1 9

635 53 7
                                    

Rani Pov.

Rasanya pagi ini Raka terlihat jauh berbeda dari pagi sebelumnya, pagi yang biasanya ia menyapaku di saat berjalan di koridor, ketika jam istirahat ia selalu mengajakku untuk kekantin sekolah, dan pulangnya mengajakku untuk pulang bersama atau sekedar bertanya padaku, apakah aku di jemput hari ini atau aku naik bus.
Hari ini ia tidak melakukan itu, ada yang aneh darinya, tapi mengapa aku merasakan itu ? Perbedaan itu.

"Ran, Lo lagi musuhan yah sama Raka ?" Tanya Ira yang ikut merasakan apa yang kurasakan.

"Musuhan? Gak kok, gue baik-baik aja sama Raka!" Ujarku.

"Tapi kok gue liat Raka nyuekin Lo sih ?"

"Lo nolak Raka kali? Makanya dia ngambek sama Lo," sahut Deri dari belakang Ira, yang baru saja tiba, ikut bergabung dengan kami, mendengarkan percakapanku dengan Ira.

Ira membalikkan kepalanya, menatap Deri.

"Ngomong apaan sih Lo, ngaco nih," ucapku tertawa.

"Maksudnya apaan sih nih? Kok Lo tiba-tiba ngomong gitu Der? Emang Lo tau masalahnya apaan?" Tanya Ira.

Deri memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku celana abunya, mengangkat satu alisnya menatapku lalu menatap Ira, dan ia pergi begitu saja.
Ira menatapku, begitupun aku, menatap Ira, dengan ekspresi wajah penuh tanya.

Di gerbang sekolah aku masih saja menatap sepeda motor Raka terparkir tidak jauh dari tempatku berdiri.
Di dalam mobil kulihat Raka sedang berdiri di samping motornya, menatapku, sangat jelas, aku melihatnya, ia mengalihkan pandangannya ketika kudapati itu.

Kamu jatuh cinta Rani, kamu jatuh cinta, dan kamu sedang berusaha menyangkalnya.

"Shit, kenapa sih gue kepikiran Raka ? Capek kali mikirin mulu, gue mau istirahat," rengekku di dalam kamar. Belum sempat ku membaringkan tubuhku diatas kasur, suara ketukan pintu kamarku membuat kedua bola mataku menatapnya.

"Rani!" Sahut Gadis.

Aku berdiri, membuka pintu kamar, yang memang sengaja ku kunci, hanya untuk berjaga-jaga.

"Kok Lo keluar kamar sih? Emangnya Lo udah baikan?" Tanyaku pada Gadis memegang dahinya.

"Udah ah, lebay, gue gak parah-parah amat kok, cuman demam biasa," jawab Gadis, masuk ke dalam kamar Rani. Langsung duduk di atas kasur, Gadis tersenyum, menatap langit-langit kamar Rani.

"Ehh Lo kenapa sih? Main masuk aja, pake senyum-senyum segala, Lo kesambet? Atau jangan-jangan sakit Lo makin parah? Wah bahaya nih, gue harus cepet telfon papa," ujar Rani panjang kali lebar yang tidak di hiraukan oleh Gadis.

"Hello, gue dari tadi ngomong sama Lo nih, bener-bener nih anak," lanjut Rani.

"Rani, kayaknya gue lagi jatuh cinta deehh," ucap Gadis kemudian.

Rani memutar kepalanya menatap Gadis, Rani mulai mendekat.

"Serius? Jatuh cinta sama siapa ?"

"Namanya Gilang, cowok yang pernah gue tanyain sama Lo," Gadis merebahkan tubuhnya di atas kasur, memeluk salah satu boneka Rani.

Kiss In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang