Dua Puluh Lima

3.1K 477 48
                                    

"Kak... astaga ngapain tiba-tiba narik tangan gue?"

Seungwan tadinya sedang bersandar di tembok dekat meja Yoongi dan ayahnya saat tiba-tiba cowok itu datang tanpa permisi sambil langsung menarik tangan cewek itu.

"Kita balik sekarang."

Entah kenapa nada bicara Yoongi terdengar sedikit menyeramkan, ternyata firasatnya benar. Rencana ini memang terlalu beresiko.

🌼🌼🌼

"Makasi udah ngatur pertemuan ini dek..." Yoongi menatap pacarnya tepat di kedua manik mata gadis itu. "Tapi tolong, besok-besok gak usah kayak gini. Walaupun kita pacaran kamu harusnya gak ikut campur sejauh ini."

Tatapan itu cenderung dingin, apa pemuda itu merasa terusik?

Apa?? Apa maksudnya??? Seungwan bertanya dalam benaknya, padahal yang berusaha dilakukannya hanya membantu agar sepasang anak dan ayah itu dapat berbaikan tapi apa yang ia dapat? Sebuah ultimatum?

"Oh gitu? Kakak gak seneng aku bantuin? Turunin aku disini! Aku bisa pulang sendiri!"

Ekspresi cowok itu mengeras, Yoongi diam saja sambil tetap fokus menyetir.

"TURUNIN GUE DISINI MIN YOONGI!"

Pemuda itu reflek menginjak rem yang menyebabkan badan mereka sedikit terlonjak ke depan. Bertepatan dengan berhentinya laju mobil Yoongi, Seungwan langsung membuka pintu dan berjalan menjauh, meninggalkan cowok yang berstatus pacarnya tersebut tanpa mengucap sepatah kata pun.

Jangan ditanya lagi, sudah jelas Seungwan tersinggung dengan perkataan Yoongi.

Dengan tetap berjalan cepat, ia menelepon sahabatnya, Seulgi. "Seul lo dimana?" Tanyanya dengan suara bergetar, mungkin sebentar lagi cewek itu akan menangis.

"Wan lo kenapa??? Lo nangis??"

Cewek itu merasakan air mata mengalir menuruni pipi, "Abis bertengkar sama kak Yoongi." Jawabnya masih dengan suara bergetar tetapi diakhiri dengan kekehan, seolah ia mencoba untuk tetap tegar.

"Lo dimana sekarang? Gue kesana!"

Seungwan dapat mendengar suara berisik Seulgi yang kemungkinan menyambar dompet dan mantel dengan terburu-buru untuk menemuinya. Memang, disaat seperti ini orang yang paling tepat ditemuinya adalah Seulgi.

Gadis berponi itu mengusap air matanya, "Di cafe biasa, deket rumahnya Ital."

"Lo jangan nangis, pesen minuman terus tenangin diri lo. Gue otw."

"Lo emang terbaik Seul."

🌼🌼🌼

"Hei... kenapa lo?"

Seungwan mendongakkan wajah sambil menatap sahabatnya dengan sendu. Begitu Seulgi melihat kodisi gadis itu ia langsung meringis dan sedikit geram pada Yoongi, si biang keladi dari kesedihan sahabatnya.

"Lo diapain sama si vampir? Cepet cerita." Tanya Seulgi sambil berusaha menahan emosi. Wajar saja, orang mana yang tidak kesal saat sahabatnya disakiti oleh orang lain?

"Jadi tadi gue kan ikutin rencana si Jinri... terus..."

Gadis berponi itu menceritakan kronologi peristiwa pertemuan Yoongi dan ayahnya. Seulgi menyimak penjelasan Seungwan dengan tenang.

"Terus gue diturunin gitu aja." Seungwan mengakhiri ceritanya lalu kemudian memasang ekspresi murung lagi.

"Wah, lo niatnya baik tapi digituin?" Gadis bermonolid itu langsung berdiri, kali ini emosinya sudah mencapai puncak tertinggi dan dia harus menemui Yoongi apapun yang terjadi! Cowok itu harus membayar apa yang ia perbuat pada Seungwan. "Gak bisa dibiarin."

Cowok Kamar Sebelah (Wendy × Suga)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang