Savero langsung masuk tidak peduli lagi dengan tujuan awal yang ingin mencari udara segar. Ia masuk ke kamarnya, menghempaskan tubuhnya ke kasur.
"Argh... Kenapa gue harus liat yang kayak begitu?" kesalnya.
"Avea.. lo kenapa bikin gue emosi,"
- - - - - -
"Eh Van perasaan lo gue suruh beli saus barbeque kenapa lo beli saus tomat?" Nadia heran memandang botol saus yang ia pegang.
"Ada kok dikantung kresek," Evan mencari botol saus BBQ. Dengan polosnya dia menunjukkan botol saus tiram kepada Nadia, "Ini kan Nad?"
Nadia menepuk jidatnya berulang kali, "Evan lo itu udah SMA gak bisa baca noh?"
"Gue asal ambil tadi, udah pake ini aja sama enaknya kok," jawabnya santai lalu meninggalkan Nadia.
Semakin larut malam suasana semakin riuh, team cowok bertugas menjaga api dan memasak, sedangkan team cewek menyiapkan hidangan.
"Eh Ve, lo jangan jalan dulu udah biar gue aja," ujar Yola sembari mengambil alih barang yang dibawa Avea.
"Gue gak masalah kok," senyum Avea merekah.
Merekapun memulai acara mereka, ada yang bermain musik, menyanyi, dan saling melempar candaan.
"Gak asik ini, gimana kalo kita main TOD?" usul Raka disetujui oleh semuanya.
"Oke masing-masing udah pegang sosis kan?" tanya Raka.
"Udah kenapa?" jawab Nadia
"Nih gue puterin saus pedesnya, semua harus celupin sosisnya ke saus ini," semuanya pun menuruti perkataan Raka.
"Oke kita akan lomba habisin sosis ini, yang paling gak tahan dan lambat itu yang kalah,"
"Oke seru nih!" ujar Nadia.
"Satu.. dua... tiga..."
Semuanya langsung berusaha menghabiskan sosis itu, tetapi tidak dengan Evan ia tidak berniat menjamah sosis berlumur saus pedas itu.
"Gue habis!" ucap Avea dengan semangat. Lalu disusul oleh Raka, Gladis, Adnan, Yola, dan Nadia.
"Bro, lo hidup 18 tahun masa kagak suka pedes gini doang?" Adnan merengkuh bahu Evan.
"Udahlah! Gue milih D aja! Gue kan cowok!" Evan membungsungkan dadanya.
Gladis, Nadia, dan Yola saling berpandangan. Raka dan Adnan peka dengan maksud para gadis itu, mereka menganggup paham.
"Kenapa firasat gue gak enak ya?" batin Evan.
"Lo harus tidur bareng Avea!" Raka asal ceplos, ucapannya langsung mendapat tatapan pedas dari teman-temannya.
"Eh selow... selow... maksud gue Evan harus bersikap romantis kepada Avea!" ujar Raka membenarkan.
"Maksud lo?!" tanya Avea tidak terima.
"Evan ini raja gombal, walaupun dia masih segelan alias jomblo dari lahir dia punya trik ampuh godain cewek," Adnan menepuk pundak Evan.
"Iya kalo cewek yang gue goda sexy, cantik, manis, tinggi, pinter lhah ini? Kayak anak cacing pita gak ada bodynya, gak manis, gak cantik apanya yang perlu dipu...?" ujar Evan pedas.
"Sialan!" tukas Avea dingin, lalu ia berdiri dan pergi sebisanya.
"Parah lo Van, mulut lo tuh ngalah-ngalahin cabe!" komentar Gladis diangguki oleh Nadia dan Yola.
"Evan ini kan buta! Cewek cabe-cabean dibilang cantik sexy, giliran beneran ada yang cantik dihina sama dia!" sambung Raka
"Kejar bego!" Adnan menjitak kening Evan yang masih diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVEA - [COMPLETED]
Teen Fiction[SELESAI] Savero Wicaksana Putra, ketos yang walaupun sudah tidak menyandang jabatan sebagai ketos, tetap saja terkenal. Ia mampu membuat kaum hawa meleleh dengan tatapan mata saja. Sayangnya, masa lalu membawa dampak buruk terhadap dirinya. Hingga...