🍃🌸🍃
Apakah kau pernah merasakan perihnya memendam rasa sendirian?
Biar kuberi tahu,
Perihnya,ibarat luka yang ditaburi garam.
🍃🌸🍃Apakah kalian pernah merasakan menunggu seseorang yang tidak memberi kepastian?
Apakah kalian tahu rasanya berat menahan kerinduan?
Kalian tahu?,
Kini aku mengalami hal itu, aku masih terjerat jaring masa lalu yang terus mengingatkanku akan dirinya.
Memori tentangnya entah kenapa masih melekat di otakku.Aku menutup buku diary milikku yang tak sengaja kubawa. Aku tak sengaja memasukkan buku diary ini bersama buku mapel hari ini
yang kupersiapkan tadi pagi dengan terburu-buru.Tadi pagi aku memang sangat terburu-buru sekali,kemarin aku sudah pindah rumah, jarak antara sekolah dan rumah baruku sangat jauh.Tidak seperti rumah lamaku.Yang jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja.
Kali ini aku berangkat dengan bus,dan sekarang aku sedang di halte, menunggu busnya datang.Ting. Bunyi pesan masuk.
Tetapi aku enggan untuk membaca pesan itu.Mungkin hanya sekedar spam saja,pikirku.
Sudah setengah jam aku menunggu busnya datang.
Tetapi bus yang kutunggu tak kunjung tiba.
Langit mendung,gumpalan-gumpalan awan hitam menghiasi langit.Dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Benar saja,rintik-rintik hujan sudah jatuh membasahi bumi.
Rembesannya membuat bajuku sedikit basah.Hujan..,bagaimana ini.Apa aku bolos saja ya, pikirku.
Kulirik arloji berwarna biru gelap yang melingkar ditangan kiriku. Sudah jam tujuh tepat.
"Sial.Sepertinya kali ini aku akan terlambat lagi" gerutuku.
Benar perkiraan Mama,kalau hari ini akan turun hujan.
Mama sudah menyuruhku membawa payung,tetapi aku menolak membawanya.Karena cuaca yang cerah tadi pagi."Mama memang peramal,besok-besok aku akan mendengarkan ucapan Mama" janjiku dalam hati.
Hujan,dingin dan sendirian lengkap sudah cobaan yang membuat moodku hilang.
Semoga saja tidak ada petir akibat hujan ini.Aku benci hujan karena setiap kali hujan ada petir yang bergemuruh.Itu membuatku takut.Mengenai petir,aku teringat akan Mimiauw, waktu itu pulang sekolah kami bermain di danau yang berada tak jauh dari TK kami.Dan saat itu turun hujan.Petir pun menyambar pohon dekat aku berdiri.Ranting pohon itu jatuh dan hampir menimpuk kepalaku.
Beruntung ada Mimiauw yang segera menyelamatkanku.Sesekali aku berdiri dan melihat ke ujung jalan,harap-harap ada bus ataupun taksi yang bisa kutumpangi.
Brum.brum..brum.
Dari ujung jalan ada seorang pengendara motor sport berwarna merah,ia memakai helm full face menutupi wajahnya.
Dan tiba-tiba ia berhenti di depan halte,tempat aku duduk.Pengendara itu membuka helm yang dikenakannya.
"Hei!cewek aneh!" sapanya.
Aku terkejut melihat sosok dihadapanku ini. Sosok itu tak lain dan tak bukan adalah
si kulkas berjalan. Austin.
Setelah membuka helmnya si cowok es pun duduk disampingku. Ia mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah.
Harus kuakui dia ternyata tampan.Tak sengaja aku terpana melihat parasnya yang karismatik itu."Gue tau gue ganteng,iler lo dikit lagi netes tuh" ledeknya.
"Lo ngapain berhenti disini" tanyaku sewot untuk menutupi malu.
"Santai dong...,nggak usah nyolot gitu juga kali" balasnya.
"Lo masih nanya ngapain gue berhenti disini?.Lo gak liat sekarang lagi hujan gede. Gue jelas-jelas mau neduhlah!" ucapnya sarkatis.
"Nggak mungkinkan gue mau ngapelin lo!" imbuhnya sambil tertawa.
Aku menangkupkan wajahku.Enggan membalas ucapan si kulkas berjalan ini.Saking malunya dengan pertanyaan tak logis yang kulontarkan barusan.
Pipiku memerah padam.Malu."Btw,blush on lo kayaknya ketebelan deh,pipi lo merah tuh" ucapnya memberitahu.
"Merah apanya,gue gak pake blush on kok" balasku.
Sontak aku mengeluarkan ponselku, membuka kamera untuk mengeceknya.
"Tuh kan lo gak liat pipi lo semerah itu,kalo gak pake blush on artinya lo--"
"Cieeeee yang blushing karena malu" ledek cowok es yang membuatku bertambah malu.
Wajah kami berdekatan beberapa senti,karena aku ngaca lewat kamera,si cowok es dengan jailnya menekan tombol tengah.Dan benar saja,fotoku dan dirinya tertangkap kamera.
"Jangan dihapus.Biarin aja" sergahnya, ketika aku hendak men-delete foto tadi.
"Suka-suka gue dong!,mau ngapus atau nggak!" ucapku sewot.
"Kalo lo hapus,liat aja akibatnya nanti" ancamnya.
"Pa'an sih lo,ngancem segala" balasku sinis.
"Mau gue sebarin se-sekolahan kalo lo, nerima Raffa karena kepaksa?" ancamnya lagi.
Aku membatu,mendengar ucapan si cowok es barusan.Darimana dia tahu tentang masalah ini.
"Gue nggak kepaksa kok,nerima Raffa jadi cowok gue!" sanggahku.
"Gak usah pura-pura lagi Fis,gue udah tau semuanya" ucap cowok es pasti.
"Gue gak sengaja denger waktu lo curhat sama Raina di taman waktu itu" imbuhnya.
Aku pun terdiam.
"Fis,gue udah capek nahan cemburu,capek mendam rasa ini sendiri!".
"Gue cuma mau bilang----,
Kalo gue......"*
*
*
*
*
Dan........
Bersambung......
Sengaja digantungin biar penasaran 😂
Bantu vomment ya !! Tembus 30 vote di next hari sabtu 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
1% ABOUT LOVE
Teen FictionCerita ini gak ada unsur bad boy or bad girl. Hanya tentang cerita cinta monyet yang belum kelar dan belum pasti ujungnya. Mereka terjebak friendzone dan terjebak ruang dan waktu yang membuat mereka berpisah. Akankah mereka dapat bertemu kembali??? ...