TKMM ~ 18

335 24 20
                                    

"Ndra ! Ente ingetkan, kalau ini apartemen ente ?" Tanya Haikal yang berdiri di belakang kursi roda Andra. Sementara Agatha berdiri tepat di samping Haikal dan di temani pula dengan Shergio.

Andra melihat ke sekelilingnya, menatap satu persatu ruangan dan mencoba mengingatnya.
"Maaf, saya belum bisa mengingat !"

Agatha memejamkan matanya menahan air matanya agar tidak terjatuh, Shergio yang berada di sampingnya pun mencoba untuk terus menguatkan Agatha. Andra memang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter dengan catatan tetap harus rutin kontrol dua minggu sekali untuk rutin terapi agar bisa kembali berjalan normal, sementara untuk membuatnya ingat pun dokter menyarankan untuk perlahan membantu agar bisa memulihkan kembali ingatannya. Memang membutuhkan waktu yang lama, untuk itulah disaat keadaan seperti ini dokter lebih menyarankan yang utama adalah dukungan dan dorongan dari keluarga pasien.

Drrrrtttt....drrrtttt.... terdengar getaran dari ponsel Haikal yang berbunyi. Haikal pun mengambil ponselnya dari balik saku kemudian memilih untuk pergi menganggat panggilan telepon tersebut.

"Kak, kita ke kamar ya, biar kakak bisa istirahat." Ucap Agatha yang beralih untuk mendorong kursi roda suaminya.

Andra menoleh tanda berkata apapun pada Agatha, tak ada jawaban dari Andra membuat Agatha segera mendorong kursi rodanya dengan tatapan ia berpamitan pada Shergio untuk mengantar Andra ke kamar. Shergio hanya tersenyum membiarkan Agatha untuk berusaha membantu suaminya mengingat.

Mendorong perlahan dan kini keduanya sudah berada di dalam kamar, terlihat figura foto pernikahan keduanya yang membuat Andra tercegang kemudian menatap Agatha mencoba mengingat apa yang sudah terjadi sebenarnya. Seketika Andra merasakan kepalanya sakit dan hal itu membuat Agatha kembali cemas karena melihat Andra yang meringis kesakitan.

"Kenapa kak, apa yang sakit ?" pekik Agatha yang kini berada di hadapan Andra.

"Kepala ku sakit, aku tidak bisa mengingat semuanya." Ucap Andra yang masih memegangi kepalanya.

"Kak, jangan memaksakan untuk mengingat sekarang. Jangan berusaha dulu untuk mengingat. Sebagai kakak istirahat yah." Jawab Agatha dengan air mata yang sudah mengalir. "Sekarang kakak istirahat yah, sini biar ku bantu." Ucap Agatha kemudian membantu Andra turun dari kursi rodanya.

Andra sedari tadi menatap mata Agatha dari balik niqab nya, dalam benaknya membuat Andra penasaran dengan wajah dibalik niqab tersebut, setiap kali berada di dekat Agatha rasanya membuat Andra tak menentu, jantungnya berdegup kencang entah saat ini memang ia tidak bisa mengingatnya. Setelah merapihkan tatanan selimut Andra, Agatha pun bergegas meninggalkan Andra.  Tetapi langkahnya terhenti saat tangannya di tahan oleh Andra.

"Ada apa kak ? kakak butuh apa ?" Ucap Agatha sambil menatap ke arah Andra.

"Jika kamu istriku, bantu aku untuk mengingat semuanya. Tetap di sampingku bila memang kamu adalah istri ku." Ujar Andra dengan tatapan mendalam pada Agatha.

Airmata tak mampu ia tahan, lagi dan lagi Agatha kembali meneteskan airmatanya. Menangis terisak mendengar ucapan Andra yang belum yakin kalau ia adalah istrinya, tapi ada rasa bahagia juga sedikit demi sedikit Andra mulai merespon perlakuannya. Tanpa menjawab, Agatha hanya memberikan senyuman, meraih salah satu tangan Andra dan ia kecup dalam - dalam. Tangan satunya lagi terangkat mengusap lembut kepala Agatha, isak tangis semakin Agatha rasakanya berharap suaminya cepat pulih dan mengingatnya kembali.

"Maaf jika aku membuatmu menangis, maaf jika aku menyakiti mu. Dan maaf jika aku membuatmu terluka, bantu aku dan tetap bersama ku Agatha. Mungkin ini hal terberat, tapi aku akan berusaha untuk mengingat jika kamu membantu ku." Ucap Andra semakin membuat Agatha terisak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Ku Memilih Mu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang