Menuntun perlahan bahkan tangan tidak lepas untuk terus menggenggam, kaki perlahan melangkah hingga perlahan genggaman tangan juga terlepas. Andra kini tengah menuntun Agatha memasuki sebuah gedung tinggi dengan mata yang sengaja di tutup dengan kain, setelah meninggalkan rumah singgahnya, Andra menyuruh Agatha untuk menutup matanya. Hal itu tidak membuat Agatha mengerti tapi Andra tetap memasang sebuah kain sebagai penutup mata Agatha.
"Kamu diam yah, aku tutup mata kamu dulu." Andra berkata sambil memasangkan kain untuk menutup mata Agatha.
"Kok di tutup segala sih, emangnya kita mau kemana? dan kenapa harus tutup mata ? Kakak enggak ninggalin aku kan ?" Ujar Agatha bertanya dengan nada sedikit takut.
"Aku enggak akan ninggalin kamu, hanya sebentar saja." Balas Andra yang sambil mengikat kain penutup mata Agatha. "Nah sudah ! Sini tangan mu, pegang terus tangan aku yah." Titah Andra yang mengarahkan tangan Agatha untuk di genggamnya.
"Kak ini gelap, aku takut jatuh."
"Kamu enggak akan jatuh, Humairah. Ada aku yang akan jagain kamu, ayo jalan."
Dan kini keduanya tiba di sebuah gedung bertingkat, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit akhirnya mereka sampai. Tangan Andra masih menggenggam tangan Agatha bahkan ia begitu menjaganya, begitu masuk ke dalam gedung tersebut, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka dan tidak banyak yang menatap heran dengan kedua pasangan tersebut.
Hingga kini keduanya menghentikan langkah ketika terdengar suara pintu yang terbuka, kembali berjalan untuk masuk dan di saat itu juga Andra mulai melepaskan genggaman tangan Agatha. Sontak membuat Agatha kaget dan rasa takut kembali ia rasakan.
"Kak !" suara Agatha yang memanggil suaminya. "Kakak dimana? apa aku boleh buka sekarang?"
"Tunggu sebentar yah, sampai aku bilang buka. Kamu boleh buka penutup mata kamu." Balas Andra sambil bersiap-siap.
Agatha pun masih pada posisinya, berdiri dengan mata yang masih tertutup. Sementara Andra ia langsung berjalan dan mengambil posisi tepat di belakang istrinya.
"Oke, kamu boleh buka sekarang !" Ujar Andra membuat Agatha langsung membuka penutup matanya.
Gelap, hanya lampu gedung dan suasana kota yang terlihat di luar, melihat ke sekelilingnya tidak menemukan siapapun termasuk Andra suaminya. Agatha merasa asing dengan keberadaannya sekarang dan ia binggung dimana dia berada sekarang, karena memang ruangan tersebut gelap tidak terlihat isinya hanya luar jendela yang terlihat.
"Kamu suka dengan tempat ini ?" Andra berkata bersamaan dengan lampu yang menyala.
Agatha berbalik dan mendapati Andra suaminya yang berdiri tepat di dekat saklar lampu, melihat ke sekelilingnya dan ia baru menyadari kalau saat ini ia berada di sebuah Apartemen. Ruangan yang begitu luas bahkan kini yang terpikirkan adalah biaya dari apartemen yang sekarang mereka berada.
Masih diam menatap sekitarnya, bahkan tanpa sadar Andra kini sudah berdiri di hadapan Agatha. Tidak banyak bicara, Andra langsung membawa Agatha ke dalam dekapnya dan mengecup kepala Agatha yang terhalang oleh jilbabnya.
Menangis hanya itu yang bisa mengungkapkan perasaan Agatha saat ini, bibirnya kelu untuk berucap. Hanya suara isakan yang mampu ia keluarkan, tangisan antara bahagia dan terharu melihat semua di sekelilingnya.
Bagaimana tidak, karena Andra begitu menyiapkannya dengan sempurna. Terlihat banyak taburan bunga mawar putih di atas tempat tidur besar, terpampang juga sebuah figura foto pernikahan mereka yang berada di sebuah meja kaca.
"Apa ini semua kakak yang menyiapkan ?" Tanya Agatha sambil mendongakkan kepalanya menatap Andra.
"Aku yang menyiapkan semuanya untuk kamu." Andra berucap dengan tangan yang menangkup wajah istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Memilih Mu 2
Ficción GeneralInilah kisah ku, bahkan tidak pernah menyangka kalau jodoh ku adalah orang terdekat ku. Meski baru mengenalnya beberapa bulan, tapi dialah jodoh ku. Takdir yang sudah Allah tetapkan untuk ku, rasanya masih tidak percaya dengan semua yang terjadi, ak...