1 8

546 55 14
                                    

Baru saja Gadis membuka matanya pagi ini, menatap jam wekernya di samping kanannya.

"Ahh udah pagi ternyata," ujar Gadis setelah membuka matanya.

Gadis mencoba membangunkan tubuhnya dari atas kasur, ia merasakan kepalanya terasa berat dan pusing.

"Aduh, gue kenapa nih?" Gadis memegang kepalanya sebelah kanan dan menyandarkan tubuhnya.

"Gadis!!" Sahut Rani.

"Iya!" Rasanya Gadis tidak kuat untuk berteriak seperti Rani.

"Lo udah siap belum?" Rani membuka sepotong pintu kamar Gadis. "Lo kenapa Dis?" Lanjut Rani berjalan mendekati Gadis. Rani memegang dahi Gadis memastikan apakah suhu tubuhnya naik.

"Wah, parah, Lo demam Dis," ujar Rani.

"Iya, gak apa-apa, sana gih, entar telat loh kesekolahnya."

"Gak, gak, gak, gue gak mau kesekolah, Lo lagi sakit gini gue tinggal, gila kali, kalau Lo kenapa-kenapa gimana ? Gak ada orang di rumah, bibi lagi izin pulang kampung," celoteh Rani.

"Daripada Lo bolos sekolah, gue gak mau tau yah kalau Lo sampai gak naik kelas gara-gara bolos doang," ancam Gadis.

Rani berfikir sejenak, memutar bola matanya.

"Atau gini, gue panggilin orang atau siapa gitu buat ngerawat Lo di rumah?" Rani sedang melakukan tawar menawar dengan Gadis.

"Gak usah Ran, gue udah gede kok."

"Ahh Gadis mah gitu, tapi kalau Lo butuh sesuatu atau Lo kenapa-kenapa, Lo langsung hubungin gue yah?" Akhirnya Rani setuju untuk berangkat ke sekolah.
.
.
.
Berapa kali Gilang mengirimkan pesan pada Gadis pagi ini, tapi belum ada balasan. Gilang mulai gelisah di dalam kelas, tidak konsentrasi dengan pelajarannya.
Ia berfikir siapa yang akan ia hubungi untuk mencari tahu kabar Gadis?
Gilang melototkan bola matanya, ia meraih kembali ponselnya, jarinya terhenti di angkah T

Akhirnya Gilang mendapatkan kabar bahwa Gadis saat ini sedang sakit, Gilang tidak berfikir panjang, ia langsung saja meraih tas ranselnya lalu keluar kelas.

"Ehh Lo mau kemana?" Sahut Hito.

"Doi gue lagi sakit, gue izin dulu yah," ujar Gilang.

Rama yang mendengar ucapan Gilang, tidak mau kalah dengannya ia langsung berlari ke kelas Rani, meskipun ia tahu bahwa dirinya sudah di tolak 2x dan Rani sudah punya kekasih, tapi selama janur kuning belum melengkung, Rama masih punya hak untuk mendekati Rani.

"Rani!!!" Teriak Rama.

Rani mengalihkan pandangannya ke arah Rama yang berdiri di luar kelasnya.

Rama berlari masuk, memegang kening Rani dan kedua bahunya.

"Lo sakit apa?" Ucap Rama ngos-ngosan.

"Sakit?"

"Iya, gue denger, Lo lagi sakit."

"Denger dari siapa kak?" Rani merasa heran dengan tingkah Rama.

Kiss In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang