TKMM ~ 6

1.2K 82 2
                                    

Hari terus berganti, seiring berjalannya waktu tidak terasa kini perut Agatha mulai terlihat membuncit. Bahkan pekerjaan rumah sekarang dikerjakan juga oleh Andra meskipun Agatha sudah melarang tapi Andra tidak hiraukan, karena ia melakukannya untuk membantu Agatha. Terlebih Agatha menolak saat Andra menawarkan untuk mempekerjakan orang lain untuk membantu pekerjaan Agatha di rumah.

"Kayanya kamu butuh bantuan untuk mengejakan semuanya, Humairah." Ucap Andra saat itu.

"Maksud kakak?"

"Aku akan cari PRT untuk bantu kamu, sekedar merapihkan rumah aja. Perut kamu yang udah terlihat buncit gini dan wajah lelah kamu yang membuat aku enggak tega, Humairah."

"Kak, apapun itu aku enggak mau kakak justru mencari PRT. Lagian juga aku masih bisa kerjain semuanya, apartemen ini tidak begitu besar kak. Lagian apa sih kerjaan aku? Cuma nyapu terus mengepel sisanya memasak, udah itu aja. Enggak berat kok, jadi enggak perlu PRT, kak."

Sejak saat itulah Andra mengurungkan niatnya untuk mencari seorang PRT, terlebih sekarang justru ia lah yang membantu istrinya. Buat Andra apa yang dilakukannya adalah karena ingin membantu istrinya, bahkan baginya ini sudah salah satu menjadi kewajibannya membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah.

"Assalamualaikum !" Salam Andra saat baru memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, kak kok baru pulang ?" Balas Agatha yang menghampiri Andra dan mencium punggung tangan suaminya.

"Iya, maaf yah. Jadi pulang kesorean gini, dan maaf tadi aku enggak bisa jemput kamu pas pulang kampus." Ucap Andra meminta maaf.

"Enggak papa, lagian tadi juga aku di antar sama budhe Ami dan padhe Ibnu. Mereka tadi jemput Shergio dan mereka juga menawarkan tumpangan. Jadi tidak ada salahnya aku ikut mereka."

Andra tersenyum lalu mengecup kening Agatha. "Sekarang kakak mandi, terus langsung sholat magrib. Habis itu kita makan, karena aku udah masak makanan kesukaan kakak."

"Siap Humairah, kalau gitu aku mandi dulu." Ucap Andra yang bersemangat kemudian bergegas masuk ke dalam kamar.

Tidak bisa dipungkiri lagi untuk Andra yang setiap harinya selalu rindu dengan masakan Agatha, wangi masakannya hingga penampilan justru semakin meningkatkan selera makannya.

"Kak, tadi kok tumben banget sih pulangnya sore banget?" Tanya Agatha di sambil mengupas kulit jeruk.

"Iya, tadi di restoran kebetulan ada sedikit masalah. Ada tamu komplain karena menu enggak sesuai sama yang di pesan." Jelas Andra kemudian meneguk air mineralnya.

"Terus bagaimana?"

"Sudah terselesaikan, Humairah. Salah satu karyawan kita di resto melamun sampai - sampai salah membawa pesanan."

"Terus kakak marahi dia?"

Andra tersenyum mendengar pertanyaan istrinya. "Untuk marah pasti aku marah, tapi kamu taukan marahnya aku itu gimana? Cukup menegur dia biar enggak mengulangi lagi kesalahannya. Aku tau aku harus bersikap seperti apa dengan karyawan ku kalau mereka melakukan kesalahan."

"Aku tau kak, tapi jangan sampai marahnya kakak kelewat batas bahkan buat karyawan sengan dengan kakak."

"Kamu jangan khawatir, Humairah." Balas Andra tersenyum.

Selesai makan malam mereka kini tengah bersantai sambil menonton televisi, bahkan kini Agatha tengah bersandar di dada Andra. Kebiasaan ini selalu mereka lakukan untuk sekedar bersantai bahkan di selingi dengan pertanyaan aktivitas yang mereka lakukan hari ini.

Bahkan kebiasaan ini juga yang semakin membuat keduanya terlihat dekat dan semakin mesra juga.

"Aku baru tahu kalau ternyata dulu Fahri sempat mengajak kamu ta'aruf yah." Ujar Andra yang menatap istrinya.

Takdir Ku Memilih Mu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang