Dua Puluh Tiga

3.6K 546 43
                                    

Min Yoonjae berdeham setelah menyeruput kopi hitam yang ia pesan, siang itu Seungwan dan ayah pacarnya sedang duduk di sebuah kedai kopi yang cukup eksklusif dan hanya biasa didatangi oleh orang-orang kalangan atas.

Dalam ekspektasi gadis itu, ia mengira akan diajak berbicara di cafe biasa, tapi astaga... sekarang Seungwan jadi heran, Yoongi telah memiliki segalanya tapi ia tega meninggalkan seluruh kemudahan yang ia miliki dan hidup mandiri di Seoul sebagai seorang mahasiswa teknik arsitektur yang membiayai biaya kuliah dengan beasiswa dan kerja paruh waktu.

Pasti masalah diantara ayah dan anak itu cukup pelik. Sehingga pacarnya sampai memutuskan angkat kaki dari Daegu.

"Dik Seungwan, om cuma mau minta tolong untuk jaga anaknya om." Pria paruh baya itu menghela nafas, sebuah helaan nafas yang menyiratkan kehampaan. "Dia satu-satunya anak yang paling om sayang."

Kali ini gadis itu yakin, kebiasaan Yoongi yang langsung bicara to the point tanpa basa-basi sebelumnya, ia warisi dari ayahnya. Baik Yoonjae dan Yoongi sama-sama tidak suka berbicara berbelit-belit.

Seungwan mengangguk tanpa ragu, "Saya akan menjaga kak Yoongi, om bisa percaya sama saya." Jawabnya sederhana dan sopan.

Min Yoonjae tersenyum, Seungwan adalah gadis yang sangat tepat untuk mendampingi anaknya. Dulu saat pertamakali bertemu dengannya di Daegu, hanya dengan sekali tatap saja pria itu tahu bahwa ia adalah orang yang sangat bisa dipercaya.

"Dik Seungwan tau? Yoongi itu keras kepalanya sama banget kayak om loh." Ia tertawa, "Kamu harus sabar sama dia."

Kalau dipikir-pikir masuk akal juga kenapa hubungan ayah dan anak dari keluarga Min tersebut masih renggang hingga kini, yah mau gimana lagi? Keduanya sama-sama kolot dan tidak mau meminta maaf duluan.

Tentu saja Seungwan tahu dengan jelas. Bahkan mungkin menurutnya sifat keras kepala seorang Min Yoongi telah menyamai kerasnya batu karang.

"Iya om! Kadang saya kesel sendiri, judesnya itu gak nahan banget..." ia langsung menutup mulut begitu sadar jika apa yang Seungwan katakan barusan termasuk sedikit menyinggung.

Eh? Astaga... tadi Seungwan berniat akan menjawab pertanyaan tersebut sekenanya, tapi malah jadi nyerocos panjang lebar. Belum lagi secara tidak sadar ia sedikit mengeluh tentang sifat Yoongi pada ayah pacarnya sendiri.

Son Seungwan goblok!

"Maaf om... saya gak bermaksud apa-apa. Bukan maksud saya berkata demikian." Ia langsung meminta maaf sambil menundukkan kepala, takut pria itu tersinggung.

Tetapi Yoonjae malah tertawa ringan, "Dik Seungwan jujur sekali. Memang, anak om agak nyebelin. Om ngerti kok maksudnya."

"Om nggak tersinggung sama perkataan saya tadi?" Tanya gadis itu berhati-hati.

"Samasekali tidak. Kamu ngomong jujur kok, ngapain om mesti tersinggung?"

Untung deh... hampir aja gue bikin camer ngamuk. Gumamnya dalam hati.

"Sekarang om pingin tahu tentang pacar anaknya om. Coba ceritain latar belakang keluaraga kamu."

Ah... sudah ia duga, cepat atau lambat pasti Min Yoonjae akan melontarkan pertanyaan itu.

Tetapi sebelum menjawab, Seungwan ingin menanyakan sebuah pertanyaan yang terus mengganggu dalam benaknya. Yaitu darimana pria itu tahu bahwa ia dan Yoongi berpacaran? Apalagi setahu gadis itu, ayah dan anak tersebut jarang sekali berkomunikasi dengan satu sama lain.

"Tapi om, sebelum itu kalau berkenan, saya ingin tanya satu hal."

"Tanya saja nak Seungwan." Ucapnya bersahaja.

Cowok Kamar Sebelah (Wendy × Suga)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang