TKMM ~ 12

1K 71 9
                                    

"Kak, yakin mau balik ke Indonesia ?" Tanya Agatha yang kini berada di apartemen Rere.

"Iya, besok siang kakak pulang ke Indonesia. Lagian pekerjaan Mas Hamas di sini sudah selesai." balas Rere sambil memasukan beberapa perlengkapannya ke dalam koper.

"Tapikan, Ali dan Rania masih terlalu kecil, kak." bantah Agatha yang masih ingin kakaknya untuk tetap tinggal di Cairo.

Menutup kopernya, kemudian tersenyum ke arah adiknya. Tangan Rere terulur memegang pundak adiknya. "Ali dan Rania sudah satu bulan, ketentuan di pesawat bayi minimal boleh ikut terbang itu berumur 24 hari."

"Kak, tapikan hanya sebagian pesawat yang menyediakan aturan seperti itu. setiap maskapai itu punya aturan yang berbeda - beda."

"Kakak tau itu, mas Hamas sudah lebih dulu bertanya untuk ketentuan tersebut. Kamu enggak perlu mengkhawatirkan kakak dan juga keponakan mu, yang harusnya di khawatirkan adalah kamu. Kondisi kehamilan yang sudah memasuki lima bulan setidaknya kamu jangan terlalu lelah, ingat ada malaikat kecil di perut mu. Kamu harus memperhatikan kesehatan mu, karena kesehatan kamu jauh lebih penting, Tha." Ujar Rere yang mengerti kekhawatiran Agatha.

Melihat ke perutnya yang sudah mulai membuncit membuat Agatha langsung mengelus perutnya.

"Sebenarnya aku masih mau kakak tetap di sini, kalau bisa sampai nanti aku selesai ujian akhir semester. Niatnya aku dan kak Andra mau pulang ke Indonesia."

"Jangan manja gitu ah, tugas mas Hamas yang udah selesai mengharuskan kami kembali ke Indonesia. Mas Hamas jugakan harus menyelesaikan pekerjaannya di Indonesia, kalau menunggu kamu bisa - bisa kerjaan mas Hamas bertambah. Kami pikir perusahaan punya sendiri, yang bisa seenaknya."

Sudah biasa jika Rere mendengar rengekan adiknya, Agatha memang begitu manja padanya bahkan apa - apanya harus di temani. Sebenarnya Rere rindu dengan keadaan seperti ini, mendengar rengekkan manja adiknya bahkan rindu dengan semua yang selalu mereka lakukan pada saat dulu masih gadis.

Sementara Agatha ia mengerti dan paham dengan penjelasan kakaknya itu, ingin menahan pun ia tidak berhak karena mereka sudah menjalani kehidupan masing - masing bersama pria yang sudah di tetapkan oleh Allah.

"Malam ini aku nginap di sini ya, kak. Besok siangkan kakak sudah harus berangkat."

"Kakak tidak masalah kalau kamu mau menginap di sini, tapi sebelumnya kamu harus izin dulu sama suami mu." Ujar Rere yang mengingatkan.

"Nanti kalau kak Andra datang ke sini, aku akan bicara."

"Terserah kamu, intinya kamu harus izin dulu. Ingat Tha, apapun yang kamu inginkan kamu harus lebih dulu bicara sama suami mu. Jangan suka menyembunyikan apapun dari suami mu."

"Iya kak, terima kasih karena tidak pernah bosan untuk mengingatkan aku."

"Sudah menjadi tugas kakak, meskipun sekarang kita sudah hidup masing - masing setidaknya tugas kakak mengingatkan kamu itu akan berlaku sampai kapanpun. Bukan apa - apa, kakak kenal kamu. Terkadang kamu lebih suka memendam sesuatu yang kamu rasakan, sekarang kamu sudah bersuami setidaknya ceritakan apa yang kamu rasakan." Ucap Rere lagi kembali mengingatkan.

Agatha langsung memeluk kakaknya, bersyukur meskipun mereka sudah menikah tapi Rere memang sosok kakak yang bisa menjadi panutan. Selalu mengingatkan dan menegur ketika ia salah.

Jam menunjukan pukul 4 sore waktu Kairo, Rere tersenyum melihat adiknya yang masih terjaga dalam tidurnya. Agatha begitu terlelap, tertidur di kamarnya dan mengambil posisi tepat di samping Ali dan Rania buah hatinya. Sikap manja Agatha memang tidak berubah, apalagi saat ini dirinya yang tengah hamil, sikap manjanya begitu terlihat. Tidak hanya pada suaminya saja, tetapi pada semua orang yang dekat padanya. Seperti tadi yang merengek layaknya anak kecil karena ingin tidur bersama Ali dan Rania untuk melepas rindunya sebelum mereka kembali ke Indonesia besok siang.

Takdir Ku Memilih Mu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang