pintu depan."Udah pulang pacarnya?" tanya Mama menggodaku.
"Ih. Apaan sih Ma" sahutku malu.
"Kalau pacaran juga gak papa" balas Mama, yang lagi-lagi membuatku speechless.
"Terserah Mama deh" jawabku dengan mengerucutkan bibir.
"Rafa,cowok pertama yang kamu ajak ke rumah.Jadi Mama pikir dia pacar kamu" kata Mama menjelaskan.
"Bukan Rafa,cowok pertama yang aku ajak kerumah Ma!"sanggahku.
"Trus yang pertama siapa?" tanya Mama penasaran.
"Masa Mama lupa,sama bocah TK yang putih waktu itu" kataku mencoba mengingatkan Mama masa kecilku dulu.
"Hmm",Mama berusaha mengingat-ingat sambil menekan-nekan dahinya dengan telunjuk.
"Owh..,Sekarang Mama inget!
bocah putih yang mirip vampire itukan?" tanya Mama memastikan."Yang namanya selalu kamu sebut-sebut waktu ngigo" sambung Mama lagi.
"Mama denger aku ngingo?" tanyaku takjub.
"Iyalah Mama denger. Kamu ngingonya teriak-teriak trus tiba-tiba kamu nangis.Gara-gara bocah vampire itu" kata Mama menjelaskan.
"Dia bukan vampir Ma.Orang dia ganteng plus Romantis gitu!" sanggahku nggak terima.
"Percuma ganteng plus Romantis tapi akhirnya ninggalin dan ngasih harapan palsu" kata Mama menyindir.
"Hah?. Kok Mama tahu dia pergi. Mama tahu darimana soal Austin?" tanyaku keheranan.
"Mama nggak sengaja baca buku diary kamu!" kata Mama jujur.
"Ih.Mama ganggu privasi aku nih. Malu tauk!" ucapku BT.
"Siapa suruh kamar diberantakin kayak kapal pecah gitu!.Lagian Mama gak sengaja liat tuh diary jatoh" balas Mama.
"Maaf Ma. Fisa belum sempat ngerapihin kamar!" ucapku nyengir.
"Trus Mama bantuin aku ngerapiin kamar aku?"
"Awalnya sih Mama mau bantuin, tapi nggak jadi karena...
"Karena... Mama terlalu asyik baca curhatan aku di diary!" sambungku.
"Hehe" Mama nyengir.
"Yaudah sana gih!.Bersihin kamar kamu!. Kecoa aja males buat masuk kamar kamu" kata Mama menyudutkanku.
"Iya-iya aku bersihin!"balasku cepat.
Males debat sama Mama. Pasti bakal panjang urusannya.Aku pun pergi ke kamarku dan segera mengganti seragamku dengan baju tidur kerropi kebanggaanku.
Malem masih lama sih,tapi nyaman aja kalo pake baju tidur.Setelah mengganti baju, aku mulai ngerapihin kasurku. Kuganti sprei nya dengan sprei warna biru bermotif awan kesukaanku.
"Kasur udah rapi selanjutnya meja belajar!" ucapku melakukan list yang sudah kurancang sebelumnya di otakku.
Kubersihkan debu-debu yang menepel di buku, novel dan komik yang letaknya tidak beraturan itu.
Rak buku di meja belajarku ada tiga. Rak pertama buku-buku zaman SMA, rak kedua buku-buku semasa SMP dan rak paling bawah adalah buku-buku zaman dimana aku masih bocah dan terbilang kiyut itu.
Ketika aku merapikan rak Zaman aku SD itu, nggak sengaja aku menemukan nenek moyang buku diaryku yang sudah kucel dan banyak debu itu.
"Astatang!. Diary zaman old nih!" ucapku takjub.
Kubersihkan debu yang menempel di buku itu dengan kemoceng.
Setelah bersih, kubuka lembaran pertama buku itu.
Bertuliskan : Diary milik Nafisa. Mama nggak boleh baca.Aku malu sendiri membaca judul buku diaryku itu.
"Polos banget nih gue di zaman old"ucapku cengar-cengir.
Kubalik lembaran keduanya.
Bertuliskan:14 Februari 2010
Hari ini tepat, hari dimana aku diajak Austin ke taman dekat danau sepuluh tahun lalu.
Aku seneng banget soalnya kami membuat janji, jika dewasa nanti aku dan Austin pacaran trus nikah deh.
Aku nggak sabar jadi cepet gede!
Apa aku culik doraemon aja ya? Biar bisa ngeliat masa depan 😄
Nggak jadi deh kata Mama nggak boleh gitu. Dosa!Udah yah diary! Sampe sini dulu curhatan aku hari ini.Kelamaan nulis ntar aku jadi kangen Austin lagi.😢
Selamat tidur Austin yang di negeri para Bule :)Aku cengar-cengir sendiri membaca buku diary SD ku itu.
Polos banget deh. Sumpah 😂Belum puas dengan lembaran kedua, aku pun membaca lembaran demi lembaran buku diary itu sampai akhirnya aku pun tertidur.
Bersambung.....
Salam baper skylovers00 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
1% ABOUT LOVE
Teen FictionCerita ini gak ada unsur bad boy or bad girl. Hanya tentang cerita cinta monyet yang belum kelar dan belum pasti ujungnya. Mereka terjebak friendzone dan terjebak ruang dan waktu yang membuat mereka berpisah. Akankah mereka dapat bertemu kembali??? ...