Avea dan Gladis berjalan menuju kantin sekolahnya. Rambut Avea terurai kesana-kemari menjadi salah satu objek pemikat hati cowok. Seperti biasa, Avea selalu membeli 3 botol yogurt di kantin Mbak Eti.
Ketika Avea hendak membayar, tubuh kecilnya itu terdesak-desak oleh pengunjung dan pembeli lainnya. Avea merasa jidatnya terbentur sesuatu. Ia pun menengadahkan kepalanya, dia mendapati sosok yang tidak disukai di depanya,
"Elo lagi!" caci Avea terlebih dahulu.
"Dasar bego!" caci balik Savero.
Avea berbalik dan hendak pergi meninggalkan kerumunan itu.
"Au.." rintih Avea. "Nyangkut ih!" lanjut bicaranya.
Rambut Avea tersangkut jam tangan sporty milik Savero. Avea kembali mendekat dan melepaskan rambutnya.
"Eh bantuin napa upil!" maki Avea yang sibuk dengan kegiatan melepaskan rambutnya yang terjerat itu.
Bukannya Savero membantu, dia malah bergerak tidak jelas, dari keningnya mengucur keringat dingin, wajahnya mulai memucat.
"Dasar upil kebo! Bantuin napa, ini jam tangan lo rese kayak orangnya!" Avea yang tampak kesal itu, kini memegang tangan kiri Savero dengan kuat untuk lebih memfokuskan jeratan-jeratan rambutnya.
Savero yang tengah gemeteran menarik paksa tangan kirinya, sehingga membuat rambut Avea itu tercabut dari akarnya dengan jumlah yang cukup banyak.
"ADUH...." keluhnya dengan memegangi bagian kepala yang rambutnya tertarik.
"Eh so-sorry gue gak mak-maksud!" Savero terbata-bata mengucapkan kata itu, tanpa basa-basi ia juga langsung meninggalkan Avea.
"Dia kenapa pucet gitu? Salah tingkah lagi?" tanya Avea pada dirinya sendiri.
"Ah bodo!"
"Gladis ayo ke kelas, gue nempil yogurt dulu, bayar ntar gue males bayar, itu kantin rame banget, kagak pernah sepi sekali aja, jadinya gue kedesak-desak, trus gue milih untuk ngalah aja deh. Hehe, dan..." cerocosan Avea, dipotong abis-abisan oleh sahabtnya itu, "Diem anak pancoran!"
"Gue kan anak Emak Gladiscu dan Babe Dikacu," bantah Avea dengan muka manyun dan jurus muka begonya.
"Lo jadi anak pikacu aja sekalian!" sahut Gladis.
"Emak nggak mecat gue dari KK emak kan?" tanya Avea dengan mata yang membulat dan dikedip-kedipkan berulang kali.
"Nggak!" jawab Gladis tanpa menatap Avea.
"Nama spesial gue di KK emak apa?" tanya Avea dengan ekspresi yang masih sama.
"Yakin lo mau tau?" tanya Gladis dengan bahasa yang menggoda-goda.
"Ya harus tau Mak, kan ini anak Emak yang paling kawai," ujarnya dengan menunjukkan muka yang super lebih bego.
"Avea P.P.P. itu nama lo di KK gue, dan asal lo tau, muka lo itu kawai enggak, kayak kawat karatan iya!" jelas Gladis, bukannya marah karena dikatain Avea malah cengingisan mendengar perkataan sahabatnya itu.
"Avea P.P.P. itu kepanjangannya apa?" tanyanya dengan penuh penasaran pada Gladis.
"Dengerin ya, AVEA PUNGUTAN PATUNG PANCORAN!" Gladis langsung berlari kecil menjauhi Avea, karena ia hafal pasti Avea akan mencubit dan mencibirnya abis-abisan.
Avea yang kerepotan membawa 3 botol yogurt itu berusaha berlari, dia berlari dengan tidak fokus, ia justru lebih sayang yogurtnya daripada dirinya yang menabrak banyak siswa lain.
Tak lama kemudian, Avea menabrak seseorang dengan keras, benturan dengan dada bidang entah milik siapa itu membuat 2 botol yogurt Avea terlontar dan satu cimorynya tumpah, Avea mengumpat lirih "Asem cimory gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVEA - [COMPLETED]
Teen Fiction[SELESAI] Savero Wicaksana Putra, ketos yang walaupun sudah tidak menyandang jabatan sebagai ketos, tetap saja terkenal. Ia mampu membuat kaum hawa meleleh dengan tatapan mata saja. Sayangnya, masa lalu membawa dampak buruk terhadap dirinya. Hingga...