6

785 50 0
                                    

Rani Pov.

Belum sempat aku membuka pintu rumahku, terdengar suara wanita dan bibi yang sedang mengobrol, aku berhenti sejenak dan sambil mengingat-nginat siapa pemilik suara itu, suaranya tidak asing bagiku. Tak perlu waktu lama, langsung saja kubuka pintuku, setelah kubuka pintuku, wanita dan bibi yang sedang berdiri di ruang tamu memandangku. Begitu kagetnya aku, bahwa wanita itu adalah Gadis, kakak perempuanku satu-satunya.

"Gadis?" Ucapku lalu berlari memeluknya. Aku menangis, terisak-isak di pelukannya, baju yang di pakainya kini basah karena air mataku.

"Iya, ini aku, kamu darimana saja? Kok pulangnya sorean banget?" Tanya Gadis mengusap kepalaku, mencoba menenangkanku.

Ia tahu bahwa yang kutangisi, selain terharu dengan keberadaannya di sini itu adalah kepergian ibu, yang tak dapat kulihat dan mengantarnya di tempat peristirahatannya yang terakhir.

"Gak usah berlarut-larut, Mama pasti ngerti kok," ucapnya lagi, melepaskan pelukanku, mengusap air mataku dan tersenyum kearahku.

Butuh waktu 2 jam untuk menenangkan perasaanku di dalam kamar dan di temani oleh Gadis.

"Coba tebak, aku kuliah dimana nantinya?" Tanyanya mencoba untuk menghiburku lagi.

"Dimana?" Tanyaku balik bertanya yang masih di iringi tangis kecil yang mulai kulap air mataku.

"Di sini, sama kamu," ucapnya girang.

"Seriusan ?"

"Iya, serius, cuman aku mungkin langsung ikut ujian aja untuk kelulusan."

Karena sudah banyak pelajaran yang di tinggalkan dan sepertinya sekolah sudah tidak bisa menerima lagi siswi baru yang tinggal menghitung bulan di mulai ujian semsester ganjil.

"Jadi Gadis cuman di rumah doang?"

"Rencananya sih pengen bimbel di luar, ngabisin waktu di toko buku selama kamu sekolah, habis itu aku pulang deeh, main sama kamu."

Kupikir itu bukan ide yang buruk. Sekarang aku punya alasan untuk cepat pulang kerumah dan berangkat kesekolah.

.
.
.

Gadis Pov.

Pagi ini aku berjalan di sekita kota makassar, selain untuk mencari tempat bimbel yang bagus, kuluangkan juga waktuku untuk mencari toko buku di sekitaran sini. Tidak jauh dari tempatku berdiri, kudapati sebuah toko buku yang lumayan cukup besar yang berada di jalan Bulukunyi di kota makassar. Aku berjalan menghampiri toko buku itu, sambil melihat kekiri dan kanan untuk menyebrang jalan raya.
Kupilih buku-buku yang kubutuhkan sekitar 3 buah buku, kebetulan buku di sini lebih murah daripada yang ada di mall.

"Ada yang salah yah sama gue ?" Batin Gadis, berdiri di depan kasir yang akan ia bayar bukunya.

Sedari tadi ternyata Pegawai atau pemilik toko itu sedang memperhatikanku, entah apa yang salah denganku. Cepat-cepat ku ulurkan tanganku dengan beberapa uang kertas lalu berbalik, belum sempat kubalikkan tubuhku, wanita itu menarik lenganku.

"Kamu gadis kan?" Tanya Wanita itu, aku mengerutkan keningku, darimana ia tahu namaku? Sedangkan di Kota ini aku baru sehari.

"Iya," jawabku singkat dengan wajah yang masih penasaran.

"Ini aku, Tisa, teman Sekolahmu dulu, sekolah di Jakarta kan?" Tanyanya lagi, aku mengingat-ngingat sebentar, siapa wanita ini yang ada di hadapanku bernama tisa?

"Wajar sih kalau kamu gak ingat sama aku, dulu emang kita gak akrab, terus aku pindah ke kesini," ujarnya panjang lebar. Aku tersenyum kecil dengan wajah yang bisa di artikan bahwa aku betul-betul tidak mengingatnya.

Kiss In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang