TKMM ~ 11

1K 71 2
                                    

Suara tangisan bayi begitu menggelegar, senyum terulas di bibir Agatha bahkan rasa cemasnya terbayar sudah ketika mendengar suara tangis bayi yang berada di dalam ruang persalinan. Andra pun tak kalah lega melihat seulas senyum dari bibir istrinya itu.

Tepat pukul 3 pagi bayi yang di kandung Rere telah lahir, rasa bahagia dan haru bercampur jadi satu. Terdengar suara decitan pintu terbuka, keluarlah Hamas dengan wajah yang sumigrah. Bahkan keringat masih terlihat di wajahnya.

Berjalan mendekati Agatha dan Andra, membuat Hamas langsung menghambur kepelukan Andra.

"Barakallah, mas. Sekarang sudah menjadi seorang ayah." Ucap Andra memberikan selamat kepada Hamas.

Meskipun umur lebih tua Andra tapi tetap saja, Andra menghargai Hamas dan memanggil Hamas dengan sebutan mas dimana ia adalah suami dari kakak iparnya. Meskipun Hamas melarang Andra untuk memanggil mas, tapi tetap saja panggilan mas agar terlihat lebih sopan.

"Shukraan, Ndra." Balas Hamas tersenyum.

Hamas menatap adik iparnya yang justru melihat ke arahnya sambil tersenyum, Hamas pun beralih dan berdiri tepat di hadapan adik iparnya.

"Mas, kak Rere bagaimana keadaannya ?" Tanya Agatha yang penasaran dengan keadaan kakaknya.

"Kakak mu baik - baik saja, besok pagi sudah di pindahkan ke ruang perawatan."

"Syukur kalau kak Rere baik - baik saja. Lalu bagaimana dengan bayinya?" Tanya Agatha yang kini bertanya keadaan bayinya.

"Mereka juga baik - baik saja, bahkan keduanya begitu menggemaskan." Ujar Hamas ambigu membuat Andra dan Agatha tidak mengerti.

"Keduanya ? Maksud mas ?"

"Rere melahirkan anak kembar, dan aku bersyukur karena Allah menitipkan sepasang untuk ku."

"Jadi kembar laki - laki dan perempuan?"

"Iya Tha, mereka lahir hanya berbeda 10 menit saja." Jelas Hamas membuat Agatha rasanya tidak sabar untuk segera bertemu dengan kakaknya dan melihat bayi kembar yang baru saja keluar dari perut kakaknya itu.

"Boleh aku bertemu dengan kak Rere ?"

"Untuk sekarang Rere belum bisa di jenguk siapapun sebelum di pindahkan ke ruang perawatan. Dokter bilang Rere akan di pindahkan sekitar pukul 10 pagi nanti."

"Padahal aku mau lihat dan bertemu sebentar saja, boleh ya mas !" Ucap Agatha memohon.

"Tha, mas sih mengizinkan. Tapikan tetap saja harus seizin dokter juga, kalau mas mengizinkan tapi dokter tidakkan. Tetap saja kita tidak boleh memaksa."

"Apa yang mas Hamas katakan benar, Humairah. Kamu enggak boleh memaksa, kita disini harus mengikuti peraturan rumah sakit. Lagian kitakan sudah tau keadaan kak Rere dan juga bayinya." Sahut Andra memberi pengertian.

"Mas minta maaf yah, Tha. Udah hampir subuh, lebih baik kalian pulang. Kalau Agatha mau jenguk kak Rere, Agatha bisa kembali lagi nanti siang ke sini. Tadi kak Rere juga berpesan agar Agatha pulang dulu saja, kasihan bayi di kandungan mu pun juga harus istirahat." Jelas Hamas juga memberi pengertian pada Agatha.

Apa yang di katakan suami dan kakak iparnya ada benarnya juga, sudah hampir subuh bahkan ia belum mengistirahatkan matanya. Meski tadi sudah memejamkan matanya sebentar tapi tetap saja, Agatha butuh istirahat yang cukup.

"Bagaimana Humairah? Mau tetap di sini atau kita pulang dulu? Aku hanya mau mengikuti kemauan mu saja, tapi aku maunya kita pulang. Biar kamu bisa istirahat, kalau nanti mau ke sini aku siap untuk mengantar mu kapanpun kamu mau." Ucap Andra yang menyerahkan keputusan pada istrinya.

Takdir Ku Memilih Mu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang