2 0

687 60 18
                                    

Raka Pov.

Hujan…..
adalah satu satunya hal yang membuat diri saya dapat merasa relaks dan tenang
entah kenapa setiap kali awan mendung menyelimuti bumi yang diiringi dengan angin dingin yang berhembus, saya menjadi sangat senang
mungkin karena banyak memori indah yang terukir saat hujan datang
disaat orang orang menghindari agar tidak basah karena hujan, saya malah berdiri ditengah derasnya hujan untuk menikmati butiran butiran hujan turun dari langit.

merasakan butiran butiran hujan membasahi tubuh, merasakan hembusan angin dingin yang menghantam tubuh, kupandang langit yang luas dimana butiran butiran hujan turun dari langit yang tak terukur luasnya. Membayangkan sampai berapa lama saya dapat merasakan kesenangan ini ? Tak lupa sebuah lagu kenangan ku nyanyikan dibawah derasnya hujan
membuat jiwa ini bergetar dan seakan tak ingin hujan berhenti. . . .

karena hujan saya dapat mengenal seorang gadis yang sangat mengagumi hujan. Karena hujanlah pertama kali aku bertemu dengannya.

Aku tidak mampu untuk bersikap seperti ini terus terhadapnya, ini bukan diriku.
tanpaku sadari sepertinya aku mulai merasakan rasa yang aneh didada, setiap kali tidak melihatnya aku merasa sepi, seperti halnya hujan tanpa pelangi.
Pagi ini di dalam kelas tak kulihat dirinya, yang biasanya duduk di depanku, ingin segera aku menghubunginya, tapi rasa itu tak kuasa, aku takut akan larut dan semakin dalam perasaan ini terhadapnya. Sangat tidak wajar rasanya aku menghawatirkannya.

"Ira!" Sahutku pada Ira, yang sejak tadi duduk di samping kursi Rani.

"Ada apa?" Ira menoleh kepadaku.

"Rani kok belum datang yah? Gak masuk sekolah hari ini?"

"Masuk kok, gak tau kenapa belum nyampe, macet kali!"

"Ahh, gak biasanya Rani telat, apa lagi gara-gara macet doang."

"Lo telfon sendiri lah, nanya ke dia langsung."

Aku kembali membuka buku ku, menyimpan tangan kananku di dagu menjadi penyanggah.

Tidak lama setelah itu Rani tiba, keringat yang membasahi dahinya, nafasnya yang sangat terdengar.

"Lo kenapa Ran ?" Tanya Ira yang bisa kudengar.

"Gue telat bangun."

"Lah, tumben, biasanya Lo paling cepet kalau soal bangun pagi."

"Gak tau, semalam gue susah tidur. Jadi yah gitu, telat bangun pagi."

"Apa yang menganggu pikiran Rani? Hingga ia sulit tidur semalam?" Gumamku.

Setelah melihat senyummu yang membuat perasaanku nyaman, rasa gelisah ku sudah hilang. semoga kebahagiaan selalu ada dihidupmu.

                               *****
Gadis Pov.

Aku tahu Rani pasti merasa sangat terguncang saat ini, aku bahkan tidak habis pikir, apa yang Ayahku lakukan. Bahkan kuburan ibuku masih belum kering, sebegitu bencinya ayah pada ibu ? Apa yang harus kulakukan terhadap Rani. Untuk menghibur diriku sendiripun aku tidak mampu, aku terlalu lemah.

Suara rintihan hujan dari luar kamarku, membuatku berdiri dari ranjang ku, menatap keluar jendela. Rupanya sedang hujan. Aku berfikir, bahkan langitpun tau perasaanku, dan hujan ini mewakili seluruh perasaan ku.

Kiss In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang