Yoongi menarik kunci kamarnya dan mengantongi benda mungil tanpa strap tersebut ke saku celana Jeansnya begitu ia selesai mengunci pintu kamar.
Ransel yang biasa ia bawa kemana-mana tampak lebih tebal dari biasanya. Hal ini dikarenakan ia memasukkan beberapa benda tambahan untuk seharian ini.
Pemuda beriris sipit itu akan berkunjung ke kampung halamannya, Daegu.
Meskipun sebenarnya ia tidak mau, tapi karena kesepakatannya begitu jadi ia harus tetap berkunjung selama 2 bulan sekali, apapun yang terjadi.
"Pagi dek... rajin banget, habis buang sampah ya?" Yoongi melirik tangan Seungwan yang sedang memegang tempat sampah kosong.
Gadis itu membungkuk hormat, "Pagi kak. Iya baru aja selesai. Kakak mau kemana pagi-pagi gini? Rapi banget."
Entah kenapa seolah dirinya habis terkena sihir, sejak beberapa hari lalu, Seungwan tidak merasa canggung lagi pada Yoongi. Malah dia bisa bercanda dengan cowok itu, walau kadang menurutnya selera humor Yoongi terlalu ketinggian karena sangat sulit membuatnya tertawa, tapi untungnya Yoongi selalu merespon tingkah Seungwan dengan senyuman.
Yup, dengan senyuman yang benar-benar terpampang nyata. Sebenarnya gadis itu agak bingung dengan perubahan sikap sang ketua basket teknik yang terlalu drastis. Ia menduga pasti karena selama ini mereka sering berinteraksi gara-gara ikut mempersiapkan rencana 'penembakan seulgi' Yoongi jadi mau terbuka dengan Seungwan.
Melegakan sekali tentusaja, walau masih sering baper tanpa arah, setidaknya Yoongi mau terbuka pada Seungwan.
Itu merupakan langkah awal yang bagus kan?
"Gue mau pulang ke Daegu nih. Lo mau ikut? Daripada sendirian di asrama?" Tawarnya.
Uuuu tawaran yang menggiurkan... batin Seungwan.
Tapi gadis itu harus tetap memastikan, "Eh? Gapapa nih kak?"
Yoongi mengangguk tanpa ekspresi, "Buruan siap-siap!" Jawabnya agak memerintah.
Satu hal yang belum berubah dari Yoongi, kadang cara bicaranya masih terdengar seolah memerintah dan tidak dapat dibantah.
"I..iya kak. Kakak mau nunggu diluar apa di dalam?"
"Gue masuk aja."
Setelah mempersilakan cowok itu masuk dan menghidangkan sekaleng cola, Seungwan undur diri untuk mengganti pakaian dan bersiap-siap.
Pemuda itu terkekeh pelan saat melihat kondisi tempat tinggal Seungwan, masih dalam kategori rapi tapi beberapa tumpukan surat-surat BEM FE dan gumpalan sampah kertas tampak berserakan di sekeliling meja ruang tamu.
Pasti kemarin tuh anak habis begadang.. tebak Yoongi dalam benaknya.
"Kak, kita kesana naik pesawat apa KTX?"
"Gue milihnya naik kereta dek, cuma sebentar doang kok. Udah gue pesenin tiket tambahan buat elo."
"Makasi banyak kak, nanti gue ganti uangnya. Kira-kira kalo bawaan gue segini kebanyakan gak?" Tanya Seungwan sambil mengacungkan ransel putihnya.
Yoongi meneliti bawaan gadis itu, menurutnya sih aman karena Seungwan cuma membawa tas ransel berukuran sedang yang bahkan tidak penuh.
"Aman kok. Yuk turun! Taksinya udah nungguin dibawah."
Seungwan mengangguk lalu berjalan mengikuti cowok itu.
🌼🌼🌼
Setelah melalui perjalanan panjang dengan kereta KTX selama beberapa jam, sepasang tetangga itu akhirnya sampai di Daegu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Kamar Sebelah (Wendy × Suga)✔
Fanfic[ C O M P L E T E D ] Son Seungwan jauh-jauh datang dari Kanada ke Korea Selatan hanya untuk mencari pemuda bernama 'Yoongi'. Namun ia malah bertemu seorang Min Yoongi, yang dingin, cuek, sarkastik, dan seenaknya sendiri. Dan parahnya lagi, Min Yoon...