1 2

609 45 0
                                    

Gadis baru saja masuk kedalam, mendapati Rani yang berjalan menuju meja makan.

"Kok baru pulang?" Tanya Rani, Gadis berjalan mendekati Rani.

"Iya, tadi mampir makan dulu, gak sempat ngabarin, gak apa-apa kan?" Jawab Gadis meneguk segelas air putih.

"Hem."

"Ehh di depan pagar ada cowok pake motor terus seragam sekolahnya mirip sama Lo," ujar Gadis.

Rani berfikir sebentar. "Ohh iya, itu teman gue, lagi ngerjain tugas.",

"Tumben Lo bawa teman sekolah kerumah, biasanya gak pernah, apa karena yang ini ganteng yah?" Ledek Gadis.

"Apaan sih Dis, biasa aja, gak ganteng kok."

"Gak ganteng apanya, gue aja yang liatnya cuman sekilas, ganteng kok," Gadis mulai membuat pipi Rani menjadi merona.

"Masa sih ganteng?" Gumam Rani dengan senyum kecil di wajahnya.

"Ehh, ngapain senyum-senyum?" Gadis mengibas-gibaskan tangannya.

"Siapa yang senyum? Orang biasa aja," ucap Rani menyimpan kembali gelas yang di genggamannya.

.
.
.

Raka dan anggota Tim Kreatif lainnya sedang berkumpul di perpustakaan, kembali merapatkan persiapan pementasan Drama Musikal kelas nanti. Kebetulan di jam pelajaran kedua ini Guru Biologi mereka tidak masuk, jadi kita memanfaatkan waktu untuk berapat ria di perpustakaan.

Dan disini lah Raka, duduk berhadapan dengan Rani tanpa saling berbicara sedikit pun. Sejak tadi yang dia lakukan hanyalah fokus memainkan jari-jarinya di atas keyboard laptop, seperti asik dengan dunianya sendiri.
Raka menghela nafasnya setelah melihat lagi Gang badboy sedang menghampiri mereka.

Gilang, Hito, Andre dan Rama duduk di barisan kursi Rani.

"Hei, ngobrol, dong," bisik Hito sambil menyikut lengan Rama.

"Ck, apaan sih lo."

"Hei, Ran, Ajak Rama ngobrol, dong. Jangan diem-diem aja, ngomong lah," ucapan yang mampu membuat Rani berhenti memusatkan dirinya dari naskah Drama yang sedang dia kerjakan. "Ayo, ngobrol. Kasian si Rama, kesepian kalo gak diajak ngobrol."

Rama menonjok bahu Hito dengan pelan, membuatnya sedikit merintih kesakitan.

"Berisik lo, Hit. Bisa diem gak, sih?" ancam Rama kemudian.

"Iya, iya. Gue paham kok, Ram, Lo gak mau gue ganggu, kan? Oke deh, gue sama yang lain mau ke kantin aja." ucapnya sambil beranjak. Mengajak Raka, Deri dan Ira bersamanya. "Kalian yang harmonis ya ngerjain naskahnya, haha.." Dengan penuh tawa jahil, Hito mengajak teman-teman lain untuk meninggalkan Rama bersama Rani seorang. Hito memang menyebalkan, tapi mau bagaimana lagi. Rani saja masih terdiam terpaku, sibuk dengan laptopnya.

Rama menghela nafas. "Ran," ucap Rama kemudian, dan Rani pun menatapnya.

"Ya, kenapa?" tanyanya.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo," Jawab Rama dengan ragu.
Rani mengangguk pelan. "Ya, tanya aja."

"Ehm...," Rama menelan ludah. "Gue sayang sama Lo Ran."

Kiss In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang