Dua

6K 729 37
                                    

Setelah kejadian tatap menatap itu hari-hari Son Seungwan berjalan seperti biasa, bahkan nyaris tanpa hambatan.

Baik ia dan Seulgi sama-sama sibuk di kegiatan kemahasiswaan. Seulgi adalah seorang fungsionaris Himpunan Mahasiswa Manajemen sedangkan Seungwan di Badan Eksekutif Mahasiswa FE.

"Wan, lo udah translate jurnal manajemen SDM?"

Seungwan menepuk jidat, dari gelagatnya kelihatan banget dia baru ingat kalau besok ada tugas. "Yaampun, tugasnya pak killer. Gue baru ngeh Seul."

"Yeh goblok lu, harusnya weekend kemarin lo cicil tugasnya Wan, bukannya maraton nonton drama. Emang kemarin-kemarin lo ngapain?"

"Ih! Gak ya, gue lagi sibuk ngecek LPJ anak se-divisi."

Seulgi mendengus, yah... momok mahasiswa jenis kura-kura aka. Kuliah rapat-kuliah rapat sejenis mereka berdua memang cuma satu, yaitu kegiatan organisasi yang seringkali lebih urgent daripada tugas kampus.

"Lo kalo mulai bikin sekarang masih keburu kok Wan."

Seungwan langsung menyampingkan LPJ setebal kamus itu lalu menghidupkan laptop, terpaksa deh nyolong-nyolong waktu.
Memang the power of kepepet!

"Yah, lowbatt... Seul ke perpus yuk temenin gue!"

"Gabisa Wan, gue mau diskusi soal enterpreneur camp." Cewek itu mengetik sesuatu di ponselnya, "Si Jongin udah di student center, gue cabut ya! Ttdj! Kalo ketemu kating ganteng cariin gue satu ya Wan!" Jawab Seulgi cengengesan.

"Yeh, mending buat gue dah. Ngapain juga gue nyariin elo!"

"Bawel. Gue cabut beneran!"

"Yaya."

🌼🌼🌼

Hanya suara ketikan laptop Seungwan saja yang memenuhi ruangan itu, kebetulan dosen komunikasi bisnisnya sedang ke luar kota, alhasil jam kedua yang seharusnya diisi perkuliahan malah kosong.

Tentusaja Son Seungwan dengan otak cerdasnya langsung mencetuskan ide cemerlang untuk mojok di perpustakaan melanjutkan tugas translate jurnal SDM sambil mengisi jam kosong.

Walaupun sendiri yang penting tugas beres kan?

Adik-adik manis, ingatlah untuk selalu mengerjakan tugas lebih awal, jangan menunda-nunda. Nanti malah jadi rempong sendiri. -Son Seungwan

Balik ke TKP, Seungwan merenggangkan otot-ototnya yang kaku hasil duduk terlalu lama. Translate jurnal berbahasa inggris ke korea sebanyak 25 halaman selesai dalam waktu 3 jam saja!

Amazing? Itulah ajaibnya, karena gadis itu fasih berbahasa asing, jadi tugas seperti ini tentu bukan kendala berarti baginya.

Ini baru jam 2 siang, berarti masih ada waktu beberapa jam sampai rapat divisi BEM FE ala teleconfrence dimulai.

Akhirnya Seungwan memutuskan untuk kembali ke gedung asrama, tidur sebentar, lalu siap-siap rapat.

Top banget dah!

🌼🌼🌼

Seungwan mengangguk sekilas pada ahjumma penjaga asrama.

Karena gadis itu berasal dari Kanada, maka ia tinggal di dorm kampus, tepatnya di asrama A3. Mayoritas penghuni asrama itu adalah mahasiswa semester 1. Tidak ada pembagian tertentu, laki-laki dan perempuan tinggal di gedung yang sama dan ditempatkan secara acak.

Kemarin penghuni sebelah baru saja pindah, otomatis kamar yang letaknya persis di sebelah kamar Seungwan dalam keadaan kosong.

Tadi ia juga sempat sedikit menguping pembicaraan para penjaga asrama katanya ada orang yang akan pindah ke kamar sebelah besok sore.

Mungkin nanti Seungwan akan membeli beberapa camilan, siapa tahu tiba-tiba penghuni baru itu main ke kamarnya, seperti tradisi pindahan pada umumnya.

🌼

"Oke guys, hari ini rapat teleconfrence kita tutup. Selamat bekerja dan ingat bikin tugas, jangan gara-gara acara kampus kalian anggurin kuliahnya. Ngerti???"

"Siap kak Taem!" Jawab semua fungsio junior divisi 3 BEM FE hampir serempak, tentusaja via skype.

Jadi seperti rencana, karena kesibukan masing-masing anggota, rapat kali ini dilakukan dengan metode teleconfrence lewat group call di skype. Kebiasaan ini telah berlangsung cukup lama, bahkan divisi lain akhir-akhir ini juga ikut rapat dengan cara serupa.

Sebagai anggota divisi 3 yang memprakarsai metode ini tentusaja Seungwan sangat bangga dengan kreativitas divisinya.

"Karena rapatnya udah beres yang ada tugas atau keperluan lain boleh sign out, tapi untuk Sehun sama Suzy tunggu dulu. Kakak mau ngecek progress project kalian."

"Baik kak."

Kemudian Seungwan log out dari group call lalu kembali membuka program microsoft word untuk menyelesaikan tugas ekonomi mikro.

Baru 15 menit bekerja tiba-tiba gadis itu merasa ngantuk.

Seungwan memakai jaket parkanya lalu berjalan keluar, ia ingin sekaleng kopi hangat dari mesin otomatis dekat lorong sebelah.

Setelah mengunci kamar, ia berpapasan dengan seorang cowok berkulit pucat yang menggendong ransel besar, Seungwan mengangguk padanya tapi pemuda itu malah membuang muka.

Apa lagi maksudnya?

Dengan agak dongkol gadis itu begergegas pergi, namun panggilan cowok itu sukses membuatnya berhenti,

"Woy ombre bontot!"

Seungwan berbalik, ia membuka tudung jaketnya. "Lo gak manggil gue kan?"

Cowok itu mendengus, "Gue emang manggil lo bontot! Lo yang waktu itu dateng ke bazzar kan?"

Seungwan mulai menganalisa, dan sial sekali, ternyata cowok yang memanggilnya adalah Min Yoongi. Si dingin yang menangkap basah ia dan Seulgi saat diam-diam memperhatikannya waktu di bazzar.

Keringat dingin membasahi punggung gadis itu, Min Yoongi mulai berjalan mendekat padanya. Habislah sudah.

Jarak mereka makin menyempit, Seungwan diam mematung seolah terhipnotis dan tidak berdaya untuk sekedar mengambil satu langkah mundur. Mata tajam nan dingin Yoongi mengunci tatapannya.

"Lo kamar 305?"

Bukannya menjawab pertanyaan Yoongi, Seungwan malah melirik pintu kamarnya. Gadis secerewet Son Seungwan bisa menjadi bisu didepan seorang Min Yoongi. Sungguh ajaib!

"Cih, diem aja lo sampe lebaran monyet."

Cowok itu berjalan ke depan kamar 306 lalu membuka pintu kamar itu dan masuk dengan santai meninggalkan Seungwan yang entah kenapa masih melongo.

Eh, tunggu... jangan bilang tuh cowok tetangga baru gue?? Tapi katanya dia baru pindah besok...

Tidak tahu kenapa tapi tiba-tiba kepala gadis itu cenat-cenut, agak pusing dengan peristiwa absurd yang barusaja melandanya.

"Mana gue barusan kayak orang bego lagi. Duh malu!"

Kopi kaleng yang ia pesan meluncur turun menimbulkan suara berisik ditengah kesunyian lorong itu.

Setelah membeli kopi, Seungwan kembali ke kamarnya dengan langkah gontai. Ia sedikit memeriksa kamar 306 dari luar, namun tidak terdengar apapun. Sunyi sekali.

Semoga Si Min Yoongi itu bukanlah tetangga barunya.

Positive thinking! Mungkin dia cuma pinjam kamar atau semacamnya.

🌺
TBC
🌺

Cowok Kamar Sebelah (Wendy × Suga)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang